Seorang selir baru sebuah kerajaan Qing (Xia Fei) yang hidup dalam bayang-bayang kebencian dari permaisuri Ren yang bersekongkol dengan para selir senior (Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin) karena cemburu dengan perlakuan spesial kaisar Qing Feng pada Xia Fei.
Hari itu permaisuri Ren,Hong Xie, Lou Peng dan Bou Lin dengan sengaja menjebak Xia Fei yang sudah di pengaruhi obat. mendorongnya masuk kedalam kamar pangeran kedua (pangeran Li).
Xia Fei yang sudah lemas dan tak berdaya berusaha melarikan diri sekuat tenaga.hingga membuatnya tersudut dipinggir tebing.
Para selir sengaja mendorong Xia Fei hingga membuatnya jatuh kedalam jurang dan tenggelam kedalam air.
Gelang giok pemberian kaisar tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang menyilaukan.membuat Xia Fei menutup mata.
Ketika tersadar dirinya berada di sebuah tempat yang asing.dengan orang-orang yang terlihat asing serta memakai baju yang aneh.
Dimana sebenarnya Xia Fei berada??
Seperti apa kehidupan Xia Fei selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tutie arsyek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Malam ini,Xia Fei mencoba menjalankan tugasnya dengan baik.
Ia menunggu Kai di ruang kerja dengan duduk-duduk santai di sofa.
Semua orang (Leo, Jerry dan Merry) sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. Seperti perintah yang tuan besar berikan waktu itu. 'tidak ada yang boleh berkeliaran di sekitar paviliun setelah jam tujuh malam'.
Xia Fei menatap sekeliling ruangan.
Bisa saja dia mengobrak-abrik seisi ruangan itu untuk mencari gioknya. Tapi Xia Fei harus melakukannya pelan-pelan. dia tidak ingin Kai mencurigainya.
Ada baiknya mengenal ruangan itu terlebih dulu termasuk tempat-tempat tersembunyi yang sangat Kai jaga.siapa tahu gioknya berada disana.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi belum ada tanda-tanda kedatangan Kai.
Berkali-kali Xia Fei menguap. Tapi tidak berani merebahkan tubuhnya.ia takut jika tertidur lagi seperti kemarin.
Xia Fei terus menjaga matanya agar tetap terjaga. Sesekali tubuhnya oleng tapi berkali-kali itu pula Xia Fei menggeleng kepala dan mengerjapkan matanya agar tetap sadar.
Hingga jam menunjukan pukul sepuluh malam.
Xia Fei yang mencoba mempertahankan kesadarannya pun akhirnya runtuh juga.
Ia kembali tertidur di sofa ruang kerja.
Jam menunjukan pukul sebelas malam.
Mobil Kai pun memasuki parkiran.
Kai kembali di buat kesal ketika mendapati wanita itu kembali tertidur.
"dasar tukang tidur" Kai menatap Xia Fei yang sudah terlelap di sofa.
Ia pun bergegas mengganti bajunya dengan piyama. Lalu pergi ke ruang bar mengambil salah satu koleksi minuman yang dia beli di luar negeri.
Meneguk minuman itu sambil menikmati alunan musik favoritnya.
Teguk demi teguk minuman itu masuk kedalam tenggorokannya.hingga menyisakan setengah botol.
Kai pun beranjak dan kembali ke ruang kerjanya. Dengan gelas wine yang masih di tangannya.
"wanita ini terlalu dimanjakan, seenak jidatnya tidur dan memakai bajuku"
Tatapan Kai tajam pada Xia Fei yang masih tertidur pulas.
Perlahan Kai berjalan menghampiri.
"bukannya menggeledah ruangan malah numpang tidur, sebenarnya apa yang ingin kamu cari dariku? Dan siapa yang menyuruhmu?" Kai berdiri menatap Xia Fei.
Tanpa Kai sadari, terulas senyum dari bibirnya kala itu.
Ditatapnya lekat Xia Fei yang terlelap.
Sorot matanya perlahan berpatroli menatap setiap inci tubuh Xia Fei yang berbalut kemeja putih miliknya.
"menggemaskan" lagi sebuah senyum merekah dari bibirnya.
Kai menatap celana dalam berwarna hitam yang mengintip dari balik kemeja putih yang di pakai Xia Fei.
GLEK
Kai merasa wanita yang ada di hadapannya sedikit membuatnya tergoda.
"hhmmm,lumayan...."
Dengan perlahan Kai mendekat,duduk di samping Xia Fei, lalu meletakkan gelasnya diatas meja.
Matanya kembali menatap lekat wanita itu lalu mengelus pipi halus Xia Fei dengan lembut.
Entah bagaimana? Hasratnya tiba-tiba tergugah.
GLEK
Tangannya bergerak perlahan mengikuti lekuk tubuh wanita yang ada didepannya. Hingga akhirnya tangan itu berhenti di paha nan mulus dan putih bak kulit bayi.
GLEK
Lagi,Tanpa sadar Kai menelan saliva berat.
Perlahan Kai mengangkat dagu Xia Fei lalu mencium bibir wanita itu dengan lembut.
Manis, itulah yang Kai rasakan saat bibir mereka bersentuhan. Di jilatnya bibir ranum itu dengan lembut berkali-kali.
Tangannya mulai menggerayangi dada Xia Fei lalu meremas dua dada bulatnya pelan.
"uummhh" tanpa sadar satu desahan meluncur dari bibir pria itu.
Hasratnya semakin bergejolak hingga membuat Kai kehilangan kesadaran sejenak.
Tangannya terus bergerilya menggerayangi tubuh Xia Fei.perlahan tangan kekar itu menyikap kemeja putih hingga memperlihatkan seluruh bagian bawah yang berbalut kain hitam segitiga yang menutupi bagian sensitif Xia Fei.
GLEKK
Malam ini hasrat Kai benar-benar bergelora.
Dengan pelan Kai mulai memainkan jemarinya di bagian area sensitif itu.bergerak naik turun dengan ritme yang sangat pelan.sementara bibirnya kembali mengulum bibir Xia Fei yang masih tidak bergeming sama sekali.
Tangannya terus bergerak pelan, menyelusup masuk kedalam kain segitiga hitam yang dipakai Xia Fei,menyeruak lebih dalam lalu dengan lembut memasukan jemari tengahnya dengan gerakan perlahan.
Kai merasakan juniornya mulai berdiri tegak dan kokoh.menyembul dari balik celana piyamanya.
Gerakan lembut jemari tengahnya pun semakin lama semakin cepat.
Kai mulai mengulum bibir Xia Fei dengan rakus.
Lenguh pria itu pun tanpa sadar semakin sering terlontar dari bibirnya.seiring dengan semakin tegak dan keras junior miliknya di bawah sana.
"uummhh....." Xia Fei bergeliat.
Seketika Kai tersadar,ia bergegas menarik tangannya keluar lalu berdiri dan menyembunyikan kedua tangannya di belakang.
"tu-tuan besar...." Xia Fei yang menyadari kehadiran tuan besar sontak bangun dari tidurnya.
"ma-maaf, aku ketiduran lagi.aku....."
" tidak perlu minta maaf, pergilah ke kamarmu. Mulai besok kerjakan tugasmu dengan benar aku tidak ingin melihat kamu tertidur lagi. Mengerti? " Kai kembali memasang wajah dingin dan arogannya.
" baik tuan besar, sekali lagi aku minta maaf" Xia Fei pun pergi berlalu menuju kamar dan kembali melanjutkan tidur disana.
"huh" Kai menghembuskan nafas lega. Tidak bisa di pungkiri jika saat itu ia merasa wajahnya sedikit panas.
Rasanya seperti seorang pencuri yang hampir ketahuan.
Kai terdiam.ia merasa ada yang salah pada dirinya.
"bego,kenapa gue harus takut? bukankah ini wilayah kekuasaan gue?bangsat...gue ini kenapa?kalau memang mau gue kan bisa paksa dia.kenapa jadi malah gue kaya pencuri?" Kai terus menggerutu.
Kai menjatuhkan tubuhnya di sofa. Memijat pelipisnya yang terasa berat.lalu diam-diam mencium aroma yang masih tertinggal di jari telunjuknya sambil memejamkan kedua matanya.
Ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal itu.
"bangsat.... gara-gara dia gue jadi pusing begini?"
Kai benar-benar kesal pada dirinya sendiri. Padahal dia bisa saja memaksa wanita itu untuk melampiaskan nafsunya. Siapa juga yang akan marah dan ikut campur? Tapi kenapa dia malah membiarkan wanita itu lolos sementara dia merasa bersalah dan serasa telah menjadi pelaku kejahatan.sementara nafsunya yang bergejolak malah dibiarkan turun dengan sendirinya.
Do you miss me too?
When the silence starts to burn
Can you feel me near
When your thoughts begin to turn
Nada dering everhits mengalun dari ponsel Kai.
Sebuah panggilan masuk dari 'zane' nampak di layar ponselnya.
"Kai, dimana lu? Gue sama yang lain udah standby di bar biasa"
" oke, gue otw"
Kai bergegas mengganti bajunya lalu langsung meluncur ke bar tersebut.
"ho-ho....ada apa ini? Kenapa wajah lu di tekuk begitu? Habis nyuri mangga di kebun siapa lu? "Ethan langsung mengejek Kai yang baru saja tiba.
"gue lagi males debat sama lu" di teguknya minuman yang ada di table sampai tak bersisa.
"masih belum ketemu yang bakar club Vaness?" Zane mencoba menebak apa yang membuat mood temannya se-down itu.
"udah"
"terus kenapa muka lu nekuk gitu?" Arthur langsung menuang minuman kembali kedalam gelas kosong di tangan Kai.
"gak ada" Kai mencoba menutupi penyebab kemarahannya malam ini dari teman-temannya.
Rasanya pasti sangat malu dan gengsi jika ketiga temannya tahu tentang apa yang terjadi tadi padanya.
"lu butuh penyegaran, Kai. Tapi tenang gue udah siapin sesuatu buat lu" Ethan melambaikan tangan. seperti sedang memanggil seseorang yang berada di table paling pojok bar.
Dan tidak lama seorang wanita pun datang menghampiri mereka.
Wanita dengan riasan mencolok dan gaun merah yang seksi.
Tanpa ragu, wanita itu langsung duduk di pangkuan Kai.
"Kai, gue udah siapin obat yang bisa meredakan pusing lu.sana pergi.... nikmati malam ini" Ethan memberi kode pada wanita itu dan dengan sigap wanita itu langsung menarik tangan Kai untuk ikut dengannya.
Kali ini Kai sama sekali tidak bisa menolak. tidak seperti kemarin yang malah mendorong wanita yang mencoba mendekatinya.
Dengan gontai Kai mengikuti langkah wanita itu dari belakang. Masuk kedalam mobil dan meninggalkan bar menuju rumahnya yang lain.