Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.
Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.
Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.
Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?
Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Kelas Pertama
Hari yang baru telah dimulai, dan hari ini Luna mulai masuk ke Kelas pertamanya setelah Pemberitahuan Jadwal miliknya diumumkan.
Luna melangkah perlahan menyusuri Koridor, melihat satu persatu papan nama Ruangan itu, mencari nama Kelas pertamanya.
Setelah cukup lama ia mencari, akhirnya ia menemukan Ruangan itu, Kelas Alkimia 3.
Karena banyaknya Pelajar yang memilih Kelas ini, akhirnya Kelas ini dibagi menjadi 3 bagian dengan Profesornya masing-masing.
Luna masuk setelah mengetuk pintu dan mengatakan alasan keterlambatannya di Kelas itu, untungnya Profesor tersebut tidak mempermasalahkannya, dan para Pelajar yang berada di Kelas itu juga tampak bersikap acuh.
“Fyuh, untungnya tidak ada masalah..” Luna menghela nafasnya lega, ia melangkah masuk dan memilih tempat kosong untuk ia tempati.
“Saya yakin beberapa diantara kalian sebelumnya sudah memilih Kelas ini, namun beberapa yang lainnya juga baru saja bergabung. Dan saya harap untuk para Pelajar yang baru saja bergabung agar dapat segera beradaptasi.” Ujar Profesor itu.
“Kalian bisa mencari Informasi tentang nama Bahan-Bahan sederhana yang dibutuhkan untuk Meracik Ramuan dan apapun yang penting di Perpustakaan Utama untuk meningkatkan Pengetahuan kalian dan mengejar ketertinggalan kalian pada Materi sebelumnya yang sudah terlewati.” Lanjutnya.
“Perpustakaan Utama..”
Luna memperhatikan dengan baik Pemaparan yang dijelaskan oleh Profesor, namun ia tak mengerti sedikitpun meski yang dijelaskan hanya masih Teori-Teori Dasarnya saja.
“Tampaknya aku harus lebih banyak berusaha, dan jika ada waktu aku harus berkunjung ke Perpustakaan Utama.” Batin Luna.
“Baiklah sampai disini saja hari ini, di Pertemuan selanjutnya kita akan mulai melakukan Praktek langsung. Jadi harap tingkatkan Kemampuan Pemahaman kalian terlebih dahulu sebelum Pertemuan selanjutnya tiba.” Ujar Profesor.
Setelah mengatakan itu, Profesor keluar meninggalkan Ruangan itu terlebih dahulu sebelum akhirnya para Pelajar juga mulai keluar.
Luna melihat Catatan Jadwal yang ia miliki.
“Hm.. Jeda 30 menit sebelum Kelas selanjutnya dimulai.” Gumamnya.
Luna merenggangkan tubuhnya, dengan malas ia bangun dari tempat duduknya untuk melangkah keluar dari Kelas itu.
“Baiklah.. Terlebih dahulu aku harus mencari Kelasnya. Akademi ini begitu besar, dan aku sangat kesulitan untuk menemukan satu persatu Kelasnya, apalagi untuk tiba dengan tepat waktu. Kurasa itu tidak mungkin..” Gumam Luna, mengamati kemudian mengikuti Petunjuk dari Catatan itu.
[Kelas Sihir Elemen terletak di Bagian Utara dari Aula Utama Akademi].
“Yah.. Bagaimana aku bisa tahu Kelasnya jika hanya diberitahu seperti itu?” Oceh Luna.
“Sepertinya aku pernah menulis Deskripsi Peta yang lebih Rinci tentang Akademi ini di Novel.. Tetapi dimana letaknya ya?”
“Kamu bisa coba mencarinya di Perpustakaan Utama.”
Luna menoleh dengan cepat, Elena sudah berada disampingnya memandangnya.
“Kau mengagetkanku lagi Elena..” Ujar Luna
“Oh, benarkah?” Tanya Elena, tersenyum seolah keisengannya telah berhasil.
“Tunggu, tadi kau bilang di Perpustakaan Utama?” Tanya Luna.
“Ya. Kamu bisa mencari semua yang ingin kamu ketahui disana, lengkap. Asal tidak malas mencari saja maka kau akan mendapatkannya.” Jelas Elena.
“Oh.. Aku mengerti..”
“Em.. Elena. Kemana kamu akan pergi?” Tanya Luna.
Melihat dari pakaian yang Elena kenakan membuatnya tidak yakin jika ELena akan segera masuk ke Kelas selanjutnya.
“Ada Misi lagi?” Sambung Luna.
“Kau benar. Tapi kali ini sepertinya hanya akan selama.. 2-3 Hari, mungkin?” Ucap Elena tidak terlalu yakin.
“Bersama dengan kak Alsean, Sierra, dan Edwin juga?”
“Kau juga kenal Sierra?” Tanya Elena.
“Ya, Serra adalah teman sekamarku.”
“Elena.” Panggil seorang gadis, Elena mengangguk mengerti.
“Aku sudah harus pergi Luna.”
“Eh, bisakah kau memberitahuku dimana arah ke Kelas Sihir Elemen?” Pinta Luna.
“Oh, kau masuk Kelas itu?” Tanyanya, Luna mengangguk.
Elena memberitahu beberapa tempat yang harus Luna lewati sebelum akhirnya tiba di Kelas itu dengan singkat dan mudah dimengerti.
“Tapi.. Karena Kelas ini banyak Praktek langsungnya, kurasa lebih baik jika kamu langsung ke Halamannya saja. Mungkin Profesor dan yang lainnya akan berada disana saat ini.” Ujar Elena, ia langsung pergi setelah menyelesaikan perkataannya.
“Eh-”
“Kau belum memberitahuku dimana tempat Halamannya~” Luna menghela nafasnya.
Ini sama saja seperti ia tak pernah menanyakan arah kepada Elena, namun dengan versi yang sedikit lebih baik karena ia sudah tahu tempat Kelasnya berada.
“Sudahlah, aku akan mencarinya sendiri dengan ingatan dan firasatku.”
..._...
“Maaf sedikit terlambat, apa sudah mulai?” Tanya Elena, tiba di salah satu Ruangan yang hanya berisi beberapa orang disana.
Ruangan bernuansa gelap yang hanya diterangi oleh lilin-lilin disetiap sudutnya.
Orang-orang yang berada di Ruangan itu tampak santai, ada yang hanya bersandar di dinding dengan kakinya yang ditekuk sembari memainkan Sihir kecil, ada juga yang sedang duduk di Sofa tengah Ruangan itu.
Namun atmosfer dalam Ruangan itu menunjukkan hal yang sebaliknya, suasana dingin.
“Tidak biasanya, apa ada yang menghambatmu, Elena?” Tanya Chelsea.
Chelsea, Senior Elena di Akademi. Tampilannya sederhana, tetapi meski begitu ia memiliki Kemampuan yang dapat diandalkan.
“Tidak, hanya bertemu teman sebentar.”
“Teman? Apa dia sangat penting sampai waktumu harus disita hanya karenanya?” Ujar seorang pria, Vandore.
Elena tak mengatakan apapun untuk itu.
“Sudahlah, lagipula dia masih belum terlambat. Leontius masih belum tiba kemari.”
“Hanya karenamu terlalu membebaskannya, lihat dia sudah cukup berani sekarang. Bagaimana untuk kedepannya nanti?” Ucap Vandore, lanjut mengoceh.
“Berisik sekali, kau terlalu banyak berbicara Vandore.” Ujar Alsean yang tengah duduk di Ruangan itu.
Hanya karena kalimatnya, Vandore tak lagi mengatakan apapun, dan ia hanya berdecak kesal.