NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:742
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Sudah sebulan aku belajar dan tinggal di pondok pesantren dengan orang-orang baru yg lingkungan yg baru.

Aku dalam berproses hijrah, aku sudah merubah cara berpakaian ku.

Aku sekarang memakai gamis dan jilbab lebar. Aku merasa nyaman dengan lingkungan baruku saat ini.

Mereka yg selalu membimbingku dalam berhijrah.

Sekarang aku sudah melupakan Fadli.

Sore ini aku lagi duduk di gazebo bersama temanku Ami. "Nay nyaman gak disini? " tanya Ami padaku.

"Alhamdulillah aku nyaman Mi, " jawabku sambil tersenyum kepadanya.

"Syukurlah jika ukhti nyaman, " katanya lagi memanggilku dengan sebutan ukhti.

Kami tertawa menikmati sore sambil ngemil kacang goreng.

"Nay, besok kita ke pasar yuk ana mau sekalian ke toko buku, "

Ami mengajakku sambil memasukan kacangnya ke mulut.

"Wah boleh tuh aku juga pengen beli baju gamis dan jilbab, " kataku.

"Ok kita pergi habis dzuhur besok ya, "

Kami balik ke asrama karna sebentar lagi akan masuk waktu maghrib, kami mengambil wudhu dan kami berjalan ke mesjid untuk sholat berjamaah.

Kami balik habis sholat isya.

Aku kangen sama mama dan adek-adek aku mengambil HP dan melakukan panggilan, "Assalamu'alaikum kak, " salam Fikri dari sana.

"Wa'alaikumussalam dek, kamu dirumah dek? "

"Ya kak aku dirumah, kakak sehat kak? kok gak pernah nelpon kak? "

"Maaf ya dek, kakak baru bisa nelpon sekarang, mama dan Silvi mana dek? "

"Kak mama sudah dua minggu sakit kak, " terdengar suara serak Fikri di sana.

"Mama sakit apa dek? kok kalian gak ngabari kakak dek? " aku kaget dan tak terasa air mataku berjatuhan.

"Maafkan kami kak, kami gak mau membuat kakak khawatir, sejak kakak pergi mama selalu memikirkan kakak, mama sering gak makan, apalagi waktu itu papa datang ke sini dan marah-marah sama mama karna membiarkan kakak pergi dari rumah, "

"Ya Allah dek ini salah kakak, " tangisku.

"Kakak bisa pulang? " tanya Fikri.

"Insyaallah besok kakak pulang dek, sekarang sudah malam, " jawabku sambil menangis.

"Ya kak besok kakak kabari aku biar aku jemput di terminal. "

Aku menutup telpon dan menangis.

"Kenapa Nay? kamu habis nelpon sama siapa? " tanya Ami yg baru masuk ke kamar.

"Mamaku sakit Mi, "

Aku memeluk Ami dan menumpahkan rasa sedihku.

"Mama sakit apa Nay?"

"Aku gak tau Ami, " jawabku.

"Aku besok pulang Ami," kataku masih menangis.

"Ya Nay besok aku temanin kamu ya, sekarang kamu tidur lagi besok kita berangkat. "

Aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil mencuci muka dan mengambil wudhu. Karna sudah kebiasaanku mengambil wudhu sebelum tidur.

Seperti biasa jam tiga pagi kami sudah bangun. Kami sholat tahajud dan membaca Al Qur'an. Aku pengen cepat-cepat pulang dan ketemu mama.

"Nay jam tujuh kita berangkat ya," kata Ami padaku pulang dari mesjid.

"Ya Ami aku siap-siap dulu, " jawabku.

Jam tujuh pagi kami berangkat dari asrama, kami menuju terminal dan menunggu keberangkatan.

"Assalamu'alaikum kak, kakak jadi pulang? " Fikri mengirim pesan padaku.

"Jadi dek kakak lagi di terminal menunggu keberangkatan, " balas ku.

"Kakak hati-hati jangan lupa kabari aku, " "Ya dek nanti kakak kabari kakak bawa teman dek, "

"Ok kak kami tunggu. "

Kepalaku terasa berat bangat, mobil mulai melaju aku memejamkan mata karna gak kuat menahan sakit kepala.

Semalaman aku juga gak bisa tidur.

"Ami aku tidur ya kepalaku sakit bangat, " kataku pada Ami.

"Ya Nay kamu tidur saja, " katanya.

Ami sahabat ku di waktu SD dia yatim piatu sedari kecil karna orang tuanya kecelakaan. Dulu dia tinggal di panti asuhan. Kami selalu bersama dulu ketika SMP kami berpisah karna Ami masuk pesantren ada orang baik yg membiayai pendidikannya, sedangkan aku sekolah di MTsn. Karna papa gak lagi pulang, mama yg membiayai kami.

Adekku juga sekolah jadi aku gak bisa di pesantren.

Satu hari satu malam kami dalam perjalanan, jam 9 pagi kami sampai terminal. "Kita naik maxim aja Nay, " ajak Ami padaku.

"Ok aku pesan dulu ya, " kami menunggu maxim, "Kayanya ini deh, " ucapku sambil menunjuk mobil yg berhenti di depan kami.

"Mari kita naik, " kataku pada Ami.

Kami naik maxim, "Nay apa gapapa aku nginap di rumahmu?, " tanya Ami sambil melihat ke luar jendela.

"Gapapa Ami, kamar tidur di kamarku saja, adek laki laki ku tidur di kamar yg ruangannya beda sama kami, " jelas ku.

Maxim yg kami naiki sekarang sudah sampai di depan pagar rumahku, aku membayarnya dan kami turun.

Aku lihat pagar dan pintu tertutup.

Lalu aku membuka pagar "mari Ami masuk, " ajak ku.

Tok tok tok "Assalamu'alaikum, "

Tiga kali kami mengucapkan salam gak ada jawaban dari dalam.

Aku mencoba nelpon Fikri,

"Fikri kamu dimana?, "

"Aku dirumah kak, "

"Bukain pintu dek kakak di depan ini, "

Fikri membukakan pintu untuk kami dan dia menyalami ku.

"Kok kakak gak ngabari aku kalau sudah sampai? kan bisa aku jemput, "

"Lama, " ucapku sambil masuk ke dalam.

Aku menoleh ke belakang, Ami masih berdiri di luar, "Ami masuk yuk, " ajakku.

Ami pun masuk.

Aku mengantarkan Ami ke kamarku, "kamu istirahat ya di sini, aku mau ke kamar mama dulu, " kataku sambil melangkah keluar.

Aku masuk ke kamar mama, aku lihat mama lagi tidur, badan mama kurus bangat. Aku memeluk dan mencium mama.

"Maa, bangun ma Nay pulang ma, " aku menangis memeluk mama.

Mama membuka mata dan membalas pelukan ku.

"Mama kangen nak, "

"Nayla juga kangen sama mama, "

Mama mencium ku membelai rambut ku.

"Jangan pergi lagi ya nak, " aku melihat mama menangis.

Aku menghapus air mata mama, "Nay gak akan pergi lagi ma. "

"Mama mau makan apa? " tanyaku pada mama sambil memijit badan mama.

"Mama sudah makan sayang, " mama menggenggam tanganku dan menatapku sendu.

Aku teringat permintaan mama yg memintaku untuk segera menikah.

Aku ingin membahagiakan beliau.

"Dijemput Fikri nak? " tanya mama.

"Gak ma Nay naik maxim, Oh ya ma Nay pulang ditemani Ami, " ucapku.

"Ami? " terus mana dia nak?

"Dia lagi istirahat di kamar Nay ma."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!