Menikah?
Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.
"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.
"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"
Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?
Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.
Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Singkat Tama
Seperti kemarin, ajakan menikah Tama kali ini pun mendapatkan penolakan dari Embun. Tapi tidak seperti kemarin, penolakan Embun kali ini memiliki alasan.
"Kalau nikah dalam waktu dekat, kayanya enggak bisa deh, Bang. Abang kan tau sendiri, aku masih kuliah. Baru semester 4 lagi. Dan sebenarnya setelah selesai kuliah aku pengen kerja," jelas Embun.
Tama bisa memahami alasan yang Embun berikan. Terlebih usia Embun saat ini memang masih sangat muda.
Tama tersenyum tipis.
"Oke, aku paham kok," ujar Tama.
Respon singkat Tama membuat Embun jadi bertanya-tanya.
"Abang kecewa ya sama jawaban aku?"
"Kecewa? enggak sampai kecewa sih. Aku paham kok, apalagi sekarang kamu masih muda banget. Sama kaya kamu, Amara juga pasti belum mikirin nikah sih. Jadi wajar kalau sekarang kamu juga belum mikir soal pernikahan," ujar Tama. "Enggak papa, aku bakalan tunggu sampai kamu siap kok," tambahnya lagi.
Embun tersenyum tipis, ada rasa bahagia karena Tama bisa mengertikan posisinya. Tapi disisi lain Embun merasa bersalah kepada Tama.
Embun menatap Tama lembut.
"Aku tau kalau Abang udah pengen nikah. Jadi, kalau seandainya Abang ketemu sama perempuan yang sekiranya cocok dan emang udah siap nikah, aku enggak papa kok kal---"
Embun mendadak terdiam saat melihat ekspresi wajah Tama yang tampak dingin dan marah. Untuk sesaat, Embun bingung dengan apa yang terjadi.
"Ken--"
"Kamu masih tanya kenapa?" ujar Tama memotong ucapan Embun.
Embun terdiam.
"Embun, sekarang aku tanya sama kamu. Apa kamu pikir cinta aku ke kamu itu cuma main-main doang?" tanya Tama.
Embun menggelengkan kepala. Sungguh, dia tidak pernah berpikir kalau cinta Tama pada dirinya hanya main-main saja. Embun tau kalau Tama benar-benar mencintainya, karena dia sendiri bisa merasakannya.
"Lalu kenapa kamu dengan gampangnya ngomong kalau kamu enggak masalah seandainya aku menikah sama perempuan lain? aku memang pengen cepet-cepet menikah, Embun. Tapi itu sama kamu, bukan sama perempuan lain. Alasan aku pengen cepet menikah juga karena kamu. Karena seandainya aku sama perempuan lain belum tentu aku punya keinginan untuk menikah cepat."
Ucapan Embun benar-benar membuat Tama merasa marah. Dia tidak menyangka kalau Embun bisa mengatakan hal itu kepadanya. Dan ya, ucapan Embun membuat hatinya terasa sakit.
Embun menundukkan kepala, kali ini dia benar-benar merasa bersalah kepada Tama. Embun sadar kalau tidak seharusnya dia mengatakan hal itu. Kalau dibalik Tama yang mengatakan itu kepadanya, Embun pun akan merasa sedih dan marah.
Embun memberanikan diri untuk mengangkat kepala dan menatap Tama.
"Maaf Bang, aku enggak bermaksud ngomong gitu. Aku cuma--- aku---" Kali ini Embun benar-benar kehilangan kata-kata.
Melihat dan mendengar ucapan Embun, ekspresi Tama yang tadinya tampak dingin dan marah kini berangsur-angsur mulai terlihat lembut. Sampai akhirnya senyum tipis tersungging dibibirnya. Tama mengulurkan tangan mengusap puncak kepada Embun.
"Iya, aku maafin kok," ujar Tama, "tapi lain kali jangan ngomong kaya gitu lagi ya. Kamu bikin aku sedih Embun. Aku jadi merasa kalau kamu meremehkan perasaan yang aku miliki sama kamu," ujar Tama.
"Iya Bang, aku paham. Aku minta maaf, dan aku janji enggak bakal ngomong kaya gitu lagi."
Tama menganggukkan kepala.
"Iya, aku maafin sayang. Dan aku bakalan pegang janji kamu. Kalau sampai kamu ingkar janji, aku bakalan nikahin kamu detik itu juga," ujar Tama.
Sayang? Tama memanggilnya sayang lagi Embun yang mendengar ucapan Tama tertawa kecil. Melihat tawa Embun, Tama pun ikut tertawa kecil.
"Ya sudah, kalau gitu sekarang kamu masuk. Jangan lupa bersih-bersih, habis itu langsung istirahat. Enggak boleh begadang pokoknya," ujar Tama.
Embun menganggukkan kepala lagi.
"Abang hati-hati dijalan, kalau udah sampai jangan lupa langsung kabarin aku," ujar Embun.
"Iya, pasti nanti langsung aku kabarin kok," jawab Tama.
Setelahnya Tama meminta Embun untuk masuk ke rumah. Baru setelah Embun masuk, Tama kembali ke mobil dan beberapa saat kemudian meninggalkan area rumah Embun untuk pulang ke rumahnya sendiri.
Tunggu ke KUA dulu dong
G maksa tapi kl Embun mau pasti happy y Tama🤗