Rania Zakiyah, gadis berumur 21 tahun yang terpaksa nikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Akankah pernikahan mereka berlanjut atau harus berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Maksud abang apa?" ucap Rania setelah mereka sudah masuk ke dalam mobil yang Rafa kendarai. Rania terpaksa ditarik pergi menjauh dari keramaian yang akan timbul karena pengakuan hubungan mereka berdua. Rafa sudah mengendarai mobil pergi meninggalkan halaman parkir penginapan Rania.
"Bukannya kita akan pisah? Kenapa hubungan kita malah abang bongkar? Argghhh Gara-gara pengakuan abang ini semua akan jadi rumit. Bagaimana dengan pacar abang nanti kalau dokter Arlo bilang kalau abang sudah nikah sama Rania?" Rania memegang kepalanya, rasanya dia ingin menjambak rambutnya.
Strrrrtttttt.. Suara ban terdengar dengan kasar, tiba-tiba Rafa membanting mobilnya agar menepi. Dengan kesal, Rafa melepas safety belt yang dia gunakan dan menghadap ke Rania.
"Kamu barusan bilang apa, Rania?" tanya Rafa dengan nada yang pelan namun memancarkan sorot mata yang menakutkan. Jarak mereka yang sangat dekat membuat jantung Rania tidak aman.
"Bisa abang mundur dulu?" Rania mendorong dada Rafa agar sedikit menjauh.
"Kenapa? Kamu takut abang melakukan yang seperti ini?" Tanpa permisi tiba-tiba saja Rafa langsung menempelkan bibirnya ke bibir Rania. Rafa menutup matanya sedangkan Rania melebarkan matanya dengan sempurna. Serangan mendadak dari Rafa membuat jantung Rania seolah berhenti.
"Nafas, Rania" ucap Rafa ketika sudah melepaskan bibirnya dari bibir Rania. Rania tersadar.
"Ha.. Ha.. Ha.." suara nafas Rania terdengar kembali. Rafa malah tertawa melihat tingkah Rania yang menurutnya lucu. Rania menoleh ke Rafa.
"Lucu? Kenapa abang tiba-tiba cium Rania? Abang sudah suka sama Rania?" Rania kembali menyerang Rafa dengan pertanyaan.
"Apa kamu masih butuh jawaban dengan apa yang baru saja abang lakukan? Apa kamu tidak mengerti kenapa tiba-tiba abang datang kesini meninggalkan kantor dengan setumpuk pekerjaannya?" tanya balik Rafa membuat Rania hanya diam. "Kalau kamu masih butuh jawaban, abang akan kasih tau. Ya, abang sudah cinta sama kamu Rania" lanjut Rafa. Pernyataan Rafa seketika membuat tubuh Rania kaku.
"Abang cinta sama Rania?" Rania mengulangi kata-kata Rafa dengan pelan, Rania takut jika dia salah dengar.
Rafa mengangguk. "Ya, abang cinta sama Rania". Rania menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Rania tidak percaya jika laki-laki yang saat ini sedang mengisi hatinya juga merasakan apa yang Rania rasakan.
"Mungkin abang terdengar egois dan jahat jika meminta Rania tetap bersama abang dengan kekurangan abang yang jauh dari agama. Abang tahu jika abang sangat jauh dari laki-laki impian Rania. Tapi bolehkah abang meminta Rania tetap disisi abang, membimbing abang mengenal Tuhan dan menjadi imam yang baik buat Rania?" Rafa menggenggam tangan Rania yang sudah dingin dan berkeringat. Rania menatap Rafa mencoba mencari kebohongan lewat mata Rafa. Tapi Rania tidak menemukan kebohongan disana.
"Bagaimana dengan Mbak Bella, Bang? Bukannya kalian masih bersama?" tanya Rania yang tidak mau menjadi pelakor di hubungan Rafa dan Bella.
"Abang sudah mencoba mengakhiri hubungan dengan Bella dari dua minggu yang lalu. Tapi Bella tidak mau abang putusin sehingga dia mencoba bunuh diri. Abang menemani Bella di rumah sakit karena diminta oleh orang tuanya, mereka takut jika Bella kembali bunuh diri ketika melihat Abang tidak ada. Maaf, jika waktu itu Abang ga jujur dan membuat kamu kecewa. Abang takut kamu berfikir jika Abang masih cinta sama Bella. Maaf juga karena sudah menuduh kamu dengan Arlo. Abang benar-benar minta maaf. Setelah pulang dari sini, abang akan menemui keluarga Bella dan mengakhiri semuanya" Rafa menjelaskan semuanya. Rafa tidak ingin ada yang ditutupi lagi. Hubungannya dengan Rania adalah hal yang sangat penting saat ini.
"Kamu percaya kan sama Abang?" tanya Rafa. Rania kembali mengangguk.
"Jadi kita pacaran?" tanya Rafa.
"Pacaran setelah menikah" jawab Rania malu-malu. Lagi-lagi Rafa tersenyum, wajah Rania yang sedang malu-malu sangat cantik.
"Abang boleh melakukan lagi yang tadi?" tanya Rafa. Rania tahu maksud dari pertanyaan Rafa tadi.
"Tadi aja langsung nyosor, sekarang malah pakai nanya mulu" cemberut Rania dan malah mendapat cubitan kecil di hidungnya.
"Soalnya tadi cerewet banget. Gimana boleh ya?" Rafa memainkan matanya menggoda Rania. Rania hanya bisa mengangguk malu. Untung saja sudah malam dan keadaan dalam mobil tidak terlalu terang jadi wajah merah Rania tidak terlihat.
Rafa perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke Rania. Jantung mereka berdua sudah sama-sama tidak aman. Ini adalah pengalaman pertama bagi Rania. Berbeda dengan Rafa yang sudah pernah melakukannya dengan Bella. Rania menutup matanya ketika hembusan nafas Rafa mulai menyentuh wajahnya. Hidung mereka sudah bersentuhan, hanya tinggal beberapa centi lagi bibir mereka akan bertemu.
Tok... Tok.. Tok...
Kaca mobil diketuk dari luar. Rafa dan juga Rania langsung membuka mata mereka. Rafa melihat siapa yang menggagalkan kesenangannya.
"Bangs*t" caci Rafa yang sudah emosi.
"Mulutnya, Bang"
"Astaga, lupa sayang" Rafa memukul mulutnya membuat Rania tertawa. Panggilan sayang yang diucapkan Rafa membuat hati Rania berbunga-bunga.
"Abang keluar sebentar ya? Kamu disini dulu" kata Rafa sebelum membuka pintu untuk melihat siapa yang mengetuk jendela mobilnya. Rania mengangguk.
"Kalian? Astaaaagaaa, bisa ga sih ga sah ganggu" terdengar suara Rafa yang sedang marah.
"Kalian mau berbuat mesum ya? Ga bisa bayar hotel?" tuduh lawan bicara Rafa sambil tertawa. Dari suaranya, Rania tahu itu siapa. Setelah merapikan kerudungnya, Rania langsung membuka pintu mobil.
"Bang Grey? Keyla?" panggil Rania setelah sudah keluar dari mobil. Grey, Keyla dan juga Rafa sama-sama menoleh ke arah Rania.
"Kalian kok bisa disini?" tanya Rania yang berjalan mendekati mereka dan berhenti berdiri di samping Rafa.
"Maaf, Ran. Tadi kami rencana mau makan diluar tapi tiba-tiba Kak Grey lihat mobil yang dikendarai Kak Rafa. Takut ada apa-apa jadinya Kak Grey menepi dan sekarag kami disini. Kalian ga kenapa-kenapa kan?" Rania menggeleng.
"Rafa ga ngapa-ngapain kamu kan, Ran?" celetuk Grey dan malah mendapat cubitan di pinggang dari Keyla. Keyla menyuruh agar tunangannya ini diam.
"Mau Gue apa-apain juga ga masalah. Kami sudah halal bos" ucap Rafa sambil menggoyangkan kerah kaosnya. Ada rasa bangga pada diri Rafa.
"Sombong nih ceritanya. Yang, nikah juga yuk" Grey mengkedipkan matanya ke Keyla.
"Ogah" ketus Keyla membuat Grey malu. "Kalian sudah makan?" tanya Keyla. Lagi-lagi Rania menggeleng.
"Kak Rafa makan bareng yuk? Sekali-kali kita double date gitu" ajak Keyla tanpa mengajak persetujuan Grey. Rafa melihat Rania untuk meminta saran. Rania hanya bisa mengangguk tanda setuju.
"Ya sudah, ayo. Kalian duluan, kami akan ngikutin kalian dari belakang"
"Oke, Kak. Ayo, Kak" Keyla menggandeng tangan Grey mengajak kembali ke mobil mereka.
"Ayo, yang"
"Bang"
"Kenapa? Ga suka? Atau mau ada sebutan lain? Honey? Beb? Baby?" tanya Rafa mengabsen satu satu nama panggilan sayang.
"Ahhhhh, cukup bang. Ayo kita pergi ntar ketinggal jauh kita" ucap Rania sambil membalikkan badannya. Rafa langsung menggenggam tangan Rania dan mengantar Rania sampai benar-benar duduk dikursinya. Setelah itu, Rafa memutar mobil untuk kembali ke kursi kemudi. Selama perjalanan menuju restoran, tangan kiri Rania digenggam Rafa. Rafa sudah mahir menggendarai mobil hanya dengan satu tangan.
"Semoga kamu ga lupa tentang malam ini ya, Bang" gumam Rania. Ada perasaan takut yang dirasakan Rania jika nanti Rafa kembali bertemu dengan keluarga Bella.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
beri dukungan di Novel terbaruku juga ya kak, jangan lupa kritik dan saran untuk membangun penulisanku