NovelToon NovelToon
AIRILIA

AIRILIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Irla26

Airilia seorang gadis yang hidup serba kekurangan, ayahnya sudah lama meninggal sejak ia berusia 1 minggu. Airilia tinggal bersama ibunya, bernama Sumi yang bekerja sebagai buruh cuci. Airilia merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya bernama Aluna yang berstatus sebagai mahasiswa yang ada di banjar.

Pada suatu hari, Airilia kaget mendengar Sumi terkena kanker darah. Airilia yang tidak tau harus kemana mencari uang, ia berangkat ke banjar untuk menemui Aluna, agar Aluna mau meminjamkan uang untuk pegangan saat Sumi masih di rawat dirumah sakit.
Alih-alih meminjamkan uang, Aluna justru membongkar identitas Airilia sebenarnya. Aluna mengatakan bahwa Airilia anak pelakor yang sudah merebut ayahnya. Sumi yang berlapang dada merawat Airilia semenjak ibunya mengetahui ayahnya meninggal karena kecelakaan. Aluna yang menuntut Airilia harus membiayai pengobatan Sumi sebagai bentuk balas budi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irla26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Diusir dari rumah

Airilia baru saja terbangun dari pingsan setelah selesai acara pengajian dirumahnya. Seorang wanita masuk kedalam kamar sambil membawa sepiring nasi dan teh hangat.

"Airilia, makan dulu, ya. Kamu belum makan sejak kemarin?".

"Mbak siapa?"tanya Airilia yang tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya.

"Perkenalkan nama saya Badriah, saya istri dari pamanmu, Hasan" Airilia hanya diam, ia juga tidak merespon perkataan Badriah. Badriah mengusap punggung dan memeluk Airilia.

"Kalau kamu enggak makan, pasti ibumu sedih melihat kamu seperti ini. Biarkan ibumu pergi dengan tenang, dan ikhlaskan".

Setelah dibujuk oleh Badriah, akhirnya Airilia mau makan. Badriah senang melihat Airilia makan walaupun cuma sedikit.

Airilia yang baru saja selesai makan, dikejutkan dengan pintu kamarnya didobrak oleh seorang yang tidak lain adalah Aluna.

"Astaghfirullah, Aluna" Badriah kaget ketika Aluna menyeret Airilia keluar dari kamar. Badriah mengikuti Airilia dibelakang.

"Pergi dari sini pembunuh".

"Aku enggak mau rumah ini diisi oleh orang yang telah membunuh ibuku".

"Astaghfirullah, Aluna apa yang kamu katakan?" Badriah membantu Airilia berdiri. Airilia meneteskan air mata, ia tidak mampu melawan Aluna sebab akibat dirinya Aluna harus kehilangan ibunya.

Aluna masuk kedalam kamar Airilia, ia mengambil beberapa pakaian Airilia dan melemparkannya didepan Airilia dan Badriah.

Hasan yang sedang tidur tiba-tiba terbangun mendengar suara Aluna.

"Ada apa ini?" Hasan keluar kamar, ia melihat pakaian berceceran dilantai.

"Paman, aku enggak mau pembunuh ini tinggal dirumah ibuku" Hasan kaget, ia melihat Airilia menangis dipelukkan Badriah.

"ALUNA, apa yang kamu katakan? bisa-bisanya kamu mengusir adik kamu disaat kuburan ibumu belum kering".

"Paman, dia bukan adikku, tapi orang yang telah membunuh ibuku".

"ALUNA" Hasan ingin menampar Aluna, namun urung saat ia melihat Aluna memakai baju ketat yang memperlihatkan perutnya sedikit menonjol, ia berpikir bahwa Aluna sedang hamil.

"Paman, bawa pembunuh itu keluar dari rumah ibuku" Hasan melihat ada kemarahan dimata Aluna, maka demi keselamatan Airilia, malam ini juga ia memutuskan pulang.

"Dek, ambil pakaian kamu dan Airilia, kita akan pulang malam ini juga" Badriah mengangguk, ia mengambil tas yang berisi pakaiannya dan memasukkan beberapa lembar pakaian Airilia kedalam tasnya.

Badriah menuntun Airilia keluar rumah, sedangkan Hasan mencari taksi untuk mereka pulang. Sebelum naik taksi, Airilia melihat rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal untuk pertama dan terakhir kalinya.

"Aku udah jauh dari ibu, dan sekarang aku juga jauh dari tempat tinggal ku" batin Airilia.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya Airilia sampai disebuah rumah milik pamannya Hasan. Rumah itu nampak sederhana dan kecil dari tempat tinggalnya dulu, dikarenakan Hasan dan Badriah hanya tinggal berdua saja.

"Yuk, masuk".

"Mulai sekarang kamu tinggal disini, dan ini kamar kamu" Badriah mengajak Airilia memasuki sebuah kamar kecil didekat dapur.

"Maaf, berantakan karna kemarin Alfa nginep disini" Alfa adalah cucu satu-satunya dari Hasan dan Badriah, yang saat ini sedang sekolah asrama di salah satu ponpes di banjar.

Airilia mengangguk, ia duduk bersandar matanya menatap kosong ke arah dinding.

" Selamat istirahat, bibi keluar dulu" Badriah mengusap rambut Airilia, lalu kemudian keluar.

.

.

.

.

.

Disebuah restoran terdapat sebuah keluarga yang sedang merayakan makan bersama atas berkumpulnya keluarga mereka beserta acara kepulangan sang ayah dari luar kota.

"Ayah, mengapa ayah tidak terkejut saat melihat kak Andira?apa ayah sudah tau kalau kak Andira pulang?" Dinda merasa penasaran saat Dion melihat Andira sudah duduk dimeja makan.

Dion mengangguk" Sudah tadi di kantor, ayah dikasih tau karyawan".

"Rehan dimana?" tanya Rakha saat dimeja, ia tidak melihat putranya".

"Rehan masih di asrama, mungkin nginep" Rakha mengangguk.

"Bagaimana dengan kandungan kamu, Dinda?".

"Baik yah, semuanya normal".

"Alhamdulillah, ayah senang mendengar calon cucu ayah sehat".

" Rakha, siapa yang mengelola usah kamu di jakarta?" Rakha yang sedang makan menatap kearah mertuanya.

"Temanku, yang waktu itu ikut kesini" Dion mengangguk sambil mengambil tisu.

"Ayah, besok aku mau mengadakan acara syukuran empat bulan bersama anak yatim, dan acaranya itu kalau bisa outdoor gitu?".

"Terus, kamu bingung memilih tempatnya?" Dinda menganggu, ia ingin minta pendapat Dion.

"Terserah kamu, mau menyewa lapangan atau dihalaman rumah juga bagus" Dinda berpikir sebentar.

"Sayang, kayaknya bagus di lapangan sepak bola gitu" kata Reza yang sejak tadi diam.

"Kalau menurut aku, lebih baik dihalaman rumah" sahut Andira.

"Ayah setuju pendapat Andira, selain mengundang anak yatim, kita juga bisa mengundang tetangga. Kalau dilapangan sangat jauh dan pasti banyak mengeluarkan biaya" Dinda mengangguk setuju.

"Reza, kemarin kamu katanya minjam uang perusahan buat apa?" Reza gugup dan gemetar saat semua orang menatapnya.

"Mas Reza, kamu minjam uang buat apa?" tanya Dinda menatap sang suami.

"Itu buat aku modal usaha, yah" Dion dan Rakha menatap Reza curiga.

"Usaha apa?" tanya Rakha.

"Itu usaha bersama teman, gitu".

"Kok, kamu tidak cerita sama aku" Dinda kesal kepada Reza lantaran tidak bercerita.

"Aku belum cerita karna baru saja mulai, nanti kalau sudah balik modal, aku akan bilang sama kamu".

"Tidak takut ditipu gitu, kan sekarang banyak penipuan" sahut Andira menatap Reza.

"Saya setuju sama Andira, lebih baik kamu batalkan saja" sahut Dion.

"Tapi yah, ini tidak bisa dibatalkan karna aku udah mendatangi kontak" Reza menunduk.

"Ya udah, berapa lama kamu bisa mengembalikan uang perusahan?".

"Secepatnya, yah".

"Ayah beri waktu tiga bulan cukup untuk kamu mengembalikan uang itu?" Reza terkejut lalu ia mengangguk.

"Sial, dari mana aku dapat uang sebanyak itu?uangnya sudah habis buat beli rumah Aluna dan gaya hidup Aluna?" batin Reza.

*Bersambung*

1
R-man
cerita nya menarik !!
Maximilian Jenius
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Madison UwU
Menyentuh
indah 110
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!