Wanita 1 Triliun

Claudia melirik Seera sekilas. "Tidak ada jangan dihiraukan tadi ada masalah sedikit, lebih baik kita kembali saja."

Lorenzo melirik sinis kepada wanita yang menjambak Claudia habis-habisan barusan, rasanya ia ingin merontokkan rambut wanita itu sekarang juga. "Apa kau perlu ku beri pelajaran?."

Seera sedikit tegang juga ketakutan melihat aura lain dari Lorenzo.

"Lorenzo sudah ayo pulang!." Claudia meraih tangan lelaki itu untuk pergi agar tidak terjadi keributan, takutnya nanti Lorenzo terbawa suasana.

Seera menyunggingkan senyum licik saat kedua orang itu hendak pergi. "Kau akan menyesal Lorenzo Scottbryan!, buka matamu orang seperti dirimu tidak pantas dan tidak cocok bersama dengan wanita j*lang yang mandul seperti dia!!."

"Cuihh!..." Lorenzo meludah sembarang arah.

Ia sontak melepas genggaman Claudia, Lorenzo memutar langkah menghampiri Seera. Sontak saja ia mencengkram baju wanita itu kuat-kuat bahkan tubuhnya ikut terangkat... Grrrrrtt!!

"Lorenzo!..." Pekik Claudia panik.

Tangan Seera gemetar lehernya terasa sakit akibat cengkraman Lorenzo, ia tak pernah menyangka akan diperlakukan seperti ini.

"Lorenzo cukup ini di rumah sakit..." Ujar Claudia panik.

Tatapan mata tajam Lorenzo layaknya ingin membunuh Seera sekarang juga. "Aku tak kenal ampun dan tidak bisa membedakan mana laki-laki juga perempuan!.."

Grrrrrtt!

"Aaaakkkh!...." Seera semakin kesakitan nafasnya tak teratur matanya kini sudah berkaca-kaca.

"Jika kau menghina wanitaku lagi maka lihat saja nanti kau akan hidup dalam ketidak bergunaan!..."

"Lorenzo sudah kendalikan dirimu bisa-bisa dia mati! Seera sedang mengandung..." Timpal Claudia lagi.

Dengan secara tiba-tiba Lorenzo melepas cengkraman itu sehingga membuat Seera terjatuh, wanita itu terbatuk-batuk dengan air mata sudah berlinang. "K-kenapa? kenapaaaaaaa!!!!!...."

Claudia terdiam tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya ia hanya menatap Seera.

Lorenzo menarik tangan wanitanya dengan wajah datar. "Sudah ayo pulang!.." Mereka berdua berlalu pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.

"Aaaaaarrrggh!...." Seera menjerit sejadi-jadinya ia dendam namun tak bisa menyalurkannya harus bagaimana. "Lihat saja Claudia kau tidak akan tenang di dunia ini selama masih ada aku, dasar manusia mandul!!..."

Terlihat Ranti terkejut melihat menantunya terduduk di lantai rumah sakit ia sontak menghampiri Seera. "Ada apa denganmu? Andrean menunggumu, mama cari-cari rupanya di sini."

Seera berdiri dibantu Ranti, banyak pertanyaan yang wanita baya itu lontarkan namun tidak ada jawaban dari menantunya itu. Seera hanya diam dengan wajah datar memikirkan dendam.

...***...

Mansion Scottbryan..

Lorenzo menggendong Claudia, perlahan meletakkannya di atas kasur. "Lupakan kejadian hari ini, kamu harus banyak istirahat tiga hari lagi kita akan menikah.."

"Maaf telah merepotkanmu..." Lirih Claudia yang merasa tak nyaman dengan calon suaminya.

Lorenzo menarik nafas perlahan, wajah cantik itu dapat meredakan amarahnya yang meluap. "Jangan bicara seperti itu aku akan selalu melindungimu..."

Tangan kekar Lorenzo mengelus-elus perut Claudia yang masih rata itu sesekali ia menciuminya. "Daddy menunggumu.."

Claudia tersenyum mendapati itu semua. "Ah iya akhir-akhir ini aku akan sibuk pemotretan sebelum nanti fashion show di Paris."

Terlihat wajah tampan Lorenzo datar, ia sebenarnya masih tidak rela Claudia terjun di dunia model namun apa daya ia juga tidak boleh egois semuanya sudah terlanjur. "Ingat waktu juga anak kita!..." Claudia tersenyum sambil menganggukinya.

Ting tong ting tong!

"Siapa itu?.."

Lorenzo berdiri. "Sepertinya Raymond dia tadi ku suruh untuk membawakan map merah ke sini, tunggu di sini sayang."

"Baiklah..."

Lorenzo meninggalkan Claudia di kamar, ia turun ke lantai bawah untuk membuka pintu utama. Sesampainya

Cklek!.. Pintu dibuka

Betapa terkejutnya Lorenzo saat melihat siapa yang datang orang itu bukan Raymond. "Cathlin!..."

Cathlin tersenyum, penampilannya benar-benar sexy ia sengaja memakai baju seperti itu juga memakai parfum kesukaan Lorenzo.

Lorenzo menatap dingin mantan kekasihnya itu, ia takut jika nanti Claudia melihatnya. "Pergi jika tidak ada urusan!!."

Greph! sontak saja Cathlin berhambur ke dada bidang Lorenzo memeluk tubuh kekar itu dengan erat. "Aku sangat merindukanmu...."

Bersambung.....

Tinggalkan jejaknya ya!🤗