Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Rahasiaku denganmu.
Bang Harley membuka pintu rumah perlahan dan mengajak Ciara masuk. Matanya waspada, telinganya mendengar suara yang tidak biasa di dalam kamar utama di rumah sahabatnya.
"Bang........."
Bang Harley meletakan telunjuknya di depan bibir dan meminta Ciara untuk diam meskipun hatinya pun resah menebak apa yang terjadi di dalam sana.
Suara erangan panjang membuat hati Bang Harley menjadi gelisah.
:
Bang Harley berpapasan dengan Bang Harra, suami Gita itu sedang menyulut rokok dengan kaos tersampir di pundak, keringat pun masih lekat membasahi tubuh.
"Sudah pulang?? Saya tidak dengar suaramu."
"Iya, sudah. Waktu kamu di kamar sama Gita." Jawab Bang Harley.
"Oohh.."
Tiba-tiba Bang Harley menghadang langkah Bang Harra dan berdiri tepat di hadapannya. "Kau apakan Gita?"
Sambil menguarkan asap rokoknya, Bang Harra mengibaskan kaosnya. "Harukah saya menjelaskan apa yang terjadi di dalam kamar padamu?"
"Kau jangan macam-macam, Harra..!!!! Gita masih mengandung anak ku..!!"
Bang Harra menyunggingkan senyum tipis dan hal itu jelas membuat Bang Harley kesal.
"Saya serius..!!!!!!!!"
"Istri saya hanya butuh sedikit di sayang, tak bolehkah saya memberikan cinta yang dia butuhkan, bukankah kau juga tidak bisa memberikannya." Jawab Bang Harra.
"Jangan ceroboh kau, Black..!!!!!!"
"Apapun yang saya lakukan, saya suami sah nya Gita. Lebih baik kau tanggung dosamu sendiri, saya yang akan memikul apapun yang saya lakukan dalam rumah tangga saya..!!" Secepatnya Bang Harra memakai kaosnya.
Nafas Bang Harley berdesah kesal. Mungkin perkataan Bang Harra terdengar ngawur tapi pada kenyataannya memang benar adanya.
"Saya paham, tapi masalahnya yang ada di perut."
Asal kembali menguar ke segala arah. "Dia anak saya..!!" Jawab Bang Harra santai.
Bang Harley mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya mengeras menahan amarah yang sudah di ubun-ubun. "Kau tau betul bagaimana aku dan Gita....."
Bang Harra tertawa sinis. "Oh ya? Lalu kenapa kau tidak menikahinya? Kenapa kau biarkan dia sendirian menghadapi masalahnya padahal kau tau Gita berusaha berani untuk menutupi rasa takutnya? Jangan salahkan saya memberinya kebahagiaan yang tidak bisa kau berikan. Saya sudah bilang, urus Ciara saja karena Gita adalah urusan saya..!!"
Bang Harra memilih meninggalkan tempat daripada pikirannya semakin tak karuan.
:
Bang Vial melihat ada yang berbeda dari sahabatnya, Harley. Pria tersebut nampak murung dan merenung sendirian.
"Kalau memang belum bisa di dapatkan sekarang, ya sabar.. Berarti Tuhan belum merestui kita untuk memilikinya. Sama seperti ku, tapi sekarang semua sudah lebih baik...."
Seketika Bang Harley menoleh, mungkinkah telinganya salah mendengar.
"Aku bisa pinjam motormu, mau kencan sama cewek ku..!! Bisa, kan?" Tanya Bang Vial.
"Aseeemm.. Ku kira kau memang sadar, ternyata ada maunya." Gerutu Bang Harley.
"Sebenarnya aku mau pinjam motornya Harra, tapi belakangan ini dia seperti sedang banyak pikiran, aku tidak mau kena tumbukannya yang mematikan itu." Cerocosnya.
Mata Bang Harley sampai terbelalak mendengarnya. Sahabatnya itu memang tidak pernah bisa berubah.
"Kau mau ajak anak orang pacaran malam begini??" Tanya Bang Harley.
"Ya iyalah anak orang, masa anak musang." Jawab Bang Vial seraya tertawa terbahak.
"Nggak lucu, saya serius. Kau jangan permainkan anak gadis orang..!!" Ujar Bang Harley tetap menasihati sahabatnya.
"Iyaa.. Aku pinjam kunci motornya donk..!!"
"Nggak ada. Kalau kau mau.. Pinjam sama si Harra, biar kau di telannya bulat-bulat." Omel Bang Harley jengkel.
//
Bang Harra menengadah, memejamkan matanya mengingat malamnya bersama Gita. Semua terjadi begitu cepat namun tetap terasa mengganjal dan berat.
"Astaghfirullah hal adzim, Ya Allah..!!!!" Ingin rasanya Bang Harra memaki dirinya sendiri yang sempat lepas kendali tapi semua sudah terjadi meskipun tidak sewajarnya.
"Bang."
Bang Harra menoleh pada sumber suara yang memanggilnya.
"Belum tidur, sayang?"
"Abang marah ya sama Gita? Gita minta maaf, Gita yang salah." Kata Gita yang akhirnya menyesali keusilannya yang sebenarnya hanya sekedar ingin membuat Bang Harra tenang, ia ingin Bang Harra tidak lagi memikirkan tentang almarhum Bang Rofiq.
"Marah karena apa? Semua terjadi karena salah Abang. Seharusnya Abang bisa menahan diri, bisa menjagamu."
"Tapi kita tidak melakukannya, Bang." Kata Gita.
"Benar, karena hanya sebatas itu saja yang bisa Abang lakukan saat ini. Cukup kamu pahami tubuh suamimu, Abang pun tau bagaimana istri Abang, tidak lebih dari itu."
Gita menunduk, ragu untuk mendekat, apalagi kejadian tadi membuatnya malu setengah mati. Niatnya untuk membuat Bang Harra lupa akan cerita masa lalunya bersama Bang Rofiq malah membuat Bang Harra menjadi kalap dan tak terkendali. Kini ia paham, suaminya sama sekali tidak bisa 'di senggol' untuk masalah satu itu.
Gita pun baru melihat bagaimana tidak semua pria sanggup menahan rasa rindunya hingga lepas dan tidak ingin di ganggu dengan alasan apapun.
Melihat istrinya gelisah, Bang Harra pun tersenyum tipis.
"Duduk sini sama Abang, tidak apa-apa." Ujarnya sambil menepuk bangku kosong di sampingnya.
"Gita disini saja."
"Siniii.. Kalau sempat Abang kesana.. habis kau, dek." Kata Bang Harra setengah mengancam.
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪