Toxic Relationship

Xavier yang nampak melangkah serta muncul dalam tangkapan pandangan mata, membuat jantung Cassie kembali berdetak dengan tak semestinya!

Antara kebahagiaan serta kekecewaan yang ia rasakan, Cassie akhirnya mengayunkan kaki lebih lebar bahkan sedikit berlari menuju ke arah Xavier.

Dia milikku, pria ini milikku! aku tak peduli! meski harus bertahan hanya sebagai seorang adik baginya! aku sungguh tak ingin kehilangan mu, Xav!!

Aku ingin tetap bersama mu!

Cassie seketika menubruk tubuh tegap Xavier dan mengeratkan pelukan.

Xavier pun terhuyung! namun pria bernetra biru itu juga menyunggingkan senyum, jemarinya terus membelai surai rambut Cassie yang kini nampak terisak dalam dekapan lengan kekarnya.

"Hey, kitten!! iam here!"

"Xav-, jangan meninggalkan ku! apapun yang terjadi!"

Aku selalu bersama mu, Casandra! selalu! haruskah aku memperjuangkan perasaan ku padamu dihadapan daddy?? apa mereka bisa mengerti?

Netra biru itu turut berkaca-kaca saat Cassie semakin terisak dan membenamkan wajah pada dada bidangnya.

"Xav, berjanjilah padaku! aku ingin dirimu Xav!! berjanjilah ...," suara Cassie terdengar tak jelas karena lisannya yang berbenturan dengan hoodie berwarna putih yang dikenakan oleh Xavier.

Kedua insan anak manusia itu kembali nampak hening, Cassie terus terisak! sementara Xavier-, ia hanya mampu terus membelai lembut pundak juga surai rambut dari gadis kesayangannya.

Dan tanpa disadari oleh siapapun, seseorang tampaknya kini terlalu fokus memperhatikan wajah sendu dari Xavier,

Pria itu?? apa dia berkunjung kemari bersama kekasihnya? Aaaiiissshhh!! Andai Igloo menjawab panggilan ku semalam!! Aku pasti tak akan terlihat menyedihkan seperti sekarang! Ini event berpasangan! haruskah diriku menonton drama konyol dari para couple bucin yang akan segera tampil?

Bruuugghhh,

"Aaaaw-wwh!!"

"Watch out!!!" Theron seketika membentak seseorang yang sempat menginjak kaki serta menubruk tubuhnya.

"Kau??"

Dixie?? dia juga kemari?

"Apa kau sengaja membuntuti ku?" Theron menggulirkan pertanyaan sembari melipat lengan di depan dada.

"What's!! aku-, untuk apa diriku membuntuti pria tak berguna seperti dirimu?" Dixie turut meninggikan dagu dengan suara yang cukup melengking.

"Jaga mulutmu -, gadis sialan!!"

"Kau yang sialan!! Theron!! menyingkir lah dariku!!" Dixie tampak mengeratkan rahang dengan tatapan yang cukup mengintimidasi,

Aaaaaghh!! bocah ingusan satu ini! ingin rasanya aku membunuhmu!!

Theron akhirnya memalingkan wajah dan kembali menatap ke arah Xavier berdiri,

Igloo-,

"Cassie!!!!"

Dixie yang seketika melangkah cepat setelah melambaikan tangan justru membuat Theron terkejut,

Cassie?? apa mungkin? ayolah Theron!! nama Cassie bukan hanya satu di dunia ini!!

Pria dengan wajah serius serta tatapan yang cukup tajam itu akhirnya turut melangkah dengan tujuan yang sama dengan Dixie.

"Hay Cassie! apa kau akan turut mengikuti lomba bersama kakak mu? tunggu -, apa yang terjadi? apa kau menangis?"

Kakak?? jadi pria itu merupakan kakak dari Igloo?

Sudut bibir Theron seketika terangkat, pria itu menampilkan senyum lebar dengan ekspresi wajah yang semakin cerah.

*****

"Finally! I got you my queen!!"

Sapaan lembut nan sensual dari lisan pimpinan utama dari rumah sakit ternama di negeri Chernarus itu seketika membuat Nyonya Libi mengembangkan senyum di bibir.

"Apa kau harus kembali berkutat di ruang bedah setelah makan siang ini?"

"Mmmmm-, sepertinya tidak lagi! Iam free!"

"Bagaimana dengan kondisi istri Theodore?"

"Observasi akan dilakukan selama tiga hari! tergantung bagaimana perkembangan treatment dan reaksi tubuh Delancie! semoga saja semua hasil pemeriksaan bisa memenuhi standar untuk dilakukan transplantasi," Nyonya Libi menghela nafas sebelum akhirnya memperhatikan sekeliling.

"Apa dirimu yang mempersiapkan ini semua, Gladius?"

"Mmmmm-, tidak semua! aku-, sengaja meminta beberapa staff khusus untuk mendekor tempat pertemuan rahasia kita ini, dokter!"

"Ternyata dirimu jauh lebih manis dari yang kubayangkan! tidak jauh berbeda dengan Xavier!"

"Xavier???"

"Eehmmemm!!" Nyonya Libi mengangguk serta menerima uluran tangan sang calon suami.

"Kau tahu Gladius? Xavier meminta izin padaku untuk membawa Cassie menyaksikan event couple maraton di city park! dan tentu saja-, itu semua karena Cassie yang merengek dan memanfaatkan ketenangan Xavier."

Tuan Gladius pun terkekeh, pria itu kini turut mendaratkan bokong setelah menarik kursi untuk Nyonya Libi.

"Jadi mereka benar-benar sudah semakin akrab?" Tuan Gladius berucap lembut sembari membuka sebotol wine dan menuangkannya untuk sang wanita pujaan.

"Begitulah ...,"

"Jadi-, kita bisa segera hidup bersama?"

"A-apa?" Nyonya Libi tampak gugup setelah ia menenggak wine yang berada di dalam gelas.

"Maksud ku-, aku ingin dirimu dan juga Cassie segera tinggal bersamaku, Libi!"

"Tapi Gladius -, apa Xavier akan menyetujui keputusan mu ini?"

"Xavier sudah jauh berbeda dari dia yang dulu, Libi! ia bahkan bersedia untuk kembali ke rumah jika kau dan juga Cassie turut hidup bersama ku!" Tuan Gladius meletakkan gelas, pria itu perlahan menggenggam jemari Nyonya Libi dengan tatapan hangat memikat.

Xavier memang cukup dekat dengan ku juga Cassie, apa sudah saatnya aku membicarakan hal ini pada putri ku?

"My queen!! Are you okay?"

"Ee-iya! aku baik-baik saja, Gladius! baiklah! aku akan segera membicarakan hal ini dengan Cassie! aku harap Xavier juga bisa turut membantu ku dalam memberikan pengertian terhadap adiknya!"

"I hope so! iam so proud of you, my queen!! thank's for coming to my life!"

*****

"Dirimu sungguh beruntung Cassie!"

"A-apa?" Casandra seketika berpaling dan menatap Dixie yang menampilkan wajah sendu di samping tubuhnya.

"Aku iri padamu! sungguh -,"

"Iri? aku sama sekali tak memahami maksud dari perkataan mu, Dixie!"

"Kehidupan mu-, sepertinya kau tumbuh dari keluarga yang cukup hangat! benar begitu?" Dixie menyunggingkan senyum getir hingga membuat Cassie beralih pandang.

"Apa kelihatan nya seperti itu?"

"Ehhmmm!! aku menangkap kesempurnaan hidup dalam dirimu Cassie! itulah kenapa aku memiliki sedikit rasa iri terhadap mu!"

"Dixie-, sebuah lukisan yang tampak sempurna bukan berarti kanvas nya tak memiliki sebuah coretan buruk atau kesalahan! hanya saja terkadang-, sang seniman memilih untuk mengembangkan coretan kesalahan itu dengan pola yang sedemikian rupa! jadi coretan buruk tersebut tetap bisa dinikmati dengan indah oleh siapapun yang memandang," Cassie turut menorehkan senyum simpul sembari menatap ke atas cakrawala.

Cassie, apa maksudmu?

"Hal itu bisa terjadi jika sang seniman telah memiliki bakat serta pengalaman yang mumpuni bukan? bagi seorang seniman amatir! tetap saja-, lukisan yang ia buat akan selalu dipandang buruk oleh siapapun!"

"Dixie-,"

"Ibuku sakit-sakitan! aku sempat ditinggalkan oleh ayahku saat kecil! dan kakak lelaki ku, dia bukanlah pria yang baik! dia kasar dan suka bertindak dengan semaunya! itulah hidup ku, Cassie!!!"

Perkataan Dixie seketika membuat Casandra bungkam dengan wajah datar.

"Berbeda dengan dirimu! kau memiliki sosok kakak yang begitu menyayangi mu! perhatian Xavier yang begitu besar terhadap mu membuat ku terkadang berpikir! apa hubungan persaudaraan memang bisa seerat itu?"

"Cassie!! aku tahu-, aku mungkin belum terlalu mengenal Xavier! tapi-, aku! aku sungguh jatuh hati pada kakak mu Cassie! bisakah kau membantuku untuk semakin dekat dengannya?"

A-apa?? Dixie? dia-, menaruh hati pada Xavier?

"Ayolah Cassie! aku mohon!! bisakah kau membantuku?" Dixie yang kembali mengguncang perlahan lengan tangan Casandra seketika membuat gadis itu kebingungan.