Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

Keivano pun sampai di depan kelas julian,dia pun pamit pergi.kini tujuan keivano bukanlah kelas, melainkan ruang UKS.dia hanya ingin memastikan keadaan kanaya saja.

Di koridor sekolah keivano bertemu teman-temannya.dia pun bergumam kesal,kenapa harus bertemu dengan mereka sekarang. padahal dirinya ingin melihat keadaan kanaya yang bersama galleo di ruang UKS.

"Bos, mau kemana?lo lihat si leo nggak,bos?" seru gerry, menghampiri keivano yang sedang menggerutu kesal di dalam hati.

Keivano mencoba untuk bersikap tenang. "Di ruang UKS, kaya nya!"

Gerry dan temannya mengernyitkan dahi bingung. "Emang si leo kenapa?" seru Farrel khawatir.

Keivano hanya mengangkat bahu acuh.dia memilih pergi ke ruang UKS, setidaknya dia mempunyai teman-temannya,sebagai alasan untuk melihat keadaan kanaya.

Di ruang UKS,galleo mencoba memijat tangan kanaya,walau sempat tak tega saat melihatnya meringis kesakitan.

"Terima kasih,leo."

Galleo yang mendengar ucapan Kanaya yang tiba-tiba, hanya terdiam.seakan masih mencerna apa yang di katakan padanya.

"Terima kasih, karena telah menolong ku hari ini.dan terima kasih juga,karena kemarin kamu juga telah menolong ku." ucap kanaya tulus.

"Semua itu sudah menjadi kewajiban gue sebagai ketua OSIS."

Galleo berkata tanpa melihat kanaya.matanya tetap fokus, pada tangan kanaya yang sedang dia urut.

Kanaya sudah biasa melihat sikap galleo,seperti itu padanya.namun kanaya tahu jika, di balik sikapnya yang dingin ,sebenarnya dia mempunyai sikap perduli pada sesama.

"Sudah."

Galleo pun sekilas menatap kanaya,seakan memberi tahu jika tangannya sudah selesai di urut.

Kanaya tersenyum, karena tangannya tak lagi sakit.dia sangat berterima kasih kepadanya karena sudah mengobatinya.

"Sekali lagi, terima kasih ya,leo." Kanaya pun bangkit dari duduknya dan pamit pada leo.namun langkahnya terhenti saat leo mengatakan sesuatu.

"Jaket gue mana?" Menatap kanaya dari belakang.

Kanaya membalikkan badan dan tersenyum kikuk pada galleo.

"Jaket mu,belum kering.aku baru mencucinya tadi, mungkin besok aku akan bawa jaket mu, tidak apa-apa, kan?"

Kanaya menundukkan kepala, saat galleo menatapnya tajam.melihat kanaya yang tertunduk,membuat galleo merasa kesal.

"Kalo lagi ngomong, tuh jangan nunduk.gue di depan lo,bukan di bawah lantai!" ucap galleo ketus.

Sontak kanaya mengangkat kepala menatapnya dan tersenyum.galleo membuang pandangan,saat tatapan mereka bertemu dia merasakan sesuatu pada hatinya.hatinya menghangat hanya dengan melihat kanaya,yang tersenyum padanya.

Momen berdebar itu, harus terhenti saat keivano dan teman-temannya datang ke ruang UKS.mereka melihat galleo yang sedang salah tingkah.

Keivano menatap tajam pada Kanaya,seakan tidak terima jika wanita yang berstatus istrinya itu dekat dengan laki-laki lain.

"Eh ... ada calon pacar.kamu kenapa calon pacar?" celetuk gerry,menghampiri Kanaya yang hanya mematung saat melihat kedatangan keivano dan teman-temannya.

Mendengar perkataan gerry membuat Kanaya meringis malu.bukan karena dia suka, melainkan kini mata tajam keivano sedang menatapnya penuh tekanan.

"Aku tidak apa-apa!kalau begitu aku mau ke kelas dulu!"

Merasa tak nyaman Kanaya pun memutuskan pergi dari ruangan itu.saat melewati keivano dan teman-temannya,pandangannya bertemu dengan tatapan tajam keivano.

Kanaya merasa terintimidasi, dia pun segera membuang pandangan dan segera pergi dari sana.

Mata keivano tak lepas melihat kepergian kanaya.sampai suara seruan membuyarkan atensinya.

"Biasa aja kali bos, lihatin calon pacar gue!" seru gerry ketus.

Keivano hanya menatap tajam gerry, kemudian dia pun pergi meninggalkan mereka yang dari tadi memperhatikan dirinya.

"Kenapa si bos, aneh banget!" Gerry dan yang lainnya terlihat aneh saat melihat sikap keivano yang tak seperti biasanya.

Galleo dan yang lainnya hanya mengangkat bahu acuh.

"Tadi calon pacar gue kenapa, leo?" Gerry menatap galleo yang sedang merapihkan kotak obat.

"Tangannya terkilir," ucap galleo singkat.

Gerry menganggukkan kepala mengerti.tak lagi berkata mereka pun memutuskan untuk pergi ke kelas mereka.

Di koridor sekolah kanaya terkejut, saat tiba-tiba tangannya ada yang menariknya.

"Aaa...!" pekik kanaya terkejut.

"Diam!" bentak keivano pelan penuh penekanan.

Kanaya terkejut saat tahu jika orang yang menariknya adalah keivano, suaminya.

Keivano membawa kanaya ke sebuah lorong laboratorium yang sepi.memojokkan tubuh kanaya di dinding laboratorium itu.

Dia mengikis jarak di antara mereka dengan sebelah tangan,dia sandarkan di dinding tembok,sampai kanaya pun dapat merasakan hembusan nafas keivano di wajahnya.bahkan untuk saat ini kanaya tak sanggup menatap keivano yang sedang menatapnya tajam.

"Apa yang lo,lakuin di UKS bersama teman gue? gue sudah beri peringatan sama lo, jangan pernah dekati teman-teman gue! "

Dia semakin mengikis jarak di antara mereka berdua.kanaya menoleh ke kanan dan ke kiri, takut jika ada orang yang melihat mereka,dengan posisi sangat intim.

"Jawab!" bentaknya lagi.

Kanaya memejamkan mata saat keivano membentaknya.

"Tatap mata gue, kalo lagi ngomong!"

Kanaya yang takut pun, memberanikan diri menatap manik mata keivano.wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja.kanaya menghela nafas pelan,mengatur degup jantungnya yang berdetak kencang.

"Leo hanya menolong ku, kei.tadi tangan ku terkilir dan leo membawa ku ke ruang UKS."

Keivano tersenyum miring, mendengar perkataan kanaya. "Apa lo yakin, hanya itu saja?"

Kanaya mengernyitkan dahi tak mengerti dengan perkataan keivano.

"Maksud kamu apa?"

"Jangan pura-pura nggak tahu.gue bisa lihat dari sikap leo,kalau dia sepertinya suka sama,lo!"

Kanaya yang mendengar penuturan keivano pun terkejut,namun tak lama dia pun tersenyum tipis.

"Apa kamu cemburu, kei?"

Keivano terdiam,kemudian memundurkan langkahnya.melihat sikap keivano seperti itu,membuat Kanaya mulai memberanikan diri untuk menggodanya.

"Diam mu, aku anggap sebagai jawaban, iya.dan itu artinya kamu sudah mulai tertarik pada lawan jenis lagi, kan?"

Keivano menatap tajam."Sampai kapan pun gue nggak bakalan tertarik sama cewek,apalagi ceweknya kaya,lo!"

Jleb...hati Kanaya merasa sakit saat mendengar perkataan keivano.namun dia tidak boleh terlihat lemah di hadapannya.

"Baiklah, jika memang begitu.kenapa kamu harus repot-repot membawa ku kesini,hanya untuk membahas hal yang tidak penting.satu lagi,dari awal aku tidak pernah mendekati teman-teman mu,mereka sendiri yang datang mendekati ku, jadi jangan salah kan aku dalam hal ini."

Setelah mengatakan unek-uneknya, kanaya pun pergi dari sana.dengan hati yang sakit, atas semua tuduhan dan ucapan keivano yang seakan menyudutkannya.

Keivano mengepalkan tangan dan memukul dinding laboratorium dengan keras.pada akhirnya dia merasa kesal dengan dirinya sendiri, yang ternyata dirinya pun tak mengerti dengan perasaannya kini.