NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Kebencian Selena terhadap Carla semakin menyala. wanita itu setidaknya sudah mendapat balasan setimpal karena sudah berani bermain-main dengannya. melukai orang dengan cara yang tidak sehat bukanlah suatu hal yang bersih, lain kali harus di rencanakan matang-matang supaya Carla jera.

Membuang perasaan kesal dan meredam amarahnya, Selena berjalan ke belakang mansion, melihat-lihat para petani yang bekerja di perkebunan. menghabiskan waktu di dalam kamar membuatnya tidak tau kalau Ethan memiliki kebun sayur dan buah. senyum manisnya terbit tatkala melihat buah kesukaannya sedang di panen, ia berlari kecil dan menyapa hangat orang-orang disana.

"Miss Selena, mengapa anda datang kemari?" tanya Evan, kepala mandor sekaligus orang kepercayaan Ethan mengurus perkebunan.

"Ingin melihat-lihat, tapi sepertinya lebih menyenangkan jika bekerja dengan alam" mata Selena mengamati sekeliling, ada banyak pekerja yang menggunakan pakaian petani. tapi, bukan pakaian biasa melainkan lengkap dengan alat pelindung supaya mereka tetap aman saat bekerja.

"Cuaca sedang terik, matahari bisa membuat kulit anda terbakar. sebaiknya anda duduk disana sambil menikmati buah yang baru saja di panen, miss" Evan menunjuk kursi panjang tempat para petani berisitirahat.

"Kenapa harus duduk jika aku bisa melihat secara dekat? lagipula aku ingin memakan buah hasil petikan tanganku sendiri"

"Tuan bisa marah jika anda berada disini, kebun bukan tempat anda bermain-main "

Selena menghadap Evan memasang ekspresi memohon. "Aku tidak bermain-main, aku ingin belajar memetik buah dan sayur. pekerjaan seperti ini tidak sulit seperti pekerjaanku di ruang operasi, sama sama menggunakan pisau dan gunting. tapi yang ini lebih mudah dan simpel"

"Tenang saja, tuan Ethan tidak akan memarahimu" sambung Selena sembari memohon.

Evan menghela nafas, lalu melepaskan topi di kepalanya dan memakaikannya ke kepala Selena. ia tidak mau ambil resiko jika nanti kulit wanita kesayangannya terbakar sinar matahari hanya karena ikut memanen bersama para petani.

Senyuman manisnya terpatri, memakai topi dengan senang. "Terimakasih, kalo begitu sekarang tolong ajari aku menggunakan gunting ini" ucap Selena tidak sabar.

"Baiklah, miss. anda boleh ikut bekerja asal dengan satu syarat" Evan menjeda sejenak. "Hanya mencoba tidak boleh sampai selesai karena pekerjaan ini lebih berat dari yang anda pikir. silahkan duduk setelah memanen buah yang anda inginkan"

"Tidak masalah, lain kali aku akan meminta izin tuan Ethan supaya bisa ikut bekerja bersama kalian dari pagi sampai sore. pasti menyenangkan sekali"

Selena memerhatikan seksama cara yang diperlihatkan Evan tidak terlalu sulit menurutnya karena hanya mencari batang dari ujung buah, lalu di gunting dan buah siap di masukkan ke dalam keranjang. setelah paham, ia mulai melakukannya dari deretan paling awal, semua orang menyambut tanpa mengurangi rasa hormat.

Melihat raut bahagia dari wajah wanita kesayangannya, Ethan memberi perintah kepada pengawal untuk memperhatikan gerak-gerik Selena serta menjaganya dari kejauhan. ada sepuluh orang siap siaga dengan senjatanya di setiap sudut. Ethan pergi bersama Gio setelah Selena aman di bawah pengawasannya.

"Aku akan kembali larut malam, pastikan dia tidak membuat ulah. tetap pantau aktivitas Selena dan beri kabar padaku setiap satu jam sekali!"

Maxime mengangguk paham. "Siap, dilaksanakan tuan. semoga anda kembali dengan hasil bisnis yang memuaskan"

Beralih pada Marvel, Ethan memberikan perintah. "Kau mar. periksa ruang bawah tanah, pisahkan kerangkeng antara Damar dan Robby. dua bajingan itu tidak boleh berada di ruangan yang sama!"

"Kami mengurung Robby di gudang belakang, bukan di ruang bawah tanah, tuan" jawab Marvel.

"Begini, tuan. Robby akan tau kalau Damar ada di tangan anda mengingat dia adalah ayah dari dokter Selena, aku takut saja jika pria itu berbicara sembarangan tentang anda"

"Padahal anda berniat membebaskan Damar dari Dominic. sementara waktu, biarkan keduanya tidak saling bertemu, atau rencana kita bisa gagal" imbuh Marvel menjelaskan.

"Dia tidak akan bebas, sebelum Robby membuka mulut, aku lebih dulu menguliti kulitnya!" gertak Ethan menyorot dingin.

Mengerikan, bos mafia itu bergegas menuju mobil jeep, melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena masalah Selena. sampai di dekat mobil, Carla berteriak meminta Ethan untuk tetap di rumah. namun, tak dianggap dan justru di abaikan. Gio pun segera berlari menyusul bosnya, membuka pintu lalu keduanya duduk. mereka pergi ke suatu tempat dengan mobil melaju kencang dari area mansion.

Carla mendengus kesal, Selena adalah benalu yang pantas di musnahkan. kalau saja wanita itu tidak masuk ke kehidupan Ethan, maka sampai sekarang ia bebas melakukan cara apapun untuk merebut hati pria itu.

Dia melihat satu mobil melaju dan berhenti di pelataran mansion. rupanya Jackson, anak buah Matteo. pria itu datang karena Ethan menghubunginya untuk membawa pulang Carla. banyak pengawal bisa mengantarkan wanita itu ke kota, tapi tak sembarangan karena banyak musuh bertebaran.

Ethan percaya pada Jackson, ia bahkan sudah menganggapnya sebagai paman. sejak kecil di asuh dan diajari banyak ilmu beladiri. Jackson adalah satu-satunya kapten atau orang kepercayaan dengan posisi tinggi di dalam keluarga Federico. dia mengabdi selama puluhan tahun hingga kinerja kerjanya sangat di butuhkan.

"Kemasi barangmu, kita pulang sekarang" ucap Jackson menemui Carla di depan teras.

"Aku masih ingin disini, siapa yang menyuruhmu datang kesini untuk menjemputku?"

"Tuan Ethan" jawabnya singkat.

"Apa kau tidak dengar? aku masih ingin disini!" Carla menolak pulang.

"Aku datang hanya dengan satu kali kesempatan. kamu pulang dengan kondisi seperti ini dan aku mengawalmu ke kota dengan selamat, jangan kau lupa kalau musuh banyak bertebaran dimana-mana"

Tidak ada pilihan lain, Carla menurut dan ikut pulang bersama Jackson. ia menjelaskan bahwa tak ada barang-barang yang perlu di kemasi, Jackson mengangguk dan mendorong kursi roda mendekati mobil. tidak berpamitan karena sang tuan rumah sedang tidak ada, dan lagipula ini adalah perintah Ethan.

Jackson membantu Carla menaiki mobil, tak lama mereka pun melenggang dari kawasan mansion. bersamaan dengan itu, datang mobil sport dari gerbang utama. tidak asing dengan mobilnya, di lihat dari kaca ternyata itu adalah Darren.

Darren tidak masuk ke dalam mansion melainkan berjalan menuju Maxime dan Marvel yang berada di sekitar taman. kedatangannya membuat si kembar terlonjak kaget, pasalnya tidak ada kabar bahwasanya kakak sang bos akan datang hari ini.

"Tuan Darren? tuan Ethan sedang tidak ada, sedang mengurus masalah bisnis bersama Gio di kota" ujar Maxime menyambut segan.

Darren melepas kacamata, dan tersadar bahwa mobil sang adik tidak ada. "Dimana Selena?"

"Miss Selena?" ulang Maxime. "Sedang ada di kebun buah, ikut bekerja bersama para petani, tuan" jawab Maxime.

"Kenapa di biarkan bekerja di kebun?" Darren mengerutkan kening, mimik wajahnya seolah tak setuju.

"Tuan Ethan sudah memberi izin dan memerintahkan kami menjaganya dari kejauhan" sahut Marvel.

"Aku ingin bertemu dengannya, ini penting!"

"Anda sudah memberi tau tuan Ethan sebelumnya? tuan, em...... untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi kesalahpahaman" kata Maxime, senyuman tipis terpatri di bibir Darren.

"Apa dia memberi pengecualian padaku? aku bisa menemui Selena kapanpun aku mau, dia adalah dokter pribadi adikku. aku ada urusan penting dengannya"

Darren tau ada keraguan di diri Maxime dan Marvel, ragu untuk memberinya izin bertemu dengan Selena. Darren membahasi bibir, lalu memperlihatkan pesan singkat dari sang daddy. ada perintah tertulis untuk menjemput Selena karena kondisi Sania tiba-tiba menurun drastis.

"Sudah dibaca? sekarang, aku punya hak untuk menemuinya. kalian bisa menghubungi Ethan dan memberi tahu bahwa aku ada disini, dengan begitu tidak ada yang perlu kalian takutkan"

"Kami akan menghubungi tuan Ethan lebih dulu"

Darren menunggu, kesetiaan anah buah adiknya tidak perlu di ragukan, mereka bergerak sesuai perintah dan tidak berani memberi izin secara sembarangan.

"Tidak di angkat, mungkin tuan Ethan sedang sibuk. biasanya jika sedang bekerja memang sulit di hubungi, tuan" ucap Maxime. dua kali menelpon nomor sang bos namun tidak ada jawaban.

"Kirimi saja dia pesan, kapanpun di waktu senggangnya pasti dia akan baca" titah Darren, kemudian Maxime pun mengetikkan pesan.

"Sekarang aku bisa menemui Selena?" pertanyaan ke sekian kalinya. "Tidak ada lagi alasan, apa kalian mau yang datang daddyku dan bukan aku, hm?"

Spontan mereka menggeleng, mendengar nama Matteo saja sudah membuat tubuhnya gemetar, apalagi kalau datang menampakkan diri. bukannya tidak mau, hanya saja sosok mantan ketua mafia yang di juluki Ibis Berlin itu cukup mengerikan jika di lihat dari dekat.

"Silakan ikuti kami, tuan"

Mereka beriringan menuju belakang mansion. kecantikan Selena sangat terpancar di bawah terik sinar matahari. Darren mengukir senyum mempercepat langkah mendekati wanita itu, sedangkan Maxime dan Marvel berdiri cemas, berharap sang bos cepat memberi balasan.

"Pergilah" perintahnya mengusir Evan.

"Tuan Darren?" sapa Selena.

"Jadi, sekarang kamu merangkap sebuah pekerjaan?"

"Hahaha......tentu saja tidak, aku hanya bosan jika terus berdiam diri di dalam kamar, lebih baik menghabiskan waktu dengan pekerjaan lain" jawabnya sopan.

"Apakah masih sibuk dan ingin melanjutkan memanen buah?"

"Kenapa? apa tuan ada perlu denganku?"

Darren mengambil alih gunting ditangan Selena. "Aku jauh-jauh datang dari kota, tentu saja ada perlu denganmu"

"Apakah penting? em....... maksudku, bisa saja melalui telepon, atau....." Selena menjeda ucapannya karena teringat dengan sesuatu. "Oh, astaga...... apakah tuan Ethan sudah tau jika anda datang kesini?"

"Tentu, dia sudah tau dan dia sudah memberiku izin" Darren berbohong.

"Syukurlah, aku takut saja kalian berkelahi karena aku seperti sebelumnya" Selena canggung, ia merutuki ucapannya. "Maaf, bukan maksudku seperti itu, tap-"

"Sudahlah, itu tidak penting. aku datang untuk menjemputmu, kita pergi ke kota karena kondisi Sania mendadak turun"

Keduanya bertatapan, sinar matahari tidak membuatnya panas, justru diam di tempat sembari mengunci tatapan satu sama lain. detak jantung Selena berdebar kencang sama persis seperti baru pertama kali bertemu pria itu. pahatan wajah Darren tidak sekeras wajah Ethan, bukan hanya itu, warna matanya juga berbeda.

"Selena?" Darren menjentikkan jari di hadapan wanita itu

"Ya, tuan?" lamunan Selena buyar.

"Kita harus segera pergi, kondisi adikku sangat buruk saat ini. biasakah kamu bersiap sekarang?"

"Tapi, bagaimana dengan tuan Ethan? dia bisa marah kalau aku pergi tanpa sepengetahuannya" ucapnya merinding dengan hukuman yang akan ia terima jika sampai Ethan marah.

"Disini ada banyak pengawal, mereka tau aku datang dan akan membawamu ke kota. kalau Ethan marah, dia akan datang ke mansion dan menjemputmu"

Darren tertegun saat Selena membuka topi, rambutnya berantakan dan bulir keringat menetes ke pinggiran wajah cantiknya. tapi setelah itu, tak sengaja ia melihat bekas ruam merah di tangannya. Darren meraih tangannya lalu memastikan.

"Ulah Ethan?"

"B-bukan, aku alergi terhadap makanan, jadi muncul ruam merah ini, tapi tidak apa-apa, sudah tidak gatal" Selena menarik kembali tangannya, menutupnya kemudian melangkah ke arah bangku.

Belum sempat sampai, Darren menyusul dengan langkah lebarnya menghentikan Selena. "Masuklah untuk bersiap, aku menunggu di depan sambil menyiapkan mobil"

"Secepat ini?"

"Perjalanan ke kota butuh waktu dua setengah jam, ada banyak proses keluar masuk di wilayah ini. utamakan saja keselamatan Sania karena dia membutuhkanmu"

Ia menunjukkan pesan yang sama seperti yang ia tunjukkan kepada Maxime dan Marvel beberapa menit lalu, dengan begitu, keraguan di wajahnya sirna seketika.

"Em.... baiklah, tunggu aku bersiap sepuluh menit" putus Selena tersenyum hangat.

Melihat dari belakang, senyuman Darren tidak luntur sama sekali, terus terukir di bibirnya sampai Selena benar-benar masuk ke dalam mansion. Martha ikut masuk sambil membawa keranjang buah hasil panen Selena sendiri.

Tanpa sepengetahuan Ethan, ia berhasil membawa Selena dan menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol di perjalanan. tidak ingin berlebihan, karena masih ada waktu untuk mengambil hati wanita itu.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!