NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Rumus The King

Koridor ramai dengan berbagai suara. Gelak tawa, percakapan hangat, dan langkah-langkah tergesa-gesa memenuhi udara. Beberapa siswa bergerombol, sementara yang lain berjalan sendirian, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tania tiba-tiba berhenti dan menoleh ke Hazel, "Zel, gue ada urusan, lo ke kelas duluan ya," pamit Tania sambil menyentuh lengan Hazel ringan, seolah mencoba untuk meredakan kekhawatirannya.

Tania selalu punya cara untuk bicara dengan nada tenang, meski ekspresinya seringkali tidak mencerminkan ketenangan itu.

Hazel mengerutkan kening, rasa heran terlihat jelas di wajahnya, "perasaan lo ada urusan mulu. Kayak orang sibuk aja," jawab Hazel sambil menyelipkan rambut di belakang telinganya.

Ia merasa semakin penasaran dengan kebiasaan Tania yang sering kali tiba-tiba menghilang dengan alasan sibuk, tapi dia tak pernah benar-benar tahu apa yang dilakukan sahabatnya itu.

Tania tersenyum tipis, senyuman yang lebih menyerupai senyum misterius, "lo gak akan ngerti sama dunia yang gue jalanani. Dunia gue lebih sibuk dari yang lo bayangin," jelas Tania dengan nada serius. Matanya tampak berkilau, seolah menyimpan rahasia yang hanya dia yang tahu.

Hazel menghela napas panjang, berusaha memahami. Namun, dia tetap merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Tania.

"Orang kayak gue, gak bisa sesantai kayak orang biasanya," lanjut Tania sambil menyibakkan rambutnya yang panjang dengan anggun.

Ada nada sombong namun juga kelelahan dalam suaranya, seolah dia lelah harus menjelaskan dirinya berkali-kali.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Tania melangkah menjauh, langkahnya mantap dan cepat. Hazel memperhatikan setiap gerakannya, melihat bagaimana punggung Tania perlahan menghilang di balik kerumunan siswa. Ada sesuatu yang elegan namun juga penuh beban dalam setiap langkahnya, seakan dia membawa dunia di pundaknya.

***

Febrian, dengan rambut acak-acakan dan sikap santai, memperhatikan Hazel yang berdiri diam di tempatnya. Rasa penasaran mendorongnya untuk mendekatinya. Dengan langkah ringan, dia berjalan menuju Hazel dan berhenti di depannya.

Hazel masih tampak terdiam, pandangannya terlihat kosong, terfokus pada sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

"Lo kenapa?" tanya Febrian dengan nada lembut sambil memiringkan kepalanya, mencoba menangkap mata Hazel.

Mata Febrian yang biasanya ceria kini dipenuhi dengan kekhawatiran. Hazel, yang tidak menyadari kehadiran Febrian sampai saat itu, mendongak perlahan, menatap wajah Febrian yang lebih tinggi darinya.

"Ternyata dunia ini sesibuk itu ya," jawab Hazel dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.

Setelah mengatakan itu, Hazel mulai berjalan pelan menuju kelasnya, meninggalkan Febrian yang masih mencoba mencerna maksud dari perkataan Hazel. Febrian, yang tersadar dari lamunannya, langsung bergerak mengejar Hazel. Langkahnya cepat, berusaha menyusul Hazel yang kini berjalan dengan tempo yang lebih lambat dari biasanya.

***

Di jam istirahat, Hazel memilih untuk duduk di perpustakaan yang tenang, menghindari keramaian kantin dan koridor. Perpustakaan dengan suasananya yang tenang, hanya diisi oleh beberapa siswa dan siswi yang sibuk dengan buku dan tugas mereka masing-masing, terasa seperti tempat yang sempurna untuk Hazel.

Di mejanya, Hazel sibuk membaca buku dan mencatat hal-hal penting di buku catatannya. Suara samar dari halaman buku yang dibalik dan pensil yang menari di atas kertas menjadi latar belakang aktivitasnya.

Tiba-tiba, Hazel mendengar suara kursi yang digeser di sampingnya. Ia melirik ke arah sumber suara dan mendapati Bastian, seorang siswa yang dikenal cukup populer di sekolah. Bastian tersenyum lebar, menampilkan lesung pipitnya, dan tanpa menunggu izin langsung duduk di kursi tersebut.

"Katanya lo pinter Zel?" tanya Bastian dengan santai.

Posisi duduknya menunjukkan betapa rileksnya dia, dengan punggung bersandar pada kursi dan kaki yang sedikit terentang. Matanya yang penuh rasa ingin tahu mengikuti setiap gerakan tangan Hazel, mengamati bagaimana pena hitam itu menari di atas kertas putih.

Hazel berhenti menulis dan melirik ke arah Bastian. Dia mengetuk-ngetukkan penanya di meja, dengan ritme yang lambat, sebuah kebiasaan yang sering dilakukannya saat berpikir.

"Ajarin gue matematika dong," pinta Bastian dengan santainya, sambil menyunggingkan senyum kecil.

"Hmm, gue mau ngajarin lo tapi itu gak gratis," ucap Hazel dengan suara yang sedikit bermain-main, mencoba untuk bernegosiasi dengan Bastian yang duduk di sampingnya.

Bastian tersenyum kecil, menatap Hazel dengan ekspresi yang santai. Dia menyilangkan kakinya dan meletakkan satu tangan di atas dadanya dengan sikap yang cukup percaya diri.

"Dia kan banyak duitnya. Pasti bakalan ngasih gue uang banyak," batin Hazel, mencoba menenangkan diri agar tidak tergoda oleh pikiran tentang uang. Meskipun dia tahu betul bahwa di dunia ini dia bisa dengan mudah mendapatkan uang.

"Itu bisa diatur," jawab Bastian dengan santai, suaranya terdengar ringan namun penuh dengan keyakinan bahwa dia bisa memenuhi permintaan Hazel.

***

Hazel memegang selembar kertas yang baru saja diberikan oleh Bastian. Mata hazel memeriksa dengan teliti setiap huruf yang tertulis di atasnya, bibirnya sedikit mengerut menahan senyum.

"Tulisannya bagus banget, padahal dia cowok," batin Hazel dalam hatinya, terkesan dengan kecermatan Bastian dalam menulis jawaban.

"Gimana menurut lo?" tanya Bastian dengan suara yang tenang namun penuh keingintahuan.

Hazel meletakkan kertas yang sebelumnya dia pegang di meja, mengambil pena dengan gerakan yang mantap. Matanya fokus menatap angka-angka yang tertulis di atasnya, seolah-olah mempersiapkan diri untuk sebuah penjelasan yang mendalam.

"Di soal yang gue kasih, kan ada kendala persediaan seperti resistor, transistor, dan kapasitor," ujarnya dengan suara yang tenang namun penuh otoritas.

Hazel memulai penjelasannya dengan langkah yang sistematis, menulis ulang apa yang sudah tertulis di kertas dengan tangan yang cermat.

"Lebih baik disederhanakan dulu, 20x + 10y lebih dari atau sama dengan 200," lanjut Hazel, suaranya membawa ritme yang mantap. Dia memandang Bastian, memastikan bahwa penjelasannya terdengar jelas dan bisa dipahami.

"Jadinya 2x + y lebih dari atau sama dengan 20," tambahnya, menjelaskan proses penyederhanaan langkah demi langkah.

Pena hitam di tangannya bergerak lancar di atas kertas, menciptakan garis-garis yang menggambarkan pemikiran logisnya.

"Sebenernya, untuk matematika ini, kita perlu pahami dulu dasar-dasarnya," ucap Hazel dengan penuh pengertian.

Dia menyerahkan kertas yang sebelumnya dia pegang pada Bastian, memberikan kesempatan padanya untuk melihat dan memahami lagi langkah-langkah yang sudah diajarkan.

Bastian mengangguk perlahan, mencoba menyerap setiap kata yang disampaikan Hazel. Dia merasa Hazel tidak bermaksud untuk merendahkan kemampuannya, tetapi justru memberikan masukan yang bernilai untuk membantunya berkembang.

"Terkadang ada yang masih bingung kalau udah dapat angka yang bilangannya positif ketemu negatif, negatif ketemu positif, negatif-ketemu negatif," lanjut Hazel, mencoba menjelaskan dengan cara yang lebih terbuka.

"Dan terkadang masih ada yang kesulitan membedakan antara simbol lebih kecil dari atau lebih besar dari," tambah Hazel lagi, dengan penuh kesabaran.

Bastian merenung sejenak. Pertanyaannya tentang seberapa buruk kemampuan matematikanya mungkin terdengar kritis, tetapi dia menyadari bahwa masukan Hazel sebenarnya merupakan kesempatan untuk belajar lebih baik lagi.

"Jadi menurut lo, matematika gue seburuk itu?" tanya Bastian dengan serius.

Hazel menggeleng, "gue gak bilang matematika-lo buruk, tapi terlalu rumit dan jalannya pun panjang. Padahal ada yang lebih singkat dan sederhana," jawab Hazel.

Hazel ingin Bastian mengerti bahwa tidak ada yang salah dengan kemampuan matematikanya, tetapi ada ruang untuk penyempurnaan.

Bastian merenung sejenak. Seharusnya dia merasa tersinggung, namun untuk beberapa alasan dia merasa perlu mendengarkan apa yang Hazel katakan.

"Kalau gue lihat, cara lo ngerjain soal ini juga terlalu terpaku sama jalan yang dijelaskan di buku, di mana semuanya dijelaskan satu-satu," lanjut Hazel, mencoba memberikan pandangan baru sambil melihat Bastian.

Bastian merasa agak aneh. Biasanya dia mungkin akan marah atau mempertahankan pendapatnya, tetapi kali ini dia memilih untuk mendengarkan dengan hati terbuka.

"Memang rumus dan cara kerjanya ada yang nggak bisa disingkat, tapi kalau ada rumus 'the king', kenapa nggak dicoba?" tanya Hazel, mencoba memberikan motivasi pada Bastian untuk mencari cara yang lebih efisien dalam memecahkan masalah matematika.

Bastian mengangguk mantap. Dia merasa terdorong untuk tidak hanya mengandalkan cara yang sudah dia pelajari, tetapi juga untuk mencari alternatif yang lebih efektif. Mungkin memang saatnya untuk mengeksplorasi pendekatan yang berbeda dalam belajar matematika, seperti yang diusulkan oleh Hazel.

"Duly noted, Zel," kata Bastian akhirnya dengan senyum mengembang. "Gue akan coba pendekatan baru. Makasih masukannya."

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!