Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 23
"Kamu kenapa yang?" tanya Ari saat melihat Linda terbaring dengan wajah pucat di ranjang kamarnya.
"Ga kenapa - Kenapa, mas." Linda berusah duduk dari tidurnya.
Ari mendekati Linda dan menempelkan tangannya ke kepala Linda. Badan Linda terasa agak hangat.
"Apa tidak sebaiknya mas antar kamu kedokter aja,yang." ujar Ari lembut menatap kekasihnya.
"Ga usah,mas. Tidur bentar juga sembuh. " tolak Linda.
"Kamu sudah makan?" kembali Ari bertanya.
"Sudah mas." Linda terpaksa berbohong padahal dari tadi perutnya tidak mau menerima makanan apa pun.
"Kamu butuh sesuatu,biar mas carikan." terlihat bagaimana perhatian Ari pada Linda.
"Ga ada,mas. Aku mau tidur mas,ngantuk." Usir Linda halus.
"Ya sudah,kalau begitu mas tinggal dulu. Kalau ada apa - apa kamu panggil mas ya." Ari meninggalkan Linda dengan perasaan ragu. Ia takut terjadi sesuatu pada kekasihnya.
Saat ia menutup pintu terdengar istrinya memanggil dirinya.
"Ngapain di kamar Linda,mas?" selidik Rani be4jalan kearah suaminya.
"Adikmu sakit kata si bibik jadi mas nengokin." dalih Ari berpura - pura bersikap senormal mungkin.
"Sakit. Sakit apa?" tanya Rani mulai cemas.
"Kata bibik masuk angin,lebih baik Kamu liat sendiri." Ujar Ari menyuruh istrinya melihat langsung keadaan adiknya.
Rani yang cemas takut adiknya kenapa - kenapa langsung bergegas melihat sang adik. Di putranya handle pintu, matanya melihat sang adik tengah tertidur dengan wajah yang sedikit pucat.
Rani mendekat dan duduk di pinggir ranjang. Tangannya terulur menyentuh pelipis Linda yang terasa sedikit hanga.
"Moga kamu tidak kenapa - kenapa, dek." gumam Rani. Tadinya ia mau membangunkan Linda tapi tidak tega. Ia memilih meninggalkan kamar sang adik menuju kamarnya.
Saat memasuki kamar tidak terlihat keberadaan suaminya.
"Mas...mas." panggil Rani tapi tak ada jawaban. Rani sudah berkeliling kamar mencari keberadaan suaminya ternyata tidak ada. Ia berpikir suaminya pasti berada di ruang kerjanya.
Rani yang merasa tubuhnya lengket memutuskan untuk membersihkan tubuhnya biar segar kembali. Guyuran air dingin di kepalanya membuat pikirannya rileks. Beban pekerjaan kantor menyita pikirannya.
Tak butuh waktu lama Rani sudah selesai dengan ritual mandinya. Ia memilih memakai pakai piyama bertangan pendek seperti biasanya.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit,berarti sudah satu jam ia berada di kamarnya. Rani kembali teringat adiknya,bergegas ia menuju kamar sang adik. Saat membuka pintu terlihat Linda masih pulas tertidur.
"Dek." panggil Rani lembut sambil membelai kepala sang adik yang sudah terasa normal kembali.
Linda menggeliat saat ada tangan membelai kepalanya. Perlahan matanya mulai terbuka dan melihat kakaknya berada di samping dirinya.
"Kak Rani." Linda berusah bangun lalu duduk bersandar di kepala ranjang.
"Gimana keadaan kamu,dek?" tanya Linda menatap adiknya.
"Udah agak mendingan kak. Kakak mau makan?" tanya Linda karna selama ia disana selalu melayani kakak dan suaminya saat makan malam karna si bibik sudah pulang.
"Kakak bisa sendiri, dek. Harusnya kakak yang tanya kamu mau makan apa? biar kakak ambilkan." ujar Rani.
"Aku sudah sembuh,kak." Linda berusah tersenyum di depan Rani. Sebenarnya dari tadi ia menahan perutnya yang bergejolak minta di keluarin isinya karna mencium aroma parfum yang kakaknya pakai , tapi ia mencoba sebisa mungkin menahannya.
"Kak aku kekamar mandi dulu,kebelet." Karna sudah tidak tahan Linda bergegas turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, Ia langsung memuntahkan isi perutnya saat sudah berada di dalam kamar mandi. Untuk menyamarkan suaranya ia menyalakan kran air agar Rani tidak mendengar suaranya.
Linda mencuci mukanya yang kembali terlihat sedikit pucat. Sementara Rani masih setia menunggu Linda keluar dari kamar mandi.
Rani menoleh kearah pintu kamar mandi yang terdengar terbuka,ia tersenyum saat melihat Linda keluar dari sana. Linda berusaha terlihat biasa - biasa saja. Ia berharap Rani tidak mengetahui perubahan pada wajahnya.
"Kamu benar ga apa - apa?" tanya Rani kembali.
"Ga apa - apa,kak." sahut Linda.
"Kamu butuh sesuatu?mau kakak ambilkan." Rani bertanya kembali.
"Ga,kak. Aku cuma pengen rebahan aja,kak." jawab Linda yang terharu dengan perhatian sang kakak yang sudah ia sakiti.
Karan merasa Linda baik - baik saja Rani meninggalkan kamar adiknya. Selepas kepergian Rani, air mata Linda lolos begitu saja membasahi pipi mulusnya.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri