NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 22

Victor duduk di kursi di samping ranjang, menatap wanita di hadapannya dengan intens. "Apa kau mengingat sesuatu, Jennie?" tanyanya dengan harap-harap cemas.

Wanita yang dipanggil Jennie itu mendongak dan menatap Victor. Matanya yang dulu penuh kebingungan kini tampak lebih tajam. "Jelaskan kenapa aku bisa di sini dan siapa diriku sebenarnya," ujarnya dengan nada tegas.

Victor menarik napas dalam, mencoba menyusun kata-kata yang telah ia siapkan. "Kau sebenarnya Jennie, istriku. Hubungan kita sangat tidak baik. Keluarga ku kaya dan kau bekerja sebagai anak magang di perusahaanku. Kita sering kali bertemu, dan aku mencintaimu," jelas Victor dengan sedikit kebohongan yang sudah direncanakan.

Jennie mendengarkan dengan seksama, tapi tatapannya tetap dingin. "Lalu apa yang terjadi?" desaknya.

Victor melanjutkan ceritanya, dengan perasaan sedih yang dibuat-buat. "Tapi kau menolakku, dan akhirnya aku memaksamu menikah denganku dan mengandung anak-anakku," ujar Victor, berpura-pura bersedih untuk menipu Jennie.

Wajah Jennie menunjukkan sedikit kebingungan, tapi dia tetap mendengarkan. Victor melanjutkan, "Namun, kau tidak pernah menerima anak kita. Bahkan saat mengandung, kau mencoba beberapa kali bunuh diri. Dan ketika anak kita telah lahir, kau lari dari rumah sakit. Saat itu, kau ditabrak mobil dan dirawat di sini. Kau koma selama beberapa tahun."

Jennie mencerna kata-kata Victor, dan matanya menunjukkan kemarahan yang semakin memuncak. "Jadi, kau pria kaya brengsek yang memaksa seorang wanita untuk menikah denganmu," ujarnya dengan nada sinis.

Mendengar ucapan Jennie, Victor merasa hatinya sesak. Meski ia tahu semua ceritanya hanya omong kosong belaka, tetapi mendengar hinaan yang keluar dari mulut wanita itu membuatnya sakit hati. "Dasar sampah," ujar Jennie lagi, penuh kebencian.

Victor menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. "Jennie, aku tahu ini sulit diterima. Tapi aku benar-benar ingin kau pulih. Aku akan melakukan apa saja untuk membantumu," ujarnya dengan nada penuh kepalsuan.

Jennie tidak bisa menahan amarahnya. "Kau pikir aku akan mempercayaimu begitu saja? Setelah mendengar semua yang kau lakukan?" tanyanya, suaranya bergetar.

Victor berusaha tetap tenang. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Kita bisa memulai dari awal, membangun kembali kehidupan kita bersama," katanya dengan nada memohon.

Pintu ruang rawat terbuka pelan, dan Key serta Kayla terlihat memasuki ruangan dengan langkah hati-hati. Kayla, yang paling senang, segera berlari ke arah Jennie setelah melihat pecahan gelas yang sebelumnya ada di lantai telah dibersihkan oleh perawat. Dengan mata berbinar dan senyum lebar, Kayla memeluk tubuh Jennie erat-erat.

"Terima kasih sudah kembali, Mommy," ujar Kayla dengan suara lembut, seraya menenggelamkan kepalanya di perut Jennie.

Jennie terdiam, tubuhnya kaku melihat tingkah Kayla. Rasanya aneh, melihat anak kecil ini memanggilnya 'Mommy'. Meskipun tidak memiliki ingatan tentang masa lalu, insting keibuannya perlahan muncul, membangkitkan perasaan hangat di dadanya. Di sisi lain, Key menatap Jennie dengan penuh diam. Ia telah mencerna semuanya bahwa wanita yang berada di depannya ini adalah ibu kandungnya.

Kayla kemudian mendongak, menatap wajah Jennie dengan mata penuh harap. "Gendong," pintanya seraya mengangkat kedua tangan kecilnya.

Victor yang mendengar permintaan putri kecilnya itu, segera membawa Kayla ke pangkuan Jennie. Dengan sigap, Jennie menahan tubuh Kayla, meski sedikit canggung. Tangan kecil Kayla melingkari leher Jennie, dan ia tertawa riang.

"Mommy, aku sangat merindukanmu," kata Kayla, suara kecilnya penuh kejujuran dan kebahagiaan.

"Mommy...," gumam Jennie pelan, mencoba merasakan kata itu. "Aku...aku juga senang bisa kembali," lanjutnya meskipun dengan perasaan masih ragu.

Victor menatap Key yang terdiam, terlihat jelas kebingungan dan kekecewaan di wajah anak sulungnya itu. Dalam hati, Victor merasa sangat bersalah. "Maaf, Key. Daddy terpaksa harus melakukan ini agar adikmu tetap hidup," ujar Victor dalam hati, mencoba membenarkan tindakannya.

Sementara itu, Kayla yang duduk di pangkuan Jennie, menoleh ke kiri dan kanan, merasa suasana menjadi aneh. Ia memperhatikan ekspresi Key yang tampak bingung dan marah, lalu tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. "Key, kenapa kau terlihat seperti orang bodoh? Ini mommy kita," ujar Kayla dengan nada menggoda, tak mengerti beban yang sedang dipikul oleh kakaknya.

Key menatap adiknya dengan mata yang penuh emosi. "Kayla, ini bukan main-main. Ini sangat penting," jawabnya dengan nada serius, meskipun ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang di depan ibunya yang baru saja bangun dari koma.

Jennie menatap kedua anaknya dengan perasaan campur aduk. Meskipun ingatannya masih kabur, ia bisa merasakan ada sesuatu yang besar dan penting yang sedang terjadi di antara mereka. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya sendiri sebelum berbicara. "key mendekat lah" katanya dengan suara lembut, berusaha menjadi titik tengah yang menenangkan.

Victor merasa lega mendengar suara lembut Jennie yang tampak mulai menerima peran barunya sebagai ibu palsu. Namun, ia tahu bahwa situasi ini masih jauh dari selesai. Ada banyak kebohongan dan rahasia yang harus dijaga, dan ia harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana agar Kayla bisa mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya.

Victor menatap kedua anaknya dengan penuh pertanyaan. Ia mencoba untuk memahami bagaimana mereka bisa berada di sini, di rumah sakit, bukannya di sekolah seperti yang seharusnya. "Sekarang hal yang terpenting adalah kenapa kalian bisa ada di sini? Bukannya Daddy mengantar kalian sampai gerbang sekolah?" tanya Victor, mencoba mencari jawaban.

Kayla hanya tertawa riang, seolah situasi ini adalah permainan yang menyenangkan. "Itu karena Daddy menyembunyikan Mommy," ujar Kayla polos, sambil tersenyum lebar.

Key, yang sejak tadi terlihat ragu, akhirnya mendekati Jennie dengan langkah hati-hati. Matanya masih tidak percaya melihat rupa ibu kandungnya sendiri, yang kini duduk di hadapannya. Jujur saja, saat pertama kali menatap Jennie, ia sempat mengagumi wajah cantik wanita itu. Pantas saja Alisa, wanita yang mengincar ayah mereka, tidak pernah bisa menarik perhatian ayah mereka. Ibu kandung mereka benar-benar seperti jemaat bidadari.

Jennie menyadari tatapan Key yang penuh kekaguman dan kebingungan. Dengan senyum kecil yang menawan, ia berkata, "Berhenti menatap seperti itu, aku tahu aku cantik, Key," ujarnya seraya menunjukkan gummy smile-nya yang khas.

Key tersipu malu, tetapi juga merasa lega melihat sikap santai ibunya. "Maaf," jawabnya dengan jujur.

Jennie merasakan kehangatan di hatinya. Meskipun banyak hal yang masih kabur, ia bisa merasakan cinta dari anak-anaknya. "Tidak apa-apa, Key. Aku juga merasa seperti bermimpi. Tapi yang penting sekarang adalah kita bersama-sama," katanya sambil mengelus kepala Key dengan lembut.

Victor memperhatikan interaksi antara Jennie dan anak-anaknya dengan perasaan campur aduk. Ia merasa lega melihat mereka bisa saling menerima, meskipun kebohongan besar yang ia ciptakan masih membayangi. "Kita harus memastikan bahwa Mommy mendapatkan perawatan terbaik. Kita akan sering mengunjungi Mommy di sini sampai dia benar-benar pulih," ujar Victor dengan suara tegas, mencoba menyembunyikan rasa bersalahnya.

Kayla mengangguk dengan semangat, sementara Key tetap diam, mencoba memahami situasi ini lebih dalam. "Baik, Daddy," ujar Key akhirnya, dengan nada serius.

Victor tersenyum kecil, meskipun hatinya berat. "Daddy akan berusaha yang terbaik untuk kalian semua," jawabnya, tanpa berani berjanji terlalu banyak.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!