Antie Nicole adalah jomblo sedari lahir yang berusia 27 tahun. Kesehariannya adalah berlatih karena dia adalah seorang atlet wingchun.
Ketika dia sedang melakukan hobinya yakni panjat tebing, Antie terjatuh dan dia bangun sebagai Estrella De Agler. Seorang wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah.
" Waah, aku sudah bersuami, tapi dimana ini?"
Bagaimana Antie menjalani hidupnya sebagai seorang Estrella De Agler yang merupakan istri dari seorang tyrant kejam?
Apakah di bisa tetap hidup dengan baik di dunia yang sama sekali tidak ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VWTH 23: Tidak Percaya
Madam Rena, pemilik Beauty Boutique sangat senang ketika mendapat undangan langsung dari Duchess De Agler. Sepanjang hari dia tidak melepaskan senyumannya. Terlebih rumor yang mengatakan bahwa Duke begitu mencintai istrinya itu bak bunga yang harusnya semerbak hingga terdengar di setiap sudut butik miliknya. Ya, tidak ada satu pun Nyonya maupun Nona bangsawan yang berkunjung ke butik tanpa membicarakan Duke dan Duchess. Dan sebagai orang yang menyaksikannya, Madam Rena tentu ikut menambahkan bumbu. Dia mengatakan bahwa dirinya melihat langsung bagaimana Duke dan Duchess saling mencintai dan sangat mesra.
" Apakah benar begitu Madam Rena? Woaaah saya sungguh tidak menyangka, seorang Duke yang terkenal sebagai tyrant bisa bersikap lembut."
" Jika Nyonya Baronnes melihatnya sendiri, maka Nyonya akan tersipu malu. Mereka sungguh sangat harmonis. Melihat Duke yang merengkuh lembut pinggang Duchess, duuuh membuat saya ikut iri."
Madam Rena benar-benar mendeskripsikan semuanya dengan sangat baik sehingga membuat para tamu butiknya semakin dibuat penasaran dengan hubungan Duke dan Duchess. Terlebih semua orang juga tahu bahwa baju yang kemarin dipakai untuk pesta di istana adalah buatan dari Beauty Boutique.
" Oh iya Madam Rena, apakah benar Anda yang membuat baju untuk Duke dan Duchess?"
" Iya benar, tapi untuk warna dan model Duchess lah yang memilihnya sendiri. Setelah makan siang, saya harus ke kastel Duke. Beliau memesan baju lagi, katanya untuk menghadiri undangan pesta teh."
Jawaban dari Madam Rena membuat semua pelanggannya penasaran. Mereka sungguh tidak sabar menantikan baju yang akan dipakai Duchess di acara pesta teh. Dari beberapa pelanggan Madam Rena ada salah seorang Mariciones yang mengundang Duchess. Dia terlihat tersenyum cerah karena ikut menantikan pakaian apa yang akan digunakan oleh Duchess.
" Saya jadi ikut tidak sabar, seperti apa tampilan Duchess saat menghadiri pesta teh saya nanti. Beliau memang belum memberikan surat balasan. Tapi saya yakin beliau akan datang ke undangan pesta teh saya," ucap Mariciones tersebut.
" Waah nanti tolong ceritakan ya Nyonya Mariciones. Sepertinya Duchess bisa mengalahkan Ratu Aretha di pergaulan kelas atas, upsss."
Pluk pluk pluk
Seorang Baronnes menepuk mulutnya sendiri. Ia lalu melihat ke sekeliling dan menghembuskan nafasnya dengan penuh kelegaan.
" Huuuft, bisa mati saya kalau ada yang mendengar saya mengucapkan hal tersebut."
Semuanya pun langsung diam dan melakukan aktivitas seakan-akan ucapan Baroness tadi tidak pernah keluar dari mulut. Madam Rena juga ikut merasa lega, meskipun hanya omong kosong, tapi jika ada orang yang memihak Ratu di sana maka urusannya akan jadi panjang. Bisa-bisa hidup Baroness tersebut tidak akan lagi tenang seperti sebelumnya.
Plok plok plok
" Baiklah Nyonya-nyonya, bukannya saya tidak cinta dengan uang Anda semuanya. Tapi saya harus menutup Beauty Boutique ini karena sudah memiliki janji temu dengan Duchess. Dan sepertinya saya pun harus menutup butik saya untuk beberapa hari. Pesanan yang sudah masuk tentu akan saya selesaikan sedangkan yang belum pesan mohon tunggu pemberitahuan selanjutnya kapan butik saya akan buka."
Semua pelanggan Madam Rena menunjukkan kekecewaan mereka. Tapi alasan dari sang pemilik butik memang sangatlah jelas. Ia merasa bahwa pesanan dari Duchess pasti tidak hanya satu, dan dia membutuhkan waktu lebih menyiapkan pesanan yang akan ia terima.
Kastel Count Osmund
Saat ini pria paruh baya itu tengah marah-marah. Beberapa barang berserakan di lantai. Apalagi yang membuatnya kesal selain tekanan dari Ratu Aretha. Setelah kejadian pesta. Esok harinya ayah dari Estrella itu dipanggil ke istana. Di sana Ratu Aretha menumpahkan semua kemarahan dan kekesalannya kepada Count Clovis. Dan satu hal yang fatal, pendanaan terhadap usahanya di stop oleh Ratu.
Prang ... Prang ... Prang ...
" Aaarghh, sialan. Dasar anak tidak tahu diri! Dasar anak kurang ajar! Memang dari semenjak lahir dia selalu merepotkan ku!"
Count Clovis marah-marah tidak karuan. Semua kemarahannya ditujukan kepada Ella, putri bungsunya. Tujuannya menikahkan Ella adalah untuk mendapatkan keuntungan dari dunia belah pihak, tapi ternyata semua tidak berjalan seperti yang ia harapkan.
Tambang batu permata yang Count Clovis dapatkan dari Dexter sebagai mas kawin sabar pernikahan Ella kini terancam tidak bisa beroperasi karena biaya produksi yang diberikan dari Ratu Aretha terhenti. Hal ini lah yang membuat Count begitu geram.
" Apa yang ayah lakukan!" pekik Meyer penuh dengan kekesalan.
" Hah, kau juga sama aja dengan anak sialan itu. Bukannya membantu keluarga tapi malah bertindak sesuka nya sendiri. Bergabung dengan kelompok tidak jelas yang sama sekali tidak menguntungkan!"
Meyer memutar bola matanya malas. Ia paling merasa sebal jika sudah membahas mengenai apa yang ia lakukan. Padahal sebenarnya Count sendiri yang Tidka mengizinkan Meyer ikut mengelola tambang permata tersebut. Di usianya yang sudah senja itu Count masih ingin melakukan semuanya sendiri dan belum juga berencana untuk mengangkat Meyer sebagai penerus.
" Terserahlah Ayah mau bicara seperti apa, tapi yang jelas sekarang Ayah ikuti sekarang terbukti meninggalkan Ayah bukan?" cibir Meyer.
" Brengsek, semua itu karena ulah adikmu, jika adikmu berperilaku seperti biasanya maka semua ini tidak akan terjadi. Tapi malah dia mencoba melawan Ratu. Semuanya menjadi kacau!"
Count Clovis terus saja mengoceh yang mana membuat Meyer semakin kesal. Tapi dia tidak bisa melupakan fakta bahwa apa yang dikatakan oleh ayahnya itu menyiratkan sesuatu. Dengan apa yang terjadi maka bisa disimpulkan bahwa Estrella memang sudah berubah. Tapi Meyer tetap harus mendapatkan pernyataan yang pasti akan hal tersebut.
Tanpa berkata apa-apa lagi Meyer meninggalkan ruangan Count Clovis. Dia langsung menemui seseorang yang sudah ia perintahkan untuk menyelidiki sang adik.
" Jadi apa yang kau temukan Bre?"
" Siap Tuan Count muda, semua rumor yang beredar memang benar adanya. Nona Estrella aaah maksud saya Duchess memang seperti yang diberitakan. Duchess sungguh berbeda, beliau tidak seperti saat masih menjadi mona muda di kastel ini. Bahkan Duchess memiliki keahlian ilmu bela diri yang baik."
Meyer semakin terkejut mendengar semua yang ia dengar tentang Estrella. Masih ada dalam dirinya sisi tidak percaya dengan segala hal yang orang bicarakan tentang sang adik.
" Sepertinya aku harus melihat sendiri seperti apa adik ku kesayanganku itu. Jika Memang dia benar-benar berubah, aku harus melihat apakah dia bisa menjadi ancaman atau dukungan!"
TBC