Hilya Khairunissa harus menerima kenyataan jika dirinya dijodohkan dengan salah satu mantan santri di pondok milik Abah nya sendiri.
Mengenal beberapa hari,dan hanya cerita saja,Nissa harus menerima jika Zavier memiliki perasaan untuk wanita lain.
"Kamu sudah tahu aku kan,kau bahkan mempunyai kemampuan untuk menolak ku,tapi masih saja menerima perjodohan ini di waktu terakhir!"
"Aku hanya ingin membalas budi Abah karena sudah membesarkan hingga membuat ku seperti sekarang" jawab Nissa dengan nada datar.
Wanita itu tidak akan pernah mengira jika Zavier bisa berkata kasar pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 23 Dijemput
Keesokan pagi nya,Firman dan Murni di kagetkan oleh segerombolan pria berjas hitam dan kaca mata hitam di pelataran rumah nya.Mereka memaksa masuk setelah penjaga di depan melarang karena yang punya rumah belum membuka kan pintu.
Warga sekitar yang telah selesai sholat subuh berkerumun untuk hanya sekedar ingin tahu ada apa sebenarnya.
"Tidak mungkin kan Pak firman terlilit hutang?"
"Atau dia terseret kasus korupsi"
"Wah,tidak di sangka ya"
Banyak lagi asumsi masyarakat sekitar tentang keluarga Firman.
Firman yang setelah sholat pun mengintip di jendela, dibelakang nya ada Murni menepuk bahu suaminya.
"Kenapa Yah?" tanya wanita tua itu.
"Kamu punya masalah apa Bu,atau hutang dengan siapa.Kenapa di depan banyak orang seperti depkolektor?" ucap suami nya.
"Astaghfirullah Yah,Ndak ada demi Allah.Ibu gk punya kaya begitu an di luar!"
Tiba tiba pintu di gedor kembali.
Ceklek!!!
Firman pun membukakan,di depan nya ada penjaga.
"Ada apa ini?" tanya Firman.
"Maaf Pak bos,mereka kemari mencari Zavier"
Seketika Firman dan Murni saling berpandangan.Iya mereka tahu jika keponakan nya ada di sini bersama suami nya.Tapi mereka pun terkejut kenapa Zavier di cari banyak orang.
"Coba tanyakan pada mereka,siapa leader nya nanti bicara dengan saya!" ucap Firman pada lelaki di depan nya.
.
.
.
Sebelum murni memanggil menantu keponakan ia akan konfirmasi dahulu dan mencari tahu sesuatu.
"Jadi maksud kedatangan saya begini Pak ... ... ... "
Pengawal yang diutus oleh Vito tanpa sepengetahuan Riza dan Hafi itu pun bercerita panjang lebar.
"Astaghfirullah Yah..." Murni tidak percaya dan tak habis pikir,hatinya berkata ketidak mungkin nan itu terjadi pada Zavier.
"Sabar Bu..." Firman mengusap punggung istri nya.
"Begini saja,nanti anda pulang dan sampaikan pada Papah Mina atau siapa tadi namanya saya kurang paham.Kami akan konfirmasi dengan anak nya terlebih dahulu,kami pastikan akan mengantar hingga kediaman" ucap Firman namun di balas gelengan oleh pengawal.
"Tidak bisa Pak,saya harus membawa nya sekarang juga."
Murni pun mencengkram lengan suami nya erat "Bagaimana Yah?" dan Firman hanya mengangguk.
"Kalau begitu ijinkan saya bicara dengan yang bersangkutan terlebih dahulu,dan saudara bisa menunggu di sini!"
Pengawal pun setuju dan mempersilahkan Firman untuk masuk,padahal ini di rumah nya sendiri.
.
.
.
"Kamu yang memanggil Bu,mereka saudara dari Ibu kan?!" Ucap Firman pada istrinya,Murni pun menuruti nya saja.Kedua nya sudah berada di depan pintu kamar Nissa.
Tidak mungkin mereka belum bangun,keponakan nya sendiri selalu terbangun malam dan melakukan sholat sunah.
"Ibu takut mengganggu Yah.." jawab Murni ambigu.
"Di coba dulu,jika pun nanti tak di jawab kita tunggu saja"
Menghela nafas nya,mengucap bismillah Murni mulai mengetuk pintu.
Tok..
Tok...
Tok....
"Nissa, ini Bude nduk.. Kamu sudah bangun belum?"
Suara yang tak asing terdengar,Zavi tahu jika itu Bude Murni.Ia pun menoleh melirik istrinya yang sudah tertidur.Beberapa jam lalu Nissa masih merintih sebelum Zavi mengusap usap perut nya yang kram.Perlahan dan hati hati ia menarik tangan nya dari perut Nissa lalu mulai menurunkan kaki.
Ceklek!!!
"Ya Bude...Pak Dhe.." Pertama hanya terlihat Bude lalu Pak Dhe ternyata juga tak jauh dari sana.
"Ee... Nissa dimana Zavi?" Kepala bude menyembul seolah ingin melihat keponakan nya tapi tak juga terlihat.
"Nissa belum lama tidur Bude,dia kesakitan kram perut karena sedang datang bulan" jawab Zavier,ia pun membuka pintu nya lebar.Benar saja Nissa masih terbaring dengan selimut hingga setengah perut.
"Begini..." Tiba-tiba Firman maju dan menarik pelan tangan Zavier,pemuda itupun melihat cekalan tangan Pak Dhe firman di tangan nya.
Menggeser Zavi ke luar,Murni pun menutup pintu kamar.Ia sementara merahasiakan dulu.
Firman pun mulai bicara pada Zavier tak jauh dari pintu kamar Nissa.Murni sudah cemas dengan keadaan,para lelaki di luar sana dan suami nya yang sedang menjelaskan pada Zavier.
"Apa itu betul nak Zavier?" tanya Firman memastikan.
Zavi menghela nafas nya.
"Sebenarnya Zavi sendiri bingung harus cerita dari mana Pak Dhe tapi Zavi berani bersumpah bukan Zavi ayah dari anak yang Mina kandung.Zavi hanya merasa bersalah karena Zavi tidak bisa menjaga adik Zavi sendiri hingga seperti ini!"
Firman mengangguk "Pulang dan jelaskan pada mereka terlebih dulu,selesaikan masalah mu dulu nak" perintah Firman.
"Apa Nissa tahu tentang ini?" tanya Murni dan Zavi mengangguk.
"Ia menghindari mu karena ini,hingga berkeinginan tinggal disini sementara apa itu juga alasan nak?" tanya Murni dan Zavi mengangguki nya lagi.
"Zavi yang salah Bu Dhe,maaf sudah mengganggu sepagi ini" ucap Zavi pada kedua orang tua di depan nya.
"Kalau begitu temui lah dulu mereka nak!" Ucap Firman pada Zavi.
.
.
.
To be continue
