Novel bertema Percintaan Manis
Rina Arumi Yasmin berstatus mahasiswa semester akhir telah menyabet sabuk hitam dalam seni bela diri. Berjumpa dengan laki-laki misterius yang ternyata menurut Rina adalah malaikat pelindungnya. Akankah ia berjodoh dengan malaikat pelindungnya?
Semoga reader senang dan termotivasi setelah membaca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuk_Rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Wisata Religi
"Assalamualaikum, Pak Joko Tuti mau salim" ucap Tuti mengulurkan tangannya.
Seketika Rendi mendongak melihat perempuan di sebelah Pak Joko. Ia mengerutkan dahi merasa tidak mengenal.
Tuti berpakaian ala rumah yakni baby doll yang sudah berkali kali di cuci hingga warna dan gambar pudar, kerudung instan usang pula, tuh muka juga tidak dipoles sedikitpun. Yang melihat jadi kurang lega 😌
“Arep nang ndi nduk?” (mau ke mana nak) tanya pak Joko
“Saking griya mlampah mriki ngaturno titipane ibu krupuk puli.” (dari rumah jalan ke sini kasihkan titipan ibu, krupuk puli) Tuti berdiri di samping pak Joko yang sedang duduk
“Pak angsal kenalan kaliyan mas ganteng sebelah niku? (pak boleh kenalan dengan mas ganteng sebelahnya itu) Tuti malu malu berucap
“Yo kenalano dhewe nduk! Aku tak ngancani mak Dayang” (ya kenalan sendiri nak. Aku mau menemani mak Dayang) Pak Joko sambil beranjak dari tempat duduknya
"Nak Rendi, bapak tinggal ya?"
"Nggih Pak" (iya Pak)
“Assalamualaikum mas ganteng boleh kenalan?”
Tuti nekat ngajak kenalan dan berdiri di hadapan Rendi
“Waalaikumsalam, aku Rendi, kamu siapa?”
“Apik ya namanya, aku Tuti nama lengkapku Mersi Tuti Noversita Harefa” (bagus) Tuti mendudukan diri meski tidak dipersilahkan duduk
“Mas Rendi sudah punya pasangan atau belum?" Tuti mulai interogasi
“Kenapa tanya begitu?” Rendi malah balik tanya
“Kalau belum punya, boleh aku daftar jadi calon pasangan? !”
Dalam hati Rendi (calon apa, melihat saja aku tidak selera)
“Aku tidak buka lowongan” kemudian melihat HP menundukkan kepala
Tuti tak mudah putus asa“Jangan begitu, aku ini banyak kelebihan lho. Bisa nyuci, bisa masak, bisa ngepel, bisa setrika, bisa nyapu, bisa jahit”
Masih menundukkan kepala tak mau melihat Tuti sedikitpun “Maaf aku sudah punya pembantu”
“Walah aku salah sebut ya, ok..baik kelebihanku selanjutnya aku bisa melayani suami ku seumur hidupku. Gimana diterima Mas Rendi?” jual murah dah
Rendi kekeh berucap “Ditolak”
“Jangan gitu mas Rendi, dicoba dulu” Tuti mulai obral
“Lha memangnya kamu parfum ada testernya?”
melihat Tuti sebentar lalu kembali berkutat HP
“Ibarat pekerjaan, magang dulu lah mas Ren. Mau ya”
Dasar Tuti semangatnya tak kenal kalah, ia terus berusaha mendapat perhatian Rendi
Sementara itu Yuda kembali dari arah belakang rumah menuju tempat duduk Rendi di teras
"Ren, Rina bersiap untuk jalan-jalan" Ucap Yuda
“Jalan-jalan ke mana? Boleh Tuti ikut?"
Rina datang membawa tas kecil “Kamu tidak ada pekerjaan Tuti?”
“Tidak ada mbak Rina, sudah selesai, jam 7 tadi sudah kirim 50 nasi kotak ke puskesmas peringatan ulang tahun salah satu pegawainya"
"Kamu usaha catering?" tanya Rina
"Ya kalau ada yang pesan saja mbak baru aku buatkan. Jadi gimana, boleh ikut?”
Merasa tidak tega menolak akhirnya Rina berkata “Jangan nakal ya”
“Asyikkk tunggu Tuti ya, 30 menit mau ya"
saking senangnya Tuti setengah berlari kembali ke rumahnya bersiap ikut Rina.
“Aku siap Mas Rendi, ayo kita berangkat"
Tuti menggunakan rok lipit abu, kaos putih di padu long outer abu, kerudung abu pula, sepatu sneaker, polesan wajah dan bibir tipis yang membuat ia tampak segar dan imut apalagi ia punya lesung pipi dan gigi kelinci.
Ketiganya kaget dibuat Tuti, bagaimana tidak tadi penampilannya buluk banget, sekarang bahkan tanpa sadar seorang Rendipun kepincut.
“Nanti duduk depan sama aku ya” Rendi membuat keputusan tanpa minta persetujuan dia
Yuda. dan Rina saling memandang kemudian tersenyum mendengar penuturan Rendi.
“Mantap, duduk depan dengan mas Rendi siapa nolak!” seru Tuti ceria
“Mak pak, kami pamit jalan-jalan ya!" ucap Rina mewakili semua.
Mereka semua salim kepada kedua orang tua Rina.
kemudian Tuti berkata “Mbak Rina Mas Yuda permisi ya aku duduk di depan menemani calon ku, cuit..cuit..sik…asikkk!”
“OK Tuti, tapi hati-hati sama buaya darat!” Jawab Rina
“Hush..jangan ngadi-ngadi Rina!” Rendi tak terima.
Rendi membukakan pintu mobil depan untuk Tuti. Tuti sendiri senyum senyum terus diperlakukan berbeda setelah berganti pakaian.
Batin Tuti (tahu gini aku dandan dulu sebelum ke rumah Mak Dayang tadi)
Tak kalah dengan Rendi, Yuda pun berperilaku sama. Setelah membukakan pintu mobil untuk Rina, ia memutari mobil untuk membuka pintu seberang agar dia bisa masuk.
Kita mau ke mana Rin?” Tanya Rendi
“Berhubung habis ini waktu Ashar, kita ke Masjid Jami”
Rendi mulai menjalankan mobil "kamu petunjuk arah ya"
"Kan ada kamu di sampingmu mas Rendi, aku siappp jadi nyonya Map" jawab Tuti asal
“Eh mbak Rina ini tour wisata religi mbak?" Tuti menyeletuk saat mendengar ke mana mereka akan pergi
“Bisa dibilang begitu.” Rina menjawab
“Mmmm kalau gitu boleh kah aku request tempat setelahnya?”
"Kamu ini baru kami kenal sudah berani request², kita bukan acara radio yang suka request" Rendi berargumen
“Kan ini sama sama wisata religi, bagaimana jika kita ke makam mantan presiden, mau?”
“Gimana kanda?” Rina minta pertimbangan Yuda
“Boleh” Yuda sedikit merasa tersisihkan, sebab dari tadi sumber ketertarikan hanya pada Tuti. Ia memilih membuka gawainya.
“Sip, ini namanya sambil berenang dua tiga pulang terlampaui” seru Tuti senang sebab yang dia mau di turuti
“Kamu ada urusan apa ke sana selain ziarah?” tanya Rina
“Nagih hutang seseorang mbak” Tuti menjawab
Ketiganya kaget dengan jawaban Tuti, "Ets..kenapa pandangan kalian begitu? "
"Aku bukan rentenir, aku hanya mengambil hak ku dari hasil kerjaku“ jelas Tuti
" Kamu sering kesana?" selidik Rendi
“Aku dulu mondok di daerah sana mas Rendi"
“Kamu santri pondok? sulit ditebak ya” Rendi menjawab
“Hahaha..sebab kalian belum kenal aku.” makanya restui aku jadi calonmu supaya kita saling mengenal, ya.. ya.. ya..?" rayu Tuti
"Belum waktunya" Rendi menjawab sambil melihat arah jalan
Yuda melihat peluang berbicara dengan Rina, ia pun berbisik pada Rina "Aku butuh kesempatan berbicara berdua denganmu, kita bicarakan masalah pinangan"
"Iya nanti kita cari kesempatan" jawab Rina
Mengetahui Rendi dan Tuti melirik spion, Rina pun mengalihkan
“Bagaimana kehidupan di pondok?” tanyanya
“Lengkap mbak, yang menyenangkan ada..tidak menyenangkan juga ada. Selalu begitu kan di bumi bagian manapun kita berada!” Tuti bijak menjawab
“Kamu sepertinya cukup berprestasi ya Tuti?” Rina berpendapat
“Ah tidak mbak saya biasa saja. Saya terus yang dibahas. Boleh tahu Mbak Rina kog bisa kenal dengan mas Yuda?”
“Semua kehendakNya, kata kanda Yuda sih love at the first sight!”
“Wah ada ya begitu?”
“Tuh buktinya, tanya saja yang bersangkutan”
Rina melihat Yuda, Yuda hanya menganggukkan kepala tanpa mau bercerita
“I believe anything can happen, it’s all God’s secret. Is this true Mr.Yuda?” Tuti berucap
“100 persen benar!” Yuda menjawab
“Beruntungnya mbak Rina, pasti mas Yuda ini bucin!” lanjut Tuti
Rina dan Yuda saling menoleh, lalu tertawa “Kamu ini benar-benar nyamar Tuti!
“Ren, ada berlian terbungkus kertas. Segera ambil!” Yuda berseru
Reaksi Rendi hanya melirik kaca spion tanpa membalas ucapan Yuda.
Perjalanan terasa sangat cepat sebab mereka saling mengorek cerita masing masing. Tibalah di Masjid Agung Baitul Mukminin.
Konon katanya masjid ini menjadi tempat berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dilihat dari desain masjid nya pun cukup unik karena menggabungkan unsur budaya. Nuansa timur tengah terasa sangat kental dengan adanya menara menjulang sehingga dari kejauhan pun akan nampak. Namun selain mengusung nuansa timur tengah masjid ini juga kental unsur budaya Jawa yakni penggunaan ukiran, ornament batik Jawa dan joglonya.
Merekapun segera masuk dan berwudlu, melaksanakan sholat jamaah di masjid Agung Baitul Mukminin.
Saat bersepatu Yuda berucap “Ren, apa hatimu tidak tertarik dengan Tuti?”
“Cukup penasaran, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu dari dalam dirinya!”
“Lanjutkan, kita tidak tahu jodoh kita siapa” Yuda kembali menimpali
🥰🥰🥰
apakah readers pnya besti juga? outhor ingatkan yg saling ya
malaikat kah?
yg jelas malaikat yg bs dilihat dg mata, hnya saja bulannya blm dbantu matahari shingga wajahnya tampak samar
smoga d novel ke dua bisa tuntas.
semangatttttt!
readers yg baik, semoga sukaaa😘