Ini adalah kisah Nathan dan Jihan.
Kisah mereka berawal dari, Nathan yang tidak sengaja melihat Jihan berkeliaran di tepi jalan di malam hari sendirian, yang bertepatan dengan Nathan, dipaksa oleh orangtuanya untuk menikah. Tanpa berfikir panjang, Nathan langsung menculik Jihan dan memaksa gadis itu menikah dengan nya.
Hal yang paling gila yang pernah Jihan alami adalah, dimana Nathan berkata "setelah ini buatlah cucu yang banyak, untuk papa gue" shit...emang dunia selalu mempermainkan nya!!!
Akan kah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Semua ketiba-tibaan akan kalian, temukan di novel ini🫣🫣
Kepo ngak? cuss kepoin:)
Btw cerita ini, konflik nya ngak terlalu berat ya...
Jadi kalian bacanya juga bisa santai.
Sambil membaca kisah mereka, bolehlah dukung author juga....iya ngak?
Aku yakin kalian bacanya nanti sambil ngik-ngik hahahah
ngak guys...karena humor setiap orang berbeda kan?
Oke buat yang baca...i love you sekebon 😙🫶🫶🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Album BTS
"lo beneran di tinggal?" tanya Nita hampir tak percaya pada Safira. Kedua insan itu, sedang berada di dalam mobil Nita.
"ngak usah bahas, gue kesel banget sekarang" ucap Safira pada Nita.
"wah....ngak habis pikir gue, padahal lo cantik, semok apalagi yang kurang? Apa Nathan....."
"...ngak suka cewek?" tanya Nita sambil menyetir mobilnya.
"matanya katarak kali, ngak bisa lihat orang secantik gue" sahut Safira pada Nita
Nita menghela nafasnya, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
"gimana kalau....." Nita mulai membisikkan sesuatu pada Safira.
"lo yakin berhasil?" tanya Safira kurang yakin, dengan usulan Nita
"ya lo harus berjuang lah bodo, emang ada yang instan?" tanya Nita
"gimana kalau gue..."
"lo pepetin bapaknya dulu deh, biar lancar siapa tau pak Geri nanti belain lo" jelas Nita memotong kalimat Safira
"besok aja gue coba" ucap Safira sedikit tidak yakin.
Nita hanya mengangguk dan mendukung sahabat nya itu.
"btw lo yakin, Nathan single?" tanya Nita tiba-tiba
Safira mengangguk
"gue yakin banget'' ucap Safira
"gue takut sih, lo di tampar kenyataan " ucap Nita
Siapa tau kan Nathan sudah ada yang punya? pikir Nita
"lo doain?" tanya Safira tidak suka
"ngak Saf, gue cuman takut lo sakit hati, ntar gue lagi yang repot" jelas Nita.
Jika Safira sedang tidak mood, atau sakit hati ia akan memaksa Nita ikut ke bar, dengan nya walau sekedar minum-minum saja.
"itu gunanya sahabat" jelas Safira tidak tau diri
"iyalah, untung gue sayang sama lo" jelas Nita membuat Safira mengangguk, dengan senyum kecil nya. Sungguh ia juga sayang pada Nita.
Jihan menatap binar pada hadiah yang telah dibelikan Nathan, kepada nya.
"beneran sebanyak ini?" tanya Jihan tak percaya
Hampir semua album BTS diangkut alias dibeli, oleh suaminya Nathan.
"ini mahal-mahal lo Than" ucap Jihan hampir tak percaya, bahkan foto-foto random bts juga Nathan beli.
"demi kebahagiaan lo, gue rela ngelakuin apa pun" jelas Nathan sambil mengelus kepala Jihan.
"uhhhh...manis sekali omongan buaya, yang satu ini" ucap Jihan tersenyum pada Nathan
"padahal lo yang buaya, sampe punya suami sebanyak ini" ucap Nathan mengingatkan.
"apa sih? suami aku cuman kamu kok" ucap Jihan sambil memeluk lengan Nathan.
Begitulah betina yang satu ini, jika ada kemauan nya selalu bersikap manis pada Nathan. Namun Nathan tidak mempermasalahkan nya, ia bahagia jika Jihan bahagia.
"aku pajangin nanti ya, foto-foto mereka disana" ucap Jihan terdengar lucu ditelinga Nathan.
"kok lucu?...ini istri siapa sih?" tanya Nathan sambil mengungkung Jihan dalam pelukan nya.
"hihihi istri kamu" ucap Jihan sambil menengadah sedikit keatas, dan memonyongkan bibirnya.
cup
"giliran di kasih hadiah, manisnya minta ampun" ucap Nathan setelah mengecup bibir Jihan.
****
Kini Jihan dan Nathan memilih mendekorasi kamarnya sendiri. Jam masih menunjukkan pukul lima sore, mereka memilih membersihkan dan sedikit mengubah kamar mereka.
Tak
Tak
Setelah kedua nya ber tos ria, keduanya sama-sama menjatuhkan badannya di kasur.
"ternyata capek juga beberes begini" ucap Nathan sambil memandang atap kamar mereka.
"aku dulu lebih dari ini tau" ucap Jihan
Nathan yang terlentang, mulai memiringkan posisinya menghadap Jihan
"maksud nya?" tanya Nathan
Jihan menghela nafasnya, tanpa mengubah posisinya.
"aku waktu di panti, aku yang cuci piring, cuci pakaian nyapu, ngepel, ah...hampir semua lah" ucap Jihan sambil menatap atap kamar nya.
Nathan memeluk perut Jihan
"emang yang lain ngak ada yang bantuin lo?" tanya Nathan mulai memasuki cerita Jihan.
"dibantuin kok, cuman kadang aku kasihan sama ibu panti jadi aku milih ngerjain sendiri" ucap Jihan
"jadi lo ngerjain semuanya?" tanya Nathan
"ngak Than, ada kok yang lain disana... mana bisa aku sendiri ngerjain, orang sebanyak itu" jelas Jihan mulai memiringkan badannya menghadap Nathan.
"kasihan banget istri gue" ucap Nathan mengelus pipi Jihan, yang masih sedikit kemerahan.
"udah ah...aku mau mandi, pengap" ucap Jihan
Nathan menahan badan Jihan, dengan senyuman yang terpancar di wajahnya.
"pake aku-kamu nih, mulai sekarang?" tanya Nathan
"kalau kamu suka" ucap Jihan menggoda
"banget...jangan di ganti ya" ucap Nathan diangguki oleh Jihan
Jihan mengendap-endap menuju lantai bawah, sekedar mengambil snack nya.
Dibukanya pintu kulkas perlahan, takut orang rumah mendengar nya.
"Jihan" ucap Geri tiba-tiba.
"mampus..." ucap Jihan
"kenapa pa?" tanya Jihan sambil menutupi wajahnya pada pintu kulkas.
"boleh bergeser sebentar nak? papa mau ambil minuman juga" jelas Nathan
Ia sedikit bingung, kenapa Jihan sedikit menyembunyikan wajahnya.
"oh oke pa" ucap Jihan menunduk sambil berlalu melewati Geri
"tunggu" ucap Geri membuat langkah Jihan berhenti.
"kenapa pa?" tanya Jihan sambil membelakangi Geri
"kayak gitu bicara sama papa?" tanya Geri bingung, seingat nya ia tidak ada salah pada Jihan tetapi kenapa menantunya itu seakan menjauhi nya?
Jihan menghela nafas, ia juga merasa sedikit tidak sopan berbicara seperti itu pada mertuanya.
"astaghfirullah..." ucap Geri saat melihat seluruh wajah Jihan ada bintik kemerahan sedikit kebiruan. Belum lagi leher Jihan yang sedikit kelihatan.
Jihan menggaruk tengkuknya canggung.
"maaf nak...papa duluan, papa tiba-tiba lupa mau bilang apa" jelas Geri gelagapan
Geri menggeleng tak habis pikir, sama kelakuan anak semata wayangnya itu. Bisa-bisanya Nathan ah....Geri sedikit geli membayangkan nya.
Jihan memilih kembali ke kamar nya, sungguh ia malu pada mertuanya itu.
"kenapa muka kamu itu?" tanya Nathan yang berada di kasur, sambil memainkan handphone nya. Ketika Jihan masuk, ia meletakkan handphone nya. Jihan adalah prioritas nya!!!
"gara-gara kamu sih" ucap Jihan duduk di samping Nathan
"kenapa? papa lihat wajah kamu?" tebak Nathan membuat Jihan mengangguk
"kamu malu?" tanya Nathan membawa Jihan bersandar ke dada nya.
"jelas lah, orang papa kayak syok tadi...sampai ngak bisa lanjutin ucapan nya" jelas Jihan
"ngak papa ya, papa pasti ngerti itu"
Nathan membawa Jihan untuk berbaring dengan baik.
"tapi aku malu Than" ucap Jihan yang menyembunyikan kepalanya, di ceguk leher Nathan.
"ngapain malu?"
"orang kita udah nikah" ucap Nathan menenangkan
Jihan menghela nafasnya lalu mengangguk.
Mereka sama-sama terdiam beberapa saat
"kamu ngak ada mual-mual gitu?" tanya Nathan
"ngak...kenapa?" tanya Jihan
"siapa tau kamu udah hamil" ucap Nathan memandang wajah Jihan.
"sabar ya, lagian kita nikah belum lama ngak mungkin langsung ada" ucap Jihan
"kamu kok ngak sabaran?" tanya Jihan heran, Nathan sedikit terburu-buru pengen anak.
"hehehe namanya juga sayang" ucap Nathan random
"iyalah, terserah kamu" balas Jihan
Mereka memilih untuk segera tidur kembali, dengan Jihan berada di pelukan Nathan.
Bersambung...
Maaf part ini kurang jelas, gue ngetiknya sambil masak😭😭
see you next part
Tinggalin jejak ya beb, biar author semangat 😇🫂
siap-siap elang di pecat
sukses selalu 🥰