Antara Benci & Cinta

...****************...

Pagi itu di negara berbeda, Rio asisten pribadi Arsen, tengah disibukkan dengan pekerjaan penting, atas perintah tuan Leon papa Arsen.

Pasalnya, Benjamin seorang cyber security yang bekerja diperusahaan Leonardo Miller yang ada di spanyol, seminggu yang lalu telah menemukan orang yang cocok dengan pelaku terlibat dalam kecelakaan Liana tempo hari.

Jadi seminggu yang lalu Rio ditugaskan tuan Leon ke Spanyol untuk membantu Benjamin menyelidiki orang yang diduga ambil bagian dalam kecelakaan Liana.

Rio yang nama lengkapnya Gregorio Collen itu yang Arsen tau, hanya ditugaskan membantu perusahaan Leon disana.

Dalam waktu tiga hari, Rio dan beberapa anak buah Leonardo yang ada di spanyol, sudah dapat membekuk orang tersebut setelah begitu lama memantau dan menyelidikinya. Mereka membawa dan mengurungnya di tempat rahasia bawah tanah milik tuan Leonardo.

Namun, karena ada insiden waktu menangkap orang itu, yang mencederai bagian kepalanya, membuat dia tidak sadar beberapa hari. Akhirnya dokter kepercayaan keluarga Miller harus menanganinya dahulu sampai orang itu sadar..

Rio pun segera datang ketempat rahasia itu setelah mendapat kabar, bahwa orang tersebut sudah siuman.

sebelum menemui terduga pelaku, Rio menemui dokter untuk bertanya terlebih dahulu kondisi orang tersebut.

"Bagaimana dokter Willy..? Apa dia sudah boleh ditanyai? Tidak ada kerusakan yang mengganggu daya ingatnya kan?" Tanya Rio pada dokter yang menangani pria tersebut.

Mereka ada diruangan lain.

"Iya..tidak ada kerusakan serius di kepalanya. Dia bisa diinterogasi." Jawab dokter yang bernama Willy itu.

"Baik..terima kasih dokter..!" Ujar Rio.

Dia pun bergegas menuju ruangan isolasi, dimana tempat orang yang terlibat itu berada, Setelah dia menyuruh orang-orang Leonardo mengantar dokter willy pulang ketempat beliau.

Setelah berada dalam ruangan tersebut, Rio mendekati pria yang sedang berada di tempat tidur sempit itu. Tubuhnya terikat di bed kecil yang disediakan disana. kepalanya masih terlilit perban.

Di sana ada beberapa orang-orang Leonardo, yang ditugaskan menjaga pria itu, termasuk Benjamin.

Rio langsung saja menanyai pria tersebut.

"Ooh jadi...bagaimana rasanya berada disini?" Tanya Rio memulai percakapannya tanpa ada intimidasi.

Dia memandang pelaku itu dengan tatapan menyelidik gerak gerik pria itu.

Pria yang terikat itu menatap balik Rio tanpa takut.

"Siapa kalian..dan apa yang kalian inginkan dari saya..hah?" Jawab orang itu dengan bertanya balik.

Rio dapat membaca mimik dan gerakan pria itu saat bicara, dia masih menguji pria itu apa benar-benar tidak hilang ingatan, seperti kata dokter William.

Dan ternyata pria itu tidak apa-apa meski tertembak peluru di bagian otaknya.

Peluru yang menghantam keras di dahinya, menembus tengkorak, lalu melewati antara lobus kiri dan kanan otak di mana terdapat celah sempit dan keluar dari belakang kepalanya.

"Tenang dulu...kami tidak akan menyakiti anda, jika anda bisa bekerja sama dengan baik saat ini." Kata Gregorio.

"Apa maksud anda..!" Balas orang itu.

Rio yang mendengar perkataan itu, langsung meminta sesuatu pada Ben, dan pria bule itu memberikan map coklat yang setelah di buka Rio, ternyata isinya beberapa lembar foto.

Rio pun menunjukkan satu foto, pada pria itu.

"Anda ingat dengan tempat ini.?" Tanya Rio, asisten Arsen itu. Itu tempat terjadinya insiden tertabraknya Liana

Pria di bed itu menatap foto yang agak gelap, karena mungkin foto itu diambil saat malam hari. Lama dia memandangi foto itu, ada reaksi terkejut dan mimik mencurigakan dari pria itu yang ditangkap oleh Rio.

"Saya tidak mengerti maksud anda." Jawab pria itu datar, yang sedikit berubah wajahnya itu.

Rio masih menjaga emosinya agar tetap tenang.

"Benar anda tidak tau maksud saya?" Balas Rio dengan mata tajam setajam silet.

Pria itu tidak mau menatap Rio tapi merinding juga mendengar perkataan asisten pribadi Arsen itu.

Rio terus berusaha menggiring orang itu pada pernyataannya sendiri bahwa dia terlibat.

Rio pun menunjukkan foto lain yang ada ditangannya. Gambar itu seorang pria paruh baya dengan tato naga di lehernya.

"Apa anda tau ini siapa...Tuan Roman?" Tanya Rio lagi kepada pria asing itu yang ternyata namanya Roman sesuai data awal yang di temukan Gregory.

Pria itu sudah beberapa kali mengganti identitas dalam waktu hampir sebulan.

Saat dia melihat gambar foto orang bertato itu, pria yang bernama Roman, seketika wajahnya pucat pasi dan agak gemetar.

"Saya tidak pernah melihatnya..saya tidak tau.."Kata Roman secepatnya memalingkan wajahnya. Sedikit terlihat matanya yang berkaca-kaca juga.

Rio menyunggingkan senyum khasnya saat pikirannya berkata 'sudah kuduga dia mengenalnya'

Asisten Arsen itu adalah orang yang cerdas dan pernah menjadi siswa akselerasi. Setelah lulus menengah atas dia mengikuti pendidikan Kopasus TNI AD empat tahun bertugas sebagai prajurit terbaik, dia direkrut seorang pejabat pemerintah menjadi ajudan pejabat tersebut.

"Benarkah..?" Kata Rio singkat. Tapi kemudian dia menambahkan lagi. "Namanya Simon atau lebih jelasnya Flying Dragon. Dia mendirikan bisnis ilegal yakni pembunuh bayaran, dan sedang dicari selama ini di hampir beberapa negara, setelah banyaknya kasus pembunuhan yang membawa namanya terlibat. Simon sudah menghilang beberapa tahun lalu, setelah kematian istrinya Stella Luther. tapi foto ini menunjukan bahwa dia sebenarnya tidak pernah bersembunyi. Jejaknya sering terlacak pihak keamanan, namun sulit ditangkap. Itu lah mengapa dia menamai dirinya 'Naga terbang' Flying Dragon...benarkan roman?" Tanya Rio hati-hati sekali.

Pria yang bernama Roman ternyata sudah termakan jebakan Rio. Mungkin karena cerita yang Rio jabarkan masih ada yang tertinggal, pria itu menambahkan dengan gemetar dan marah.

"Dia juga pembunuh berdarah dingin..dia menghabisi keluarga saya..karena saya gagal melaksanakan perintahnya...dan dia mengancam akan membunuh putra saya juga, jika saya membeberkan kejadian malam itu...putra kecil saya disandera nya juga..." Jawab Roman.

Sejak tadi mendengar cerita Rio tentang Simon si manusia naga terbang itu, dia mulai terpancing emosi karena mengenang betapa tragisnya Simon menghabisi istri dan putrinya. Juga yang menyandera putranya yang masih sepuluh tahun itu.

Rio ini sebelumnya memang pernah mengikuti pendidikan di TNI dan empat tahun mengabdi sebagai prajurit terbaik di sana. Dia mundur dari TNI karena direkrut menjadi ajudan orang yang bekerja di pemerintahan, yang akhirnya orang pemerintahan itu menyelewengkan dana negara atau korupsi sampai ditangkap.

Rio tidak kembali ke kesatuannya lagi namun di rekrut menjadi ajudan Leonardo yang kala itu mencalonkan dirinya sebagai walikota di negaranya namun tidak lolos dalam pilkada tersebut. Dan akhirnya menjadi asisten pribadi Arsen Christoper Miller putra pertama Leonardo Miller, dua tahun belakangan ini.