Cinta Dan Kebohongan

"Happy banget kamu hari ini, Lan!" Meli menyapa Wulan yang baru datang bersama Bella.

Bella yang tersadar dengan aura keemasan yang Wulan pancarkan, seketika melirik temannya itu yang baru menarik bangku kantin.

"Iya bener, dagangan kamu laris kemarin di bazaar?" tanya Bella sambil menatap Wulan intens.

"Bukan itu ... nanti aja ya, aku kasih taunya. takut pamali!" ujar wulan sambil tertawa kecil.

Meli mengerutkan keningnya. "Pamali artinya apa?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Sesuatu hal yang tidak boleh di langgar dalam adat istiadat. Lebih jelasnya gue gak tau sih. Lo liat aja di google. Pokoknya kalau emak-emak udah bilang, jangan neng nanti pamali, berarti hal itu tidak boleh di lakukan!" jelas Hani yang malah membuat Meli bingung.

"Kamu ngerti?" tanya Bella pada Meli.

"Enggak!" bukan Meli yang menjawab melainkan Hani sambil tertawa meledek Meli. Sedangkan Meli tampak cuek sambil memperhatikan suasana kantin.

Saat Bella dan teman-temannya sedang menikmati makan siang mereka. tak lama meja mereka kedatangan Voni dan kawan kawan nya.

"Jadi bener, lo sekarang pacarnya Ian?"

semua teman teman wulan menengok ke arah Voni dan kawan kawannya.

"Siapa yang kak Dita maksud?" tanya Meli bingung.

Ia sempat menduga jika yang di maksud kakak kelasnya ini Adrian. Namun Adrian terkenal dengan mulut pedasnya dan kejam, meskipun pada perempuan sekalipun. Jadi mana mungkin Adrian memiliki kekasih. Dan seingat Meli, tidak ada satupun temannya yang sedang mendekati sang mantan Casanova itu.

"Siapa lagi yang cocok sama prince of dirty blood kalau bukan gadis beasiswa!" jawab Dita dengan suara lantang nya. Membuat seisi kantin menatap ke arah mereka dengan berbagai macam ekspresi.

Dita sang kakak kelas yang sudah memasuki tahun terakhir merupakan salah satu anggota cheerleader dan mantan ketua cheerleader yang sekarang digantikan oleh Voni.

"Prince of dirty blood. maksudnya apa ini?" tanya Bella sambil menatap Wulan. sedangkan yang di tatap hanya diam tidak menanggapi.

Bella cukup paham maksud dari gadis beasiswa yang kakak kelasnya maksud. namun untuk Prince of dirty blood, Bella bingung mengapa Adrian dijuluki seperti itu.

"Mungkin dia malu sounding ke bestie bestienya kalau sekarang dia pacaran sama cowok kere!"

"kak Adrian punya nama! jangan sembarangan menjuluki seseorang. tidak ada satupun orang yang memiliki darah kotor. bukannya kita yang tiap bulan mengeluarkan darah kotor. apa kak Dita gak pernah ngeluarin darah kotor makanya mulutnya yang keluar kotoran semua?" hardik Wulan sambil berdiri berhadapan dengan Dita.

"Yang satunya munafik, yang satunya lagi naif. cocok deh kalian dalam satu komunitas!" balas Voni tak mau kalah.

"Siapa yang kakak maksud munafik dan naif?" kali ini Bella yang bersuara.

"Siapa lagi kalau bukan lo, Bella!" Voni menatap Bella dengan tajam. "Lo bilang sama gue gak ada hubungan sama kak Danu. ternyata lo FWB an kan? Emang enak ya di pake tanpa status? bich!" hardik Voni.

"COBA SEKALI LAGI LO BILANG ITU DEPAN GUE!" teriak Danu yang tiba-tiba datang bersama teman-teman nya.

"E-enggak kak ... itu aku mau ngajakin mereka ke beach. pantai," gugup Voni sambil melirik Danu dan Bella bergantian.

Dita memutar bola matanya saat Danu dan teman temannya baru datang.

"Pahlawan kesiangan!" desis Dita sambil menatap tajam Adrian dan Danu.

"Gue belum tuli sialn. SIAPA YANG LO PANGGIL BICH?" Teriak Danu yang suaranya menggelegar keras.

Bella sampai terkejut mendengar suara teriakan marah dari Danu. Bella tidak menyangka jika Danu bisa semarah ini.

Jangankan Bella, murid lain bahkan beberapa staff kantin langsung memusatkan atensi mereka ke arah Danu. Bahkan yang sudah cukup lama mengenal Danu, menatap lelaki itu penuh keterkejutan.

"Pergi Lo semua dari sini!" sinis Adrian masih menggunakan nada yang pelan.

"Lo Gak usah nyuruh nyuruh kita pergi Ian. Miskin aja belagu!" hardik Dita yang lantas menyerukan teman-teman nya untuk pergi dari sana namun ditahan oleh Adrian.

"Dita ... Dita ... Lo juga bentar lagi miskin!" sinis Adrian, lalu ia membisikkan sesuatu tepat di telinga Dita namun dengan nada yang cukup tinggi membuat orang-orang yang berada di dekat mereka, mendengar apa yang Adrian ucapkan. "Anak Tikus Got. KORUPTOR!"

Hal itu Membuat wajah Dita pucat pasi dan gegas berlari meninggalkan mereka.

Mereka makan dengan hening. tidak ada yang menjelaskan mengapa masalah ini bisa terjadi dan tidak ada yang ingin memberikan penjelasan.

Hal itu membuat Bella bingung serta canggung. Bella benci suasana seperti ini.

"Jadi beneran kalian jadian?" tanya Bella, "congratulation ya!" lanjutnya lagi.

"Serius Ian? lo gak bilang-bilang tadi di kelas. minimal ngasih kisi-kisi kek!" ujar Panji sambil menatap Adrian.

Sedangkan yang jadi topik pembahasan hanya diam dan saling lempar pandangan.

"Asik ... double traktir neh!" Hani mengompori.

Mereka semua tertawa sambil menikmati menu makan siang yang sedikit telat karena ada insiden Voni and the genk yang membuat ulah.

"Kalau kamu di ganggu Dita, langsung kasih tau aku ya!" titah Adrian pada wulan.

"Ciieee Akuh Kamuh!" ledek Hani.

"Sirik aja ihhh!" kesal Wulan sambil melempar potongan tisu ke depan Hani.

"Biarin, weeee," canda Hani.

"Bella ... nanti setelah pulang sekolah, mau ikut aku ketemu sama dia?" tanya Danu sedikit berbisik.

Bella mengerti siapa yang di maksud dengan dia. Seminggu setelah pulang dari rumah sakit. Danu memberitahukan pada Bella orang yang sudah menabraknya.

Bella cukup shock saat Danu memberikan beberapa tersangka yang mungkin menjadi dalang percobaan pembunhn dirinya. Sedangkan orang yang Danu tangkap hanyalah anjing pemburu yang sedang diancam keselamatannya.

"Aman memang kak?" tanyanya. Dengan bahasa formal yang ia gunakan.

"Aman. aku sudah menugaskan beberapa bodyguard untuk menjaga mereka agar tidak tersentuh dari orang yang mengincar nyawa mereka."

"Iya aku mau!" ucap Bella antusias.

"Mau ketemu siapa sih? kok kita gak di ajak?" tanya Kenzo.

"Ini tuh tugas negara! jadi Rahasia," sahut Danu asal.

Sepulang sekolah Danu dan Bella menuju tempat persembunyian Sandi dan keluarganya.

Sandi dan keluarganya di sembunyikan oleh Danu di sebuah villa yang jauh dari pemukiman penduduk. lokasinya 3 jam dari pusat kota.

Di villa, Sandi dan keluarga tidak diam berpangku tangan. terkadang Sandi membantu mengurus kebun dan menanam beberapa sayur sayuran di kebun tersebut. Sebagai bentuk terima kasihnya, padahal Danu sama sekali tidak menuntut balasan dari orang yang sudah menabrak gadis yang ia cintai.

Saat mereka sampai di villa. Bella sangat takjub dengan pemandangan villa yang ternyata berdekatan dengan sungai yang mengalirkan air dari gunung.

Villa tersebut juga sangat besar dan bernuansa ubud, Bali. Membuat Bella seketika lupa jika dirinya masih berada di pulau Jawa bukan di pulau Bali.

Saat memasuki ruangan yang Bella yakini itu adalah ruang tamunya. "Kamu tunggu di sini dulu."

Bella menunggu di ruang tamu yang sekelilingnya kaca. sehingga ia bisa melihat pemandangan luar villa dari dalam villa tersebut.

"kalau pagi, pemandangan nya lebih bagus lagi kali ya," gumam Bella.

Tak lama Danu datang bersama seorang Pria yang di taksir usianya 30 Tahunan dan seorang wanita yang berjilbab pasminah sambil menggendong bayi di tangannya.

Seketika lelaki itu langsung berjala cepat dan bersimpuh di bawah kaki Bella. "Maafkan saya, saya yang sudah menabrak anda malam itu!" aku sang lelaki itu sambil bersujud di bawah kaki bella.

Tak lama seorang wanita yang di belakang Danu pun ikut bersujud mengikuti lelaki di sebelahnya. Bella tak tega melihat wanita yang ikut bersujud sambil menggendong bayi nya.

"Maafkan suami saya, Non. tolong jangan laporkan ia ke polisi. ia tulang punggung di keluarga kami. Kami khilaf," ucapnya sambil menangis.

Bella segera membangunkan wanita yang sedang menggendong bayi tersebut. ia tidak mau ada orang yang bersujud di kakinya. Apalagi ada bayi ikut terjepit karena ibunya bersujud.

"Sudah ... sudah ... semua sudah berlalu. lagi pula saya baik-baik saja," ucap Bella sambil tersenyum. "Hmmm ... Mas ... Ehh-- Pak?" Bella bingung ingin memanggil siapa, laki-laki di depannya ini.

"Sandi, Non. Nama saya Sandi dan ini istri saya, Ida!" ucap sandi.

"baik Pak Sandi," Bella lalu mengajak mereka duduk di sofa bersamanya dan Danu ikut duduk bersama di samping Bella.

"Bisa tolong Pak Sandi jelaskan siapa orang yang telah menyuruh Bapak?" tanya Bella.

"Punten, Non. Istri saya, Ida yang akan menjelaskan semuanya karena ini semua berawal dari dia."

"Waktu itu saya lagi iseng update status di facemax, ingin cari info pinjaman bank keliling. Tiba-tiba aja ada yang like dan komen postingan saya, Non. terus dia minta saya untuk cek pesan di Facemax itu," Wanita yang diketahui bernama Ida itu segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukan akun sosial medianya.

Bella memperhatikan pesan chat di Facemax dengan teliti. Siapa tau ia ada petunjuk yang ia temukan.

"Lalu ... Kelanjutannya bagaimana Bu?" Bella ingin mendengar kelanjutannya lagi.

"Terus dia nawarin Ida kerja sama, katanya dia mau kasih 10 juta buat DP kalau Ida mau. Kami mah teu mikir dua kali, Non. saya iyain aja, karena saya bener-bener lagi butuh uang abis lahiran. Mau aqiqah Evi." Sandi melanjutkan dengan logat Sunda kental.

"Tapi karena tugasnya teh sulit, Ida minta tolong sama akang Sandi. Karena tugas itu teh emang harusnya laki-laki yang ngerjain. Ida pikir semua aman-aman aja, Non. karena dia menjanjikan keamanan buat kita. gak taunya dia malah ngancem mau bunuh kita juga karena gagal." Kali ini Ida menjelaskan sambil terisak.

"Maka dari itu, Non. Saya meminta bantuan Genk jalanan, buat ngejar perempuan itu," sambung Sandi sambil mengelus elus istrinya yang sedang terisak.

"P-perempuan, pak? Yang memerintah Pak Sandi, perempuan yang masih muda atau tua? I mean dari suara ketika kalian berkomunikasi di telpon," cecar Bella.

Sandi tampak berfikir, mengingat ingat suara wanita yang memerintahkan nya untuk menghabisi gadis belia di depannya ini.

"Sepertinya masih muda, Non. Seusia Non Bella!" jawab Sandi mantap.

TBC