Berjuang dengan penyakit yang dia derita selama ini malah mendapatkan pengkhianatan dari suami.
Arkan. Suami yang dia percaya selama enam tahun untuk menjaga anaknya, malah mengkhianatinya.
Yang membuat dirinya sakit hati, ternyata Arkan sedang bercinta dengan perawat yang bekerja di rumahnya untuk membantunya sembuh.
Nyatanya mereka berdua mengkhianatinya, saat itu juga dia bertekad untuk membohongi keduanya supaya kebusukan yang mereka lakukan terbongkar.
Bisakah Amel membongkar semua kebusukan yang mereka lakukan selama ini? Atau memilih setia dalam rumah tangga untuk kebahagiaan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiarasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 : perayaan
Malam ini Rev sudah berhasil menaklukan Lea, keperawanan yang dimiliki Lea sudah dia miliki sepenuhnya. Walau dia tahu Lea bekerja sebagai wanita psk, tapi wanita ini selalu menjaga kehormatannya.
Gimana dia bisa tahu? Karena Rev tidak sengaja melihat seprai tempat tidur Lea terdapat bercak darah, dia yakin kalau Lea masih perawan dan kini Rev berhasil mendapatkan keperawanan Lea.
Sekitar jam dua malam Rev memutuskan pergi setelah menikmati tubuh Lea, sedangkan Lea masih saja tidur saat pagi harinya wanita itu terbangun.
Tanpa sadar ternyata Lea sudah tidak menemukan keberadaan Rev, lelaki itu sudah pergi entah dari kapan. Saat Lea ingin bangun untuk siap-siap kerja, tidak sengaja Lea merasakan sesuatu di area sensitifnya. Rasanya sangat nyeri dan sakit, dia mengingat malam panas antara dirinya dan juga Rev.
Membayangkan malam panas itu rasanya Lea sangat malu, bagaimana bisa dia sangat menikmati sentuhan dari anak majikannya.
Kaki jenjangnya turun dari ranjang, dia tetap berusaha ke kamar mandi walau tubuhnya terasa sakit dan nyeri.
"Lea, tubuhmu kenapa? Kenapa jalanmu seperti itu?" lontar Amel yang melihat jalan Lea sedikit aneh, semua orang yang berada di meja makan langsung menatap Lea.
Lea terdiam dia juga bingung harus jawab apa, "Dia lagi menstruasi Bun makanya jalannya seperti itu."
Rev tersenyum kearah Lea saat dirinya membantu menjawab ucapan Amel, "Mau saya belikan jamu atau obat anti nyeri?"
"Tidak usah Bu. Nanti saya akan minum air hangat, lagian sakitnya gak terlalu parah." jawab Lea, Amel mengangguk.
Mereka semua kembali melanjutkan sarapan, sedangkan Rev tersenyum saat mengingat malam panasnya bersama dengan Lea.
Selesai sarapan Arkan mengantar Lilian ke sekolah bersama dengan Amel, dokter yang merawat kesehatan Amel memintanya untuk ke rumah sakit. Mau tidak mau Arkan mengantarnya, sedangkan Rev entah kemana dia.
Lea melangkah saat wanita itu selesai membantu pekerjaan art, wanita cantik itu kembali ke meja makan. Di sana masih ada Rev yang sedang menikmati kopi.
"Maaf den saya rapikan terlebih dahulu piring kotornya." ucap Lea, Rev mengangguk menjawab ucapan Lea.
Lea mengumpulkan piring kotor yang ada di meja makan, saat piring kotor terdapat di tempat Rev tiba-tiba saja Rev dengan sengaja meraba paha Lea. Lea melirik Rev tetapi pria itu bersikap biasa aja.
Rev terus meraba paha Lea, membuat wanita ini menikmati sentuhan lembutnya. Rev terus mengusap paha dan kaki jenjang Lea, sampai tangan nakalnya berada di bagian dalam pakaian Lea.
Tubuh Lea bagian bawah sengaja dimasukin dengan tangan nakalnya, Lea tercengang saat tangan nakal Rev sudah meraba dan memainkan area sensitif yang tertutup kain berbentuk segitiga.
Rev masih menyentuh area sensitif Lea, dengan cepat area itu di raba dan disentuh dengan sempurna. Tubuh Lea berusaha menahan sentuhan Rev, semakin cepat sentuhan itu semakin Lea tidak bisa menahan getaran tubuhnya.
"Lea, kenapa kamu masih di sini. Ini piring kotor kenapa tidak kamu cuci." ucap madam Rini yang melihat Lea masih di meja makan bersama dengan Rev.
"Augh... A–aku... Ya madam aku akan mengerjakannya." jawab Lea berusaha menahan erangan yang terus dilakukan oleh Rev.
Lea berusaha untuk tidak ketahuan tetapi Rev malah mempermainkannya, madam Rini meminta art yang lain untuk membantu Lea. Sedangkan di dapur sudah ada dua art yang membersihkan peralatan dapur yang kotor.
Rev melirik Lea, wanita ini masih saja menikmati sentuhannya. Rev menghentikan aksinya, Lea mengatur nafas saat Rev baru saja berhenti menyentuhnya. Rev bangkit dan meminta Lea duduk, mau tidak mau Lea mengikuti apa yang diperintahkan Rev.
***
"Kamu tidak pergi kerja?" tanya Lea sebelum Rev melakukan sesuatu.
"Urusan kantor sudah saya serahkan sama orang yang saya percaya. Jadi saya bisa bebas menyentuh kamu." ucap Rev.
Rev masuk ke bawah meja makan, Lea terkejut saat Rev masuk ke bawah meja dengan ditutupi dengan kain meja yang menurutnya sangat panjang. Rev sempat membuka kain penutup meja, dan meminta Lea untuk memajukan kursi.
Di bawah meja Rev menyentuh dan meraba kaki jenjang Lea, Lea sangat menikmatinya. Tidak hanya tangan saja melainkan bibir Rev dia gunakan untuk merasakan kenikmatan tubuh wanita ini.
Lea dibuat shock saat Rev berhasil membuatnya terpental, sentuhan lembut yang dilakukan Rev di bawah sana sangat nikmat. Apalagi Rev sangat pandai memainkan gairah panas yang kini sudah membara.
Lea semakin mengerang dengan suara kenikmatan yang memang dia keluarkan, untung saja madam Rini dan juga art yang lain tidak ada di dapur. Jadi Lea tidak perlu khawatir kalau nanti ada yang melihat dirinya.
Rev terus memainkan dan menikmati bagian sensitif Lea dengan seksual, semakin kencang dan cepat gerakan sentuhannya semakin Lea tidak kuat untuk berteriak.
Rev kembali menyerang saat lelaki itu sudah keluar dari kolong meja, di sana ia melihat Lea mengatur nafas saat menikmati apa yang dirinya lakukan.
"Terima kasih atas tubuhmu. Aku sangat menyukainya." selesai mengatakan itu Rev memutuskan pergi, kepergian Rev membuat Lea semakin kacau.
Penampilan yang sangat kacau, sedangkan Rev sudah pergi setelah menikmati tubuhnya. Malam harinya ketiga sahabatnya memintanya untuk ke salah satu klub malam.
Tiba di klub tersebut Rev mencari keberadaan ketiga sahabatnya, lelaki itu duduk saat melihat sahabatnya sedang menikmati minuman.
"Ternyata datang juga. Gua kira lu gak bakal datang." ucap Ahmed melihat Rev sudah datang dan langsung memesan minuman.
Keempat laki-laki itu menuju salah satu ruangan yang memang sudah dipesan Ahmed, banyak sekali wanita yang menari dan ada juga yang melakukan pole dance untuk menghibur para laki-laki yang datang.
Ruangan khusus yang sudah disiapkan Ahmed sangat membuatnya tergiur, apalagi Ahmed meminta wanita cantik dan seksi untuk datang.
Rev memfoto dan memposting kegiatan yang memang ia lakukan bersama dengan teman-temannya, tidak hanya itu saja Ahmed, Lion dan Noer memposting sesuatu bersama dengan wanita seksi.
Mereka sungguh menikmatinya
Lion kini sibuk merokok sambil menatap Ahmed yang dikelilingi wanita cantik, sedangkan Noer menundukkan kepala melihat tingkah laku dari Ahmed.
Sedangkan Rev sibuk menikmati minuman tanpa menyentuh wanita yang dibayar oleh Ahmed, sungguh gila bukan sahabat satunya itu. Walau begitu mereka tidak memarahi temannya, yang penting pria itu senang.
Selesai bermain dengan wanita seksi Ahmed kembali meneguk minuman, minuman yang memang membuatnya menghilangkan dahaga.
Rev yang sudah tiba di rumah bukannya masuk malah langkah lelaki itu menuju kamar Lea, kamar yang memang tidak pernah dikunci oleh Lea sendiri. Rev dengan mudah masuk dan mencari keberadaan Lea yang sudah terlelap tidur.
Rev tersenyum melihat Lea tertidur memunggunginya, Rev naik ke atas kasur dan tidur di sebelah Lea dengan memeluk pinggang Lea.
Lea masih belum sadar kalau ada Rev di sana, saat Lea ingin berbalik ternyata dia merasa tubuhnya terasa berat. Lea menunduk saat terdapat sebuah tangan memeluk pinggangnya, Lea berusaha berbalik melihat Rev berada di kamar sambil memeluknya.
Sejak kapan Rev ada di sini? Lea berusaha melepaskan tangan Rev, bukannya terlepas malah Rev mempererat pelukan tersebut.
"Rev, ini sudah pagi. Udah waktunya kamu bangun." ucap Lea yang menatap Rev dengan pelukan yang masih berada di pinggang.
"Hem." jawab Rev.
Lea berusaha melepaskan tangan Rev, akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga tangan itu terlepas. Lea berhasil dan menjauh dari Rev, Lea memutuskan pergi setelah membersihkan seluruh tubuh.
Kepergian Lea membuat Rev bangun, dengan kepala yang masih sedikit pusing ia terbangun dan melihat sekeliling kamar. Kamar yang ia tempati bukan kamarnya.
"Aku di mana? Kenapa suasana kamarnya berbeda." batin Rev berusaha untuk bangun dan melihat kamar yang cukup berbeda, dia juga tidak asing dengan kamar ini.
Saat diingat kamar ini adalah kamar Lea, setelah sadar barulah Rev bangkit dan keluar untuk ke kamar mandi. Rev keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajah.
"Kenapa aku bisa ada di kamar Lea." batin Rev yang tidak mengerti kenapa dia bisa datang ke kamar Lea bukan kamarnya.
Mungkin akibat kebanyakan minum jadi dia tidak ingat dimana kabarnya berada, Rev memutuskan keluar dari kamar menuju kamarnya.