NovelToon NovelToon
Love Journey Story

Love Journey Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Geamul

Novel ini menceritakan kisah perjalanan cinta seorang perempuan yang bernama Syajia, nama panggilanya Jia.

Seorang perempuan yang sangat sederhana ini mampu menarik perhatian seorang laki-laki dari anak ketua yayasan di kampusnya dan seorang pemilik kafe tempat ia bekerja.

Tentu keduanya mempunyai cara tersendiri untuk bisa mendapatkan Jia. Namun Jia sudah terlanjur menaruh hatinya pada anak ketua yayasan itu.

Sayangnya perjalanan cinta tidak selalu lurus dan mulus. Banyak sekali lika-liku bahkan jalan yang sangat curam dalam kisah cinta Jia.

Apakah Jia mampu melewati Kisah Perjalanan Cinta nya? Dan siapakah yang akan mendapatkan Jia seutuhnya? Ikuti terus kisahnya di dalam novel ini yang mampu membawamu terjun kedalam Kisah Perjalanan Cinta Syajia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Geamul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Baru

Sudah 2 bulan Pak Yanto di rawat di rumah sakit. Hampir setiap hari minggu, Surya selalu menemani Jia untuk menunggu Pak Yanto. Dan setiap pagi pun Surya selalu datang untuk memberikan makanan pada Pak Yanto dan Bu Tiara.

Keadaannya semakin membaik, dan sore ini keadaan Pak Yanto akan di cek kembali. Jika keadaannya sangat baik, Pak Yanto di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Dan meneruskan perawatannya di rumah.

Jia, Bu Tiara dan Surya pun telah menunggu dokter di ruang kamar Pak Yanto untuk mengetahui hasil keadaan Pak Yanto yang telah keluar.

“Gimana Dok hasinya?” tanya Bu Tiara saat dokter memasuki kamar Pak Yanto.

“Alhamdulillah, hasilnya sangat bagus. Dan Pak Yanto hari ini bisa pulang, tapi jangan lupa keadaannya selalu di perhatikan ya!” ucap dokter sembari melihat kertas di tangannya dan memberikannnya pada Bu Tiara.

Semua yang ada di kamar itu merasa lega setelah mendengar hasil dari dokter. Terutama Bu Tiara, matanya sedikit berkaca-kaca dan bibirnya terus menerus mengucap syukur. Dan Jia, langsung memeluk Ayahnya yang sedang duduk di ranjang.

“Semoga Pak Yanto sehat seterusnya ya. Baik, kalau begitu saya permisi dulu,” ucap dokter kembali.

“Terimakasih banyak Dok,” sahut Bu Tiara.

Dokter pun beranjak pergi dari kamar Pak Yanto. Lalu, Bu Tiara dan Jia mulai membereskan pakaian dan mengemasnya untuk dibawa pulang. Lalu Surya membantu Pak Yanto untuk pergi ke mobilnya yang di parkir di depan pintu masuk rumah sakit.

Setelah menyelesaikan barang dan administrasi serta obat-obatan Pak Yanto, mereka pun pergi menuju rumah Pak Yanto.

Di perjalanan, Surya dan Pak Yanto asik mengobrol sementara Jia dan Bu Tiara mendengarkannya dan sesekali ikut tertawa saat terdapat lelucon yang di ucap Surya ataupun Pak Yanto.

“Makasih ya Nak, kamu sudah banyak membantu Om,” ucap Pak Yanto.

“Iya Om sama-sama, saya senang sekali akhirnya bisa lihat Om sehat lagi,” sahut Surya dengan raut wajah yang bahagia.

Tak lama, mereka pun sudah sampai di depan rumah. Surya memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jia. lalu memapah Pak Yanto untuk masuk ke dalam rumah, sedangkan Jia dan Bu Tiara membawa semua barang-barangnya.

Pak Yanto dan Surya pun duduk bersama di kursi ruang tamu, lalu Jia membawakan minum untuk mereka berdua dan Bu Tiara pergi ke dapur untuk menyajikan makan.

“Surya, jangan dulu pulang ya! kamu makan bersama dulu dirumah Om!” ucap Pak Surya.

“Jangan repot-repot Om,” sahut Surya.

“Enggak kok Mas, justru kita seneng banget kalau Mas Surya mau makan bareng sama kita,” sambar Jia sembari duduk di sebelah Ayahnya.

“Iya kan, Ayah?” sambung Jia memastikan bahwa perkataannya benar.

“Iya, benar apa yang Jia bilang,” jawab Pak Yanto.

Surya tertawa kecil, “Baik Om, saya mau kok.” Jia dan Pak Yanto pun ikut tertawa.

Tak lama kemudian, Bu Tiara memanggil Jia dari dapur lalu menyuruh Jia untuk memberitahu Pak Yanto dan Surya bahwa makanannya sudah siap. Mereka pun bergegas ke tempat meja makan untuk makan bersama.

Tak lupa, Jia pun memanggil kedua adik kembarnya untuk ikut makan bersama. Dan setelah semuanya sudah berkumpul di meja makan, mereka langsung menyantap makanannya.

Seketika, Surya terdiam dan melamun. Memikirkan sesuatu di dalam kepalanya. Ia teringat kenangan saat makan bersama dengan keluarganya.

Surya sangat merindukan kenangannya itu, dan ia pun sudah begitu lama tidak merasakan suasana seperti itu. Namun sayangnya, suasana itu tidak akan pernah lagi terjadi.

“Mas, kenapa melamun?” tanya Jia menyadarkan lamunan Surya.

“Enggak, saya cuma inget sama keluarga saya,” jawab Surya.

Jia merasa bersalah karena telah bertanya pada Surya. Tentunya, Jia sudah yakin bahwa Surya teringat dengan Almarhum Ayahnya.

“Memangnya, keluarga kamu dimana?” tanya Pak Yanto.

“Ayah ...” sambar Jia dengan cepat, mencoba menghentikan ucapan Ayahnya untuk tidak menanyakan hal itu.

“Gak apa-apa kok Ji,” sahut Surya tersenyum.

“Ibu saya ada, dia tinggal di Jakarta. Kalau Ayah,” Surya terdiam sejenak, “Ayah sudah gak ada Om. Dan saya, disini hidup sendiri karena saya anak satu-satunya. Jadi, saya harus melanjutkan bisnis kafe Ayah sendirian,” jelas Surya.

“Kamu hebat banget ya, Om yakin Ayah kamu pasti bangga punya anak sepertimu,” ucap Pak Yanto berusaha memberi semangat pada Surya.

“Iya Om, makasih banyak. Semenjak saya kenal sama Om, saya merasa punya keluarga baru disini,” ucap Surya tersenyum.

“Alhamdulillah, kalau gitu anggap saja kami adalah keluargamu ya!” lugas Pak Yanto.

Mereka pun melanjutkan kembali makan malamnya dan sembari bercerita-cerita. Surya tidak merasa sedih karena ia selalu merasa terhibur jika sedang bersama keluarga Jia. Dan Surya pun sangat menyayangi keluarga ini.

Setelah selesai makan malam, Surya melihat Adik kembarnya Jia yang sedang mengerjakan tugas di ruang keluarga. Surya pun menghampiri mereka.

“Kalian lagi ngapain?” tanya Surya sembari duduk di sebelah Yogi.

“Kita lagi nulis tugas Kak,” jawab Yoga.

“Yang rajin ya belajarnya!” Surya mengusap kepala Yoga dan Yogi.

“Siap kak,” jawab Yoga dan Yogi serentak.

Surya pun memperhatikan mereka sembari menunggu Jia. disela,-sela itu, Surya melakukan keisengan dengan menanyakan tentang Jia pada Yoga dan Yogi.

“Kakak boleh nanya gak?” tanya Surya kembali.

“Boleh kak, tanya apa?” jawab Yogi.

“Jia itu orangnya kayak gimana sih?”

Yoga dan Yoga bertatapan satu sama lain, “Kak Jia, orangnya baik, sering bantuin kita,” ucap Yogi.

“Tapi, kita gak suka kalau dia udah marah,” lanjut Yoga.

“Kenapa emangnya?”

“Karena ...” Yoga terdiam. “Nyeremin,” ucap mereka serentak, lalu tertawa bersama. Surya pun ikut tertawa dengan jawaban dan tingkah keduanya.

“Kalian ini,” ucap Surya sembari tertawa.

“Emangnya, senyeremin apa?” sambung Surya.

“Pokonya serem kak,” jawab Yogi sambil tertawa geli.

“Jadi, jangan sampai bikin dia marah kak,” ucap Yoga.

Mereka pun tak henti-hentinya tertawa, menertawakan pekataan dan tingkah laku yoga dan yogi. Tak lama kemudian, Jia datang menghampiri dan menegur mereka.

“Lagi ngobrolin apa nih, kayaknya seru banget ngobrolnya,” ucap Jia yang duduk di sebelah Surya.

“Ini kak, Yogi lagi ngelawak,” jawab Yoga dengan tertawa kecil.

“Oh, emang kalian udah selesai tugasnya?”

“Belum kak,” jawab Yoga dan Yogi.

“Kalau gitu selesaikan dulu ya tugasnya, nanti lanjut main lagi!” ucap Jia menyuruh adik-adiknya untuk pergi ke kamar.

Yoga dan Yogi pun beranjak meninggalkan ruang keluarga serta meninggalkan Jia dan Surya berdua.

“Adik kamu lucu ya,” ucap Surya.

“Yah, biasalah anak SMP suka banyak bercanda,” Jia tertawa kecil.

“Tapi serius, mereka lucu banget. Apalagi kalalnya,” ucapan Surya memelan saat dikalimat terakhir.

“Maksudnya Mas?” tanya Jia memastikan ucapan terakhir Surya.

“Eh, enggak maksud saya. Mereka lucu, kayak kamu.” Surya tersenyum jail.

Jia tersenyum malu, “Mas bisa aja,” ucap Jia.

“Ya udah, saya pulang sekarang ya, takut kemaleman.”

Surya pun langsung pamit ke Pak Yanto dan Bu Tiara untuk pulang dan berterimakasih atas semua makan malamnya. Lalu Jia mengantarkan Surya ke depan rumahnya.

“Hati-hati di jalan ya Mas, dan terimakasih atas semuanya,” ucap Jia tersenyum.

“Iya sama-sama. Saya pamit pulang ya, assalamu’alaikum,” Surya pun membalas senyuman Jia.

“Wa’alaikumsalam,” sahut Jia. lalu Surya beranjak pergi dari rumah Jia.

1
Aixaming
Aku gak pernah menyangka kalau membaca cerita bisa membuatku merasa sebahagia ini.
Ayu Geamul: terimakasih ya sudah membaca ceritaku🙌🏻
total 1 replies
Dianapunky
Cocok di hati nih.
Ayu Geamul: terimakasih kak 🥰 jangan lupa mampir lagi untuk baca bab selanjutnya 🤗☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!