To heal & to grow
Remember,
when you forgive, you heal.
And when you let go,
you grow.
-unknown
Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori, ucap Alena dalam hati.
Aku Alena, ini kisah percintaanku, dimana aku seorang pengecut yang merasa rendah diri, setiap ujian datang menghampiriku maka aku akan memilih untuk pergi, merasa menghindari masalah adalah jawaban yang tepat. Lagipula menjalani cinta dan jatuh cinta adalah 2 hal yang berbeda. Kamu bisa jatuh cinta tanpa perlu memikirkan latar belakang dan konsekuensi yang datang bersamanya. Sedangkan menjalani cinta berarti perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan dan keputusan disetiap ujiannya.
"Al, aku berjanji untuk selamanya bersamamu menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di masa depan, yakinlah, kamu akan selalu menjadi pilihan pertamaku".
Full of love,
Author 🤎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Menutupinya?
Nit nit nit... suara Jason membuka pintu apartemen.
"Loh Al belum tidur?".
"Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan Jas".
"Mengenai apa Al?".
"Ini akan menjadi pembicaraan yang panjang, kamu mandi dulu Jas".
"Baiklah".
Aku menunggu Jason diatas tempat tidur sambil memainkan ponselku.
"Jadi mau menanyakan apa Al?", Jason naik ke atas tempat tidur dan duduk disampingku.
"Ingatanku kembali Jas", aku memperhatikan setiap gerakan Jason saat aku mengucapkan kata-kata itu. Bisa kurasakan ia agak gusar mendengarnya.
"Ingatan mengenai apa Al?".
"Mengenai pertengkaran kita karena Alicia, bahkan nama panggilan kita mirip ya Jas", singgungku.
Muka Jason terlihat panik saat ini, ia meraih tangan kiriku dan meletakannya diatas tangan kananku, lalu menggenggamnya erat.
"Al... dengarkan penjelasanku dulu", ucapnya pelan.
"Baiklah, aku dengarkan".
"Foto itu, aku sungguh tidak pernah melakukannya dengan Alicia, aku yakin itu".
Kini berbalik aku yang merasa gusar dan bingung, "Apa maksudmu Jas? Foto apa? Apa kamu berselingkuh dengan Alicia?".
"Sumpah Al, aku tidak pernah berselingkuh Al... tunggu...apa ingatan ini bukan tentang foto Al?".
"Bukan, ini tentang kalung. Jadi apa maksudmu barusan? Foto apa Jas!?", nadaku mulai meninggi saat ini.
"Al... aku... ya... kurasa inilah saatnya aku bercerita. Al aku mohon, maukah kamu mendengarkanku sampai akhir dari sisi sudut pandangku?".
"Baiklah, mulai ceritamu Jas!".
"Kalung itu, aku tulus memberikannya tanpa berpikir untuk membandingkan atau apapun hal negatif yang dikatakan Alicia. Saat itu aku memang berada di posisi menerima Alicia sebagai tunanganku dan masa depanku. Itu adalah pertengkaran pertama kita Al. Aku sungguh tidak terpikirkan untuk membelikan barang yang mirip. Sungguh aku hanya membeli karena makna dibaliknya Al. Tapi dari situ aku tau, ternyata Alicia masih belum menerima fakta yang ada, fakta bahwa aku menemukanmu dan membatalkan pertunangan".
"Hari itu, hari pertama kamu keluar dari kamar ini dan tidur di kamar tamu sampai kecelakaan itu terjadi".
"Setelah hari itu, hari-hari berikutnya selalu diwarnai dengan pertengkaran Al. Sewaktu kamu dinyatakan hilang ingatan, aku memindahkan barang-barangmu kembali ke kamar ini, berharap waktu bisa membuat keadaan menjadi lebih baik dan kita bisa memulainya kembali".
"Ceritamu belum selesai Jas!".
"Ya Al...", ucapnya pelan, bisa kulihat kekhawatiran di bola matanya, kuharap apapun ceritanya, seburuk apapun itu, aku berharap hanya kejujuran yang keluar dari mulutnya.
"Sebenarnya Alicia menduakanku saat kami bertunangan, aku mengetahuinya tidak lama setelah aku memberikan kalung itu padanya. Tapi aku memaafkannya, kupikir kami bertunangan karena alasan bisnis, jadi wajar jika ia memiliki orang lain dihatinya. Lagipula salah satu alasan arti kalung itu bagiku adalah aku menyerah akan keberadaanmu Al, jadi selama Alicia mau sama-sama memulai lagi dari awal aku tidak akan pernah mengungkit perselingkuhannya".
"Entah apa yang terjadi, orangtua Alicia mengetahui tentang perselingkuhan itu. Semenjak saat itu, aku tinggal bersama Alicia di apartemen".
Mendengar kata tinggal bersama, aku secara refleks menarik tanganku dari genggaman Jason.
"Ga Al, ga seperti yang kamu pikir, kami memiliki kamar masing-masing, aku tidak akan melewati batas Al, saat itu Alicia adalah teman yang tinggal bersama, dan suatu saat aku akan menikahinya. Tentu saja aku berusaha mencintainya, mau bagaimanapun tujuan kami adalah kata pernikahan, tapi jujur Al aku tidak pernah melewati batas meski kami tinggal serumah Al".
Meski Jason menjelaskan cerita dari sisinya, dan jujur saja cerita itu masuk akal karena mereka bertunangan, akupun pernah memiliki masa lalu, tapi tetap saja ternyata air mataku menggenang di ujung mataku, dan aku berusaha menahannya agar tidak jatuh. Apa aku sungguh bisa mempercayai bahwa mereka hanya teman serumah bukan teman sekamar?.
"Tidak lama setelah itu, papa menyerahkan perusahaan MBS padaku. Aku membeli apartemen ini, apartemen kita sekarang Al. Lalu setiap weekend aku pulang ke apartemen yang aku tinggali bersama Alicia di Jakarta, dan weekdays aku akan kembali kekota ini, meninggalkan Jakarta. Disitulah aku percaya takdir Al. Semenjak aku menemukanmu lagi, aku memutuskan untuk membatalkan pertunanganku dengan Alicia, namun ia tidak mau menerimanya".
"Singkat cerita aku berhasil membatalkan pertunangan, saat itu kupikir Alicia juga akhirnya menyerah, namun aku salah".
"Kesalahanku dulu adalah aku tidak menceritakan padamu bahwa aku pernah tinggal bersama Alicia sebelum kita menikah. Kemudian Alicia mengetahui hal itu, dan cerita masa lalu itu kemudian juga sampai ditelingamu, jadi pertengkaran kita seperti tidak ada habisnya Al".
"Kenapa kamu menutupinya Jas?".
"Ya aku memang bodoh Al, aku takut kehilanganmu lagi, jadi aku menutupinya. Tidak pernah terpikir bahwa cerita itu sampai ketelingamu melalui Alicia, kupikir aku dan Alicia benar-benar sudah selesai".
"Teruskan ceritamu Jas!".
"Mmm... Al...".
"Berbagai cara aku lakukan agar kamu bisa kembali menerimaku Al, akhirnya kupikir aku harus meminta penjelasan langsung dari Alicia".
"Aku dan Alicia setuju untuk mengadakan pertemuan di sebuah kafe kurang lebih 1 jam dari sini, kebetulan ia sedang berada di daerah itu. Selama pertemuan aku merekam pembicaraan diam-diam, lalu tiba-tiba kamu datang ke kafe itu juga Al, tanpa aku sempat memberi penjelasan kamu menamparku dan berlari pergi dengan mobilmu".
"Aku berusaha mengejarmu kemudian kecelakaan itu terjadi Al, kecelakaan yang menyebabkan kamu hilang ingatan".
Aku tidak kuasa lagi membendung air mata yang menggenang dipelupuk mataku. Jason mengusap pipiku yang basah karena air mataku, lalu ia berkata lagi.
"Tunggu Al aku punya bukti ini semua hanyalah ulah Alicia yang dendam ingin merusak pernikahan kita. Aku masih menyimpan rekaman itu".
Jason memperdengarkan rekaman yang ia simpan dalam ponselnya. Dalam rekaman itu Alicia mengakui apa yang ia lakukan hanya untuk membuat pernikahan kami berantakan, dalam pembelaannya ia telah kehilangan cinta sejatinya karena Jason, disaat ia menerima keadaan dan ingin membangun mimpi baru dengan tujuan pernikahan, tetapi Jason malah pergi meninggalkannya. Ia juga mengakui bahwa ia diam-diam mengambil foto saat Jason mabuk dan bergaya seakan akan mereka bermesraan diatas tempat tidur. Kemudian rekaman terakhir adalah suaraku yang tiba-tiba datang dan menampar Jason. Alicia berkata ia sengaja menginfokanku bahwa ia dan Jason diam-diam bertemu untuk berkencan.
"Foto apa yang Alicia maksud Jas?".
"Sungguh aku tidak memiliki foto itu Al, tapi aku bersumpah aku tidak pernah tidur atau bermesraan dengan Alicia diatas tempat tidur Al, sungguh Al".
"Ok, apa pembelaanmu tentang foto yang aku tidak tau itu Jas?", kali ini aku bertanya dengan lemah, karena aku merasa lelah dengan semua informasi yang aku dapat saat ini.
"Aku tidak pernah ragu untuk selalu memilihmu apapun pertanyaan yang aku temui dalam hidupku. Namun saat itu papa divonis kanker Al, pilihanku saat itu adalah melepaskan keluargaku atau tetap memegang tanganmu dan tangan keluargaku. Tapi disaat sulit seperti itupun tidak pernah ada pilihan untuk melepaskanmu Al. Malam itu aku menuangkan semua kegelisahanku dengan alkohol disalah satu bar. Alicia menemukanku dan memanfaatkan situasi itu untuk kepentingannya".
"Foto itu adalah foto aku dan Alicia berciuman diatas tempat tidur, aku masih berpakaian lengkap Al, hanya saja kancing kemejaku terbuka dan Alicia dengan pakaiannya yang minim. Aku bisa mengerti kenapa kamu salah paham Al".
"Kalian berciuman diapartemen ini? Di atas tempat tidur ini?".
"Bukan Al, ia membawaku ke hotel. Aku mengetahui foto itu setelah bertengkar dengan Alicia keesokan paginya. Kupikir aku telah menghapus foto itu, aku tidak menyangka ia masih memiliki salinan foto itu ditempat lain".
"Kenapa harus aku duluan yang bertanya Jas? Apa tidak pernah terpikir jika lebih baik kamu bercerita tanpa harus menunggu aku yang bertanya Jas?".
"Kupikir aku masih punya waktu sebelum ingatanmu kembali. Aku memang pengecut Al, akhir-akhir ini hubungan kita sangat baik Al, aku terbuai dengan kebahagiaan itu. Kupikir aku masih punya waktu setelah kamu bertemu dengan keluargaku dulu, dan melihat kondisi papa, namun ternyata aku tidak memiliki waktu tambahan lagi, ini memang karmaku karena menunda masalah Al".
"Mungkin ini terdengar bualan di telingamu, tapi aku telah mencintaimu dalam waktu yang lama. Setengah dari waktu hidupku telah kuhabiskan dengan menyebut namamu. Kuakui, aku pengecut yang posesif, semata mata karena aku takut kehilanganmu Al".
Lalu aku dan Jason sama-sama terdiam dengan pikiran kami masing-masing, kemudian Jason memulai pembicaraan lagi.
"Maafkan aku Al, kamu boleh memukulku atau memberikanku hukuman apapun, selama kamu mau memaafkanku, aku akan menerimanya Al".
"Mmm... ya...", ucapku singkat.
"Jas, aku butuh waktu sendiri dulu Jas, malam ini aku tidur dikamar tamu dulu".
"Al, kumohon maafkan aku Al", Jason memelukku erat dan aku membiarkannya, aku sudah tidak memiliki tenaga lagi saat ini.
"Berikan aku waktu Jas", ucapku pelan.
Jason mencium bibirku, namun aku sungguh letih dengan semua ini. Melihatku hanya bersikap datar, perlahan Jason merenggangkan pelukannya, lalu berbisik,
"Aku sangat mencintaimu Al, maafkan aku", kemudian ia melepaskan pelukannya, dan aku berjalan keluar kamar dengan berurai air mata.