Angga Perwira adalah pria berusia 19 tahun yang baru lulus sekolah kejuruan. Terlahir dari keluarga yang kurang berada membuat Angga selalu di pandang sebelah mata oleh orang disekitarnya.
Terutama kekasihnya yang bernama Cika. Menjalin hubungan 2 tahun lamanya ternyata tidak membuat Cika menjadi wanita yang tulus kepada Angga. Apalagi setelah Angga menjadi buta akibat berkorban menyelamatkan Cika dari sebuah kecelakaan tragis. Dengan tega Cika memutuskan Angga dan meninggalkan pria itu begitu saja untuk kuliah di jakarta.
Angga yang merasa pengorbanannya tak di anggap pun menjadi dendam. Dengan kebutaannya dia terus belajar ilmu dunia Cyber yang tidak banyak diketahui oleh orang orang.
Hingga empat tahun lamanya, Angga pun berhasil. Angga menuju ke Jakarta guna membalaskan dendam kepada Cika. namun siapa sangka dia malah dipertemukan oleh seorang wanita bernama Rebecca.
Hingga akhirnya Angga dan Rebecca terlibat pernikahan Kontrak untuk menyelesaikan misi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelamatkan Rebecca
Angga dan pak Tagor yang baru saja keluar dari lift langsung bersembunyi di balik dinding guna mengintip pergerakan yang David lakukan.
Terlihat jika David sudah berhasil membuka pintu kamar hotel menggunakan sebelah tangannya, setelah itu dia menendang pintu itu agar terbuka sempurna.
Dan disaat David sedang fokus membawa tubuh Rebecca menuju ke ranjang, disaat itulah Pak Tagor dan Angga berlari masuk kedalam kamar hotel David yang pintunya belum terkunci rapat.
Mereka berdua bersembunyi di balik tirai jendela berwarna abu abu yang berada di samping pintu.
Sedangkan David tidak menyadari kehadiran mereka berdua, karena dia terlalu fokus menatap wajah cantik Rebecca yang telah terbaring di atas ranjang.
"Akhirnya malam yang aku tunggu tiba juga. Aku pastikan kau akan mengandung benih dariku Rebecca, agar kau tidak bisa lagi menolak diriku." ucap David yang dapat didengar oleh Angga dan juga pak Tagor.
Entah mengapa Angga menjadi geram mendengar perkataan yang keluar dari mulut pria bajingan itu, ingin sekali rasanya Angga keluar dan langsung memukul kepala David menggunakan tongkat besi yang dia pegang.
"Tenanglah Angga. Jangan bertindak gegabah seperti itu." bisik pak Tagor mencekal tangan Angga.
"Tapi aku sangat geram dengan pria bajingan itu pak Tagor, sampai kapan kita bersembunyi disini, Sedangkan pria itu berniat menodai Rebecca." jawab Angga dengan sangat geram.
"Aku tahu, tapi sebelum menyerang kita harus menyusun rencana terlebih dahulu, apakah kau bisa menggendong tubuh Rebecca? Maaf, bukannya aku tak mempercayai kemampuanmu, tapi walau bagaimana pun kau tidak sempurna Angga. Kedua matamu tidak dapat digunakan untuk melihat."
"Iya, aku mengerti akan apa yang pak Tagor maksud. Tapi aku yakin, jika aku bisa menyelamatkan Rebecca dari pria bajingan itu, tugas pak Tagor hanya menghalanginya saja, sedangkan aku yang akan membawa Rebecca pergi keluar dari kamar ini."
"Baiklah jika begitu, aku percaya kepadamu Angga." jawab pak Tagor sambil menepuk punggung Angga.
Sedangkan David, dia sudah berdiri di samping ranjang guna melihat kemontokan tubuh Rebecca dari atas sampai bawah.
Sepertinya gairahnya sudah tidak dapat tertahankan lagi, dengan cepat David pun membuka celana jeansnya dan meninggalkan celana bokser berwarna warni yang melekat dibagian bawahnya.
Seringai menjijikan terlihat jelas di wajah David, ketika melihat tongkat sakti miliknya sudah berdiri tegak gagah perkasa.
Lalu David pun tertawa sambil mengelus tongkat sakti yang masih terbungkus celana bokser itu.
"Hahhahha......! Lihatlah Rebecca sayang. Bahkan tongkat sakti milikku langsung menegang ketika melihat tubuhmu yang sangat seksi ini. Sungguh kau benar-benar menggoda Rebecca, dari ujung kaki sampai ujung kepala tidak ada kejelakan sedikitpun, sekarang saatnya kau merasakan bagaimana perkasanya milikku ini Rebecca sayang." ucap David sambil merangkak naik ke atas ranjang.
Dia bagaikan bayi yang hendak merangkak menuju keatas tubuh ibunya, mendengar suara ranjang yang berdecit, Angga semakin meradang.
Rasanya dia sudah tidak bisa lagi berdiam diri dibalik persembunyiannya.
"Pak Tagor. Aku tidak bisa diam terus menerus seperti ini. Pria bajingan itu sudah mulai beraksi pak Tagor." bisik Angga mengeram.
"Iya, aku tahu Angga. Tapi sebelum menyerang, setidaknya kau sudah tahu apa yang akan kau serang untuk pertama kalinya bukan?"
"Tentu saja, kelemahan seorang pria ada di senjata miliknya, itu artinya aku akan memukul senjata yang sudah dia bangga banggakan sejak tadi menggunakan tongkat besiku ini. Aku yakin hanya sekali pukulan, dia akan langsung terkapar kesakitan." jawab Angga tersenyum jahat sambil keluar dari persembunyiannya.
Mendengar perkataan Angga, pak Tagor juga ikut tersenyum, ternyata pria buta ini benar-benar pria yang genius, dia bahkan mempunyai pemikiran luas yang tidak dimiliki oleh orang lain.
"Sungguh hebat kau Angga. sangat sangat Genius, sekarang aku akan menjadi saksi atas kepintaranmu itu, apakah benar jika kau bisa melihat walaupun kau buta." gumam pak Tagor langsung ikut keluar dari persembunyian.
David tidak menyadari ada derap kaki yang mendekati dirinya, karena saat ini dia sedang fokus mengendus tubuh Rebecca menggunakan indra penciumannya.
Sungguh apa yang dilakukan David, sangat sangat kurang ajar, lalu dengan gampangnya dia mengelus paha putih Rebecca sambil tertawa cekikikan.
"Hahhahaah....! Ini benar-benar gila, akhirnya aku bisa menyentuhmu sesuka hatiku Rebecca. Tubuhmu ini sangatlah indah, putih dan wangi, bahkan pahamu sangat halus ketika aku mengelusnya. Sekarang sudah waktunya Rebecca. Aku akan memuaskanmu malam ini." ucap David sambil membuka baju kemeja yang dia kenakan.
Setelah itu David pun membuang baju itu secara asal, hingga tanpa sengaja malah mengenai wajah Angga yang sudah berada di belakang tubunya.
Merasakan wajahnya terkena timpukan baju, Angga semakin bertambah geram, dengan cepat dia membuang baju itu dan langsung menarik bahu David kuat hingga terjengkang dari atas paha Rebecca.
"Aaagggrrrr......!"
Brrukkkkk..
Tubuh David tersungkur keatas lantai, membuat dirinya merasakan sakit akibat terkena lantai granit yang keras itu.
"Agggrrr! Siapa yang sudah menarik bahuku?" tanya David histeris sambil mendongakkan wajahnya keatas.
Tapi belum sempat dia melihat kearah atas, Angga dengan cepat langsung memukulkan tongkat besi miliknya tepat kearah senjata perkasa milik David.
Merasakan pukulan itu, David kembali berteriak histeris, dia berusaha menghindar dan melawan, tapi tiba-tiba saja tangannya telah dicekal oleh seseorang dan orang itu langsung menginjak tangan David kuat sambil meninju wajah David.
"Cepat, Tuan selamatkan nona Rebecca, aku akan menyusul setelahnya." titah pak Tagor kepada Angga.
"Baik pak." jawab Angga tersenyum.
Tapi sebelum pergi, dia kembali memberikan pijakan manja kearah senjata milik David menggunakan sebelah kakinya, membuat David menjerit kesakitan.
"Bajingan! Siapa kalian sebenarnya? Kenapa kalian bisa masuk kedalam kamarku." teriak David berusaha melihat wajah dari pria yang telah menyakiti dirinya.
Mengetahui niat David, secepat kilat pak Tagor langsung menekan kepala David kearah samping agar tidak bisa melihat kearah mereka berdua.
Sedangkan tangan satunya pak Tagor gunakan untuk mencekal lengan tangan David.
David terus meronta berusaha melawan, tapi sepertinya kekuatan yang dimiliki oleh Pak Tagor tidak dapat dianggap remeh, pria itu tidak bergerak sedikitpun dari tubuh David ketika David mencoba melawan.
Sedangkan Angga, dia sudah berhasil menggendong tubuh Rebecca, lalu dengan cepat Angga keluar dari kamar membawa tubuh Rebecca ke dalam pelukannya.
"Kau aman bersamaku Rebecca. Akhirnya aku berhasil. menyelamatkanmu." gumam Angga tersenyum.
Dia terus berlari menuju ke lift yang dia gunakan tadi, setelah itu Angga memejet nomor lantai kamarnya dan berniat akan bersembunyi di sana.
Kembali kepada pak Tagor, setelah melihat Angga pergi, Pak Anton langsung membalikkan tubuh David menjadikannya tengkurap, setelah itu dia mengikat kedua tangan David menggunakan dasi yang dia kenakan.
David terus menyumpah serapah dirinya, namun pak Tagor tidak memperdulikannya sama sekali, dan setelah selesai mengikat tangan David, pak Anton bangkit dari tubuh David sambil berjalan mengambil kunci kamar hotel yang ada di atas meja nakas.
"Hei kenapa kau mengikat ku brengsek! Sebenarnya siapa kau? Berapa mahal kau dibayar oleh pria itu, aku bahkan bisa membayarmu lebih tinggi dari pada dirinya. Cepat kau lepaskan ikatan tanganku ini!" teriak David dengan sangat emosi.
Pak Tagor yang sudah berhasil mengambil kunci kamar itu hanya tersenyum licik, lalu sebelum dia melangkah keluar, pak Tagor mengeluarkan kata katanya yang berhasil membuat David terdiam membisu.
"Kami adalah musuhmu David Becam, dan kita akan bertemu kembali di lain waktu dan di tempat yang berbeda. Kau harus ingat itu." ucap Pak Tagor sambil keluar dari kamar, lalu dia mengunci kamar hotel David dan membuang kuncinya ke dalam tong sampah.
Sebelum pergi, pak Tagor sudah menghilangkan semua jejak yang pak Tagor dan juga Angga tinggalkan, dari mulai sifik jari yang tertinggal di kunci dan handel pintu, sudah berhasil pak Tagor bersihkan, begitu juga dengan CCTV yang ada di lorong kamar itu, semuanya telah aman terkendali.
"Misi selesai bos." ucap pak Tagor di telfon.
