semoga suka ya novel yang aku tulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arvilia Agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. Mendidik anak itu tidak mudah
Jelang beberapa menit Alia di panggil Irwan
Istriku...
"udah beres nih"
"Ia, sebentar nanti aku kesana." Ucap Alia
Dengan cepat-cepat Alia pulang dari rumah Ibunya untuk membereskan bekas bacakan tadi. Karena kalau tidak segera tahu sendiri sikap Irwan akan seperti apa, dia tidak akan memandang situasi dan kondisi, ada temannya atau tidak pasti dia memarahinya. Itulah yang selalu membuat Alia takut dengan diri suaminya. Dia harus nurut semua perintahnya.
Kemudian Alia membereskan bekas bacakan tersebut, lalu mencuci piring, gelas, mangkuk dan lain-lain yang kotor, nyapu, ngepel. Setelah semua beres lalu Alia duduk termenung seorang diri di dapur sambil merasakan lelahnya seharian di sibukkan dengan tamu. Tak lama akhirnya tamu teman-teman suaminya itu pergi. Namun masih ada pekerjaan yang harus Alia lakukan. Irwan menyuruh nya untuk membersihkan sepatu dan membeli rokok.
"Mah...kesini! ujar Irwan
"Ada apa mas?"
"Bisakah kau membersihkan sepatu dan membelikan aku rokok?"
"Hmmm.. enggak bisa nanti ya mas?" tanya Alia yang merasa lelah dan cape pengen istirahat sejenak.
"Sebentar lagi mau magrib mas, tanggung. Abis shalat magrib saja ya?" Ucap Alia
"Harus sekarang karena aku abis ini ada acara mau ke Jakarta" ucapnya
"Acara apa mas, jauh banget? malam lagi..?" lanjut Alia
"Acara teman aku, aku hanya mengantar saja, aku mau pake mobil kita ya, lumayan sewaannya biar ada pemasukan. Udah kamu bersihkan aja sepatu ku, jangan lupa belikan rokok juga.
"Ia mas" Alia langsung mengangkat kaki nya untuk bangun dan mengambil sepatu suaminya yang sedikit kotor dan membeli kan ia rokok.
Alia selalu diperlakukan seperti ART oleh Irwan setiap harinya, Irwan tidak mau melihat Alia santai-santai saja. Alia harus selalu tunduk padanya, dan anehnya cape nya itu tidak pernah ia hargai sedikit pun. Pokonya Ia harus super power di depan Irwan.
Tak lama suara adzan pun berkumandang, Alia cepat-cepat pulang dari warung. Lalu Alia bertanya
"Mas, acara nya berapa hari?
"Tidak tahu ya, mungkin besok pulangnya."
"Ya udah hati-hati saja di jalannya."
"Ia..kamu juga jaga anak-anak di rumah!"
"Ia mas."
Alia tidak banyak berkata lagi karena waktu shalat magrib sudah dari tadi, ia langsung mengambil air wudhu dan shalat. Namun Irwan langsung pake sepatu tanpa ingat waktu shalat, mau cepet-cepet pergi saja.
"Tidak shalat dulu mas, buru-buru amat?" tanya Alia sedikit mengingatkan suaminya
"Aku di telepon terus nih, harus buru-buru mereka sudah nunggu di depan."
"Ia tapi kan shalat juga penting mas, biar tenang di beri keselamatan." ujar Alia mengingat kan Irwan untuk selalu menjalankan kewajiban nya.
"Bilang saja sama mereka mau shalat dulu gitu!" lanjutnya
Irwan merenung sejenak ada benarnya kata Alia sebelum bepergian aku harus shalat dan berdoa agar di beri keselamatan dan perlindungan apalagi perjalanan jauh. Irwan terketuk hatinya dengan ucapan Alia. Akhirnya Irwan melaksanakan kewajiban nya shalat magrib terlebih dahulu, Lalu ia pergi.
~
Mah..mamah..
Terdengar Suara Gilang memanggilnya dari depan pintu
"Ia sayang..ada apa nak?"
"Bapak mau kemana mah, bawa mobil kita?"
"Bapak mau pergi dulu ke Jakarta ada acara bersama teman-temannya. Gilang udah ngaji belum?"
"Belum, kan mamah nya juga masih sibuk."
"Mamah enggak sibuk..biasa saja, ya sudah sini belajar ngaji sama mamah ya. Biar Dede pintar ngajinya. Oy..Teh Putri mana De?" lanjut Alia
"Ok siap mah.. Teh Putri masih shalat" Ucap Gilang
"Oh ya sudah, Dede Gilang dulu ngaji ya, nanti baru Teh Putri."
"Enggak mau kalau Teh Putri enggak ngaji, Gilang tidak mau ngaji." Ucap Gilang selalu aja ada alasan
"Ia nanti teh Teh Putri juga ngaji sayang." ajaknya dengan lembut supaya dia mau.
"Akhirnya Gilang mau mengaji."
Alia selalu menyempatkan diri untuk tidak lupa ngajarin anaknya belajar membaca Al-Qur'an (ngaji), karena tempat guru ngajinya jauh, Gilang dan teh Putri takut pulangnya yang padahal suka di jemput sama mamah nya, tapi mereka tetap saja tidak mau. Sebagai Ibu ia tidak mau anak-anak nya tidak bisa baca Al-Qur'an. Walaupun mereka suka ada malasnya dan banyak Alasan. Apalagi Gilang selalu bermalas-malasan dia lebih memilih untuk bermain dan main hp di banding untuk belajar. Alia terus membujuk mereka agar mau melafalkan ayat Alqur'an sebagai pedoman hidup dan penyejuk hati. Dia selalu ingin menanamkan kebiasaan baik pada anaknya. Apalagi Gilang yang masih kecil harus di biasakan dari sejak kecil begitu juga teh Putri. Setelah beres ngaji Alia seperti biasa menyuruh anaknya untuk belajar walaupun beberapa menit. Baru dia memberikan waktu luang untuk bermain. Ya Mendidik anak itu tidak mudah, harus banyak sabar.. apalagi di usianya yang masih kecil membutuhkan didikan yang baik. Apalagi jaman now. Harus serba di dampingi banyak pengaruh teknologi yang merusak akhlak mereka. Ke orang tua saja mereka sudah berani melawan dengan kata-kata kasar, tidak mau nurut nasehat orang tua. Tapi itu tidak membuat Alia menyerah dengan berbagai teknik atau cara ia terapkan, Alia tetap berusaha untuk menjadi pendidik yang baik untuk anak-anak nya dengan sabar tanpa bantuan suami walaupun itu belum membuahkan hasil yang maksimal. Setidaknya tanggung jawab sebagai orang tua sudah di laksanakan. Jauh dengan Bapak nya Irwan selalu sibuk di luar kalau di rumah sibuk dengan hp nya tanpa memikirkan bagaimana mendidik seorang anak yang baik dia tidak pernah peduli bahkan menyempatkan waktu sedikit saja buat mereka tidak bisa. Dia selalu cuek makanya kedua anaknya pun tak ada yang dekat mereka merasa canggung dengan bapak nya. bahkan Teh Putri tidak mau tidur di rumahnya sendiri.
Waktu sudah malam waktu nya untuk tidur. Alia pun mengajak ke dua anaknya untuk tidur tidak larut malam takut kesiangan besok. Untuk kali ini teh putri mau nginap di rumah karena tidak ada Bapaknya. Lalu mereka pun bertiga tidur lelap sudah terbawa mimpi. Di pertengahan malam Alia terbangun oleh alarm teh Putri yang di "on" kan dengan volume tinggi sehingga berisik sekali.
Kring...kring..kring...
Duh berisik amat ini hp, punya siapa alarm jam segini udah berbunyi? Gumam Alia. Ternyata hp punya teh Putri...Akhirnya Alia bangun sekalian shalat tahajud. Setelah selesai shalat dia tidur kembali karena masih merasa ngantuk dan kecapean.