RUSUK SANG BILLIONAIRE

...happy literasi beloved readers...

Selesai urusan dengan dosen datarnya, Chelsea mengarahkan langkahnya ke bagian administrasi untuk melihat pengumuman magangnya.

"Seaaaa !!!! " teriak Diana berlari-lari kecil menyamakan langkahnya dengan Chelsea.

"Gak usah teriak-teriak gitu." Chelsea menoyor ķepala sahabatnya yang selalu saja heboh.

"Judulmu sudah diacc ?"

"Belum, sepertinya aku mentok di skripsi deh ,,," jawab Chelsea dengan wajah memprihatinkan.

"Memangnya siapa dosen pembimbingmu ?"

"Noh, si daki ,,," Chelsea menunjuk dengan dagunya pada Kiano yang sedang melintas di depannya.

"Innalillahi, sepertinya aku duluan wisuda deh. " Diana terkekeh

"Sepertinya aku gak perlu nunggu wisuda untuk lanjut ke luar negeri. " nada suara Chelsea terdengar putus asa.

"Cepat banget menyerah. Coba dulu dong, usaha yang bener. " Diana memberikan semangat pada sahabatnya itu.

Chelsea tak menggubris kata-kata sahabatnya, ia malah serius mencari namanya di papan pengumuman.

"Astaga ! ape banget nasibku. " ucap Chelsea lemas melihat namanya dan perusahaan tempatnya magang.

"Sea !!! kita satu perusahaan !!!" teriak Diana gembira

"Bisa gak ya, ganti perusahaan ?"

"Kenapa harus ganti perusahaan ? itu perusahaan besar lho. " seru Diana tak mengerti jalan pikiran gadis cantik di depannya itu.

"Itu perusahaan orang tuanya si daki, geblek. Kalau aku magang di sana berarti dia semakin banyak kesempatan menindasku. Judulku aja masih di gantung kayak cucian belum kering berbulan-bulan."

"Jodoh kali ,,, biasanya gitu. Jika kita selalu bertemu dengan seseorang secara kebetulan dan berulang-ulang, itu tanda-tanda dari alam semesta jika sebenarnya kita berjodoh. " balas Diana menjiplak kata-kata dalam novel yang pernah ia baca.

"Ini bukan jodoh namanya tapi malapetaka. Kalau jodoh itu selalu menyenangkan bukan malah sebaliknya. Udah ah, mending ke kafe menenangkan pikiran, kali ini aku yang traktir. " Chelsea menarik tangan Diana menjauh dari kerumunan mahasiswa yang dengan mereka.

Sementara di dalam ruangan Seno, wajah Kiano tersenyum lebar melihat pengumuman magang mahasiswa yang sengaja ia suruh agar Seno meminta kiriman file nama-nama mahasiswa magang lengkap dengan perusahaan yang akan mereka tempati magang. Kiano tidak mungkin mendatangi ruangan yang di dominasi oleh perempuan.

"Gak usah tersenyum lebar gitu, gak cocok dengan wajahmu. "

"Ck, jangan menghina pria tampan sepertiku. " balas Kiano narsis.

"Memangnya kenapa kamu nampak gembira gitu ?" Seno penasaran karena selama ini Kiano sangat jarang tersenyum padahal hidupnya berlebihan.

"Adik kamu magangnya di perusahaan daddy. "

"Kamu suka ya, sama adikku. " Seno menatap manik mata sahabatnya.

"Enggaklah, dia bukan tipeku. " balas Kiano gelagapan.

"Syukurlah ,,," ucap Seno tersenyum misterius

"Apa maksud ucapanmu ? memangnya aku gak pantas untuk adikmu ?" Kiano penasaran dengan ucapan singkat sahabatnya.

"Bukan begitu. Justru aku berharap adikku busa berjodoh dengan kamu tapi karena dia bukan tipemu jadi dia bisa melanjutkan pendidikannya di luar. "

deggg

Jantung Kiano tiba-tiba berdetak kencang mendengar kata-kata Seno, entah mengapa ada rasa tak rela jika Chelsea pergi.

"Dia akan berangkat jika urusan skripsinya selesai kan ?"

"Jangan persulit skripsinya, karena tanpa itupun dia bisa berangkat. "

Tak ada tanggapan dari Kiano matanya hanya sibuk membaca setiap nama mahasiswa magang sedangkan hati dan pikirannya kemana-mana.

"Kita ke kafe yuk, makan siang disana aja. " ajak Seno sembari berjalan ke arah pintu dan diikuti oleh Kiano.

Sepanjang perjalanan ke parkiran semua mata para kaum hawa menatap mereka dengan tatapan memuja. Sebuah pemandangan yang tak boleh mereka lewatkan. Tuhan benar-benar memperlihatkan kebesaranNYA dengan sebuah maha karya yang begitu sempurna. Wajah yang begitu sempurna dengan uang yang tak terhitung nominalnya merupakan dampaknya setiap gadis.

Keduanya tetap berjalan dengan santai tanpa memperdulikan decak kagum para gadis yang tak jelas itu. Bagi Seno dan Kiano gadis dengan modelan seperti itu tak cocok untuk dijadikan istri karena bisa di pastikan jika mereka hanya menyukai uang mereka saja.

"Menjijikkan. " gumam Kiano seraya mengikuti Seno asik ke dalam mobil.

Seno perlahan menginjak gas mobilnya menuju kafe yang tak jauh dari kampus, sebuah kafe bergaya klassik modern dengan menu yang menggugah selera. Cerita mereka belum tuntas saat Seno memarkirkan mobilnya persis di samping sebuah mobil mewah yang sama dengan mobilnya hanya beda warna.

'Hmmm,,, rupanya kamu disini juga, dek. ' batin Seno tersenyum lebar.

Saat mereka telah berada di dalam kafe, Seno segera mencari keberadaan Chelsea sebelum Kiano menemukan meja mereka. Kesempatan emas ini tak boleh ia sia-siakan.

"Dek, kamu disini juga ??" Seno pura-pura kaget sambil menarik kursi di depan kedua gadis cantik yang sedang tertawa-tawa.

"Kakak ?? ngapain di sini ??"

"Mau cuci piring ." jawab Seno asal

"Sea aku pamit, ya. " Diana merasa canggung dengan kehadiran rektor dan dosennya.

"Disini aja, gak usah kemana-mana. Kasian Sea sendiri jika kamu tinggal. " ucap Seno menghentikan Diana.

"Pesan lagi, Di ,,, mumpung ada yang bayarin. " Chelsea memasang senyuman manisnya pada Seno.

Seno dan Kiano kemudian menyebutkan pesanannya pada pelayan yang dipanggil oleh Chelsea.

"Oh ya dek, rencananya kapan kamu berangkat ??" Seno memulai aksinya

"Nunggu selesai skripsi dulu kak, tapi kalau memang skripsiku belum selesai sementara di sana perkuliahan sudah di mulai berarti aku gak usah nunggu skripsi. Mulai dari awal gak apa-apa juga kan, malah lebih bagus karena pastinya apa yang aku pelajari disini berbeda dengan luar. " jawab Chelsea apa adanya.

Mendengar kata-kata Chelsea membuat Kiano merasa gelisah. Menunda skripsi gadis ini atau mempercepatnya toh hasilnya sama saja. Chelsea akan tetap melanjutkan pendidikannya di luar. Bagaimana jika di sana nanti gadis cantik ini menemukan pria yang bisa membuatnya jatuh cinta ??

"Pak ,,, pak ,,, dimakan makanannya bukan didiamkan." ucapan Chelsea mengembalikan kesadaran Kiano.

"Ck, makan panas-panas malah tidak bagus untuk gigi. " balas Kiano tak mau kalah.

"Pak, gimana tawaran tadi ??" tanya Chelsea menaik turunkan alisnya.

"Gak bisa. " jawab Kiano tegas.

"Dek, kira-kira saat kamu pulang nanti sudah bawa calon adik iparnya buat kakak atau belum ??" pertanyaan Kiano menghentikan perdebatan keduanya.

"Pastilah kak, kan aku kuliah sekalian cari jodoh " Chelsea dan Diana tertawa bersamaan.

"Dasar wanita. " ucap Kiano menahan kesal.

"Bapak pernah patah hati ya ? kok sepertinya membenci wanita. " Chelsea tanpa rasa takut langsung mempertanyakan hal yang membuatnya penasaran.

"Memangnya kalau pernah patah hati, kamu mau mengobatinya ??" balas Kiano menatap lurus ke dalam manik mata bulat milik Chelsea.

"Enggaklah, ngapain susah-susah jadi obat yang ada bapak akan terus mengingat mantan bapak. Mending cari aman, cari pria yang berpotensi tapi gak pernah patah hati kalaupun pernah tapi dia sudah sembuh dan menjadikanku wanita satu-satunya. " balas Chelsea enteng.

Diana mengernyitkan alisnya bingung melihat rektornya yang senyum-senyum tak jelas sambil melihat pertengkaran keduanya.

'Kenapa pak Seno seolah menikmati drama antara pak Kiano dengan sahabatnya ?' batin Diana

🎶🎶🎶🎶

Hai ,,,, hai ,,, selamat pagi menjelang siang

selamat membaca dan tetap jaga kesehatan ya.

jangan lupa dukungannya, GAK USAH PAKE KOIN MAHAL, pake yang gratisan aja

love you all 🤗🤗🤗