Kumiskinkan Suamiku Bersama Selingkuhannya.

Naura memang sangat marah,kesal,emosi bercampur jadi satu, tapi dia tetap berusaha tenang karena dia tidak mau mengotori tangannya untuk memukul atau menghajar wanita itu karena pada dasarnya semua itu bukan hannya kesalahan dari wanita itu tapi itu salah dari suaminya yang tidak bisa menjaga komitmen pernikahan yang sudah mereka jalani dari awal pernikahan.

Melisa terus berbicara dengan begitu tingginya dia belum sadar kalau Naura mendengar setiap kata-katanya yang tinggi.

📞" Halo sayang...Aku sedang di salon perawatan sayang,sudah lima hari tidak nyalon rambutku begitu lepek.Sayang kirim aku uang ya,aku mau beli tas branded yang aku lihat kemarin di toko.

Melisa terlihat begitu bangga menjadi wanita ketiga dirumah tangga orang lain,dia sengaja menghubungi Vito dan meminta uang agar orang-orang melihat dia seorang wanita yang beruntung.

📞 " Terima kasih sayang,kamu yang terbaik deh,aku tunggu nanti sore di rumah i love you muach..."

Melisa mengakhiri panggilannya lalu menutup ponselnya dan saat itu para wanita yang ada di dalam salon hannya bisa mengaguminya karena telah memiliki pria hebat yang menuruti keinginannya.

" Kamu hebat ya Melisa punya pacar seperti pria itu,dalam sekali panggilan pria itu langsung memberi mu uang." Ucap pemilik salon sambil terus memijat punggung Melisa.Melisa tersenyum angkuh dan besar kepala di hadapan orang-orang.

" Harus begitu dong,jadi wanita harus pintar mencari pria,tidak peduli dia suami orang selagi dia bisa memenuhi kebutuhan wanita silahkan nikmati." Jawab Melisa tanpa rasa malu sedikit pun.

" Ogah dah kalau suami orang,tidak sudi kalau pacaran sama suami orang." Ucap salah satu pelanggan yang juga sedang perawatan.

Melisa tampak tidak peduli saat beberapa wanita berbisik kepadanya dan saat itu Naura sudah selesai melakukan perawatan dia beranjak dari tempat duduknya.

" Modal seorang pelakor itu cuma ada satu ya itu cukup menjadi wanita tidak tahu malu saja,dan satu lagi cukup gatal kepada suami orang." Naura berdiri tepat di hadapan Melisa dan saat itu Melisa cukup kaget melihat Naura yang ternyata ada di dalam salon.

" K_kamu,apa yang kamu lakukan di tempat ini,oohh...Setelah kamu tau suami mu selingkuh kamu juga ikut-ikutan perawatan,ingat suamimu sudah tidak mencintai mu lagi,dia hannya butuh kamu untuk menambah pundi-pundi rupiahnya,sekali pun kamu bergaya Vito sudah pasti tidak selera dengan mu.Hahaha kamu mengubah penampilan mu karena kamu ingin Vito kembali kepada mu,jangan mimpi."

Melisa yang memang wanita bermuka tembok,sama sekali tidak memikirkan perasaan Naura,untung saja saat itu Naura sudah siap lahir batin untuk menerima resiko dari semua perubahan hidupnya.

" Aku tidak marah apa pun yang kamu katakan,dan bahkan aku tidak sudi berdebat dengan wanita sepertimu demi pria yang tidak tau malu itu,pada akhirnya aku akan melihat kehancuran kalian semua." Ucap Naura lalu dia segera keluar dari dalam salon setelah membayar semua tagihannya.

Setelah sampai di dalam mobilnya,Naura menarik napas panjang semua ini benar-benar menguji imamnya,ingin rasanya dia menghajar wanita itu tapi dia sudah berjanji tidak akan mengotori tangannya untuk memukul wajah tebal wanita itu.

Setelah perasaanya mulai tenang,Naura meninggalkan tempat itu lalu dia memasuki sebuah toko baju khusus perlengkapan wanita baik dari baju sampai ke semua kebutuhan wanita bahkan toko emas juga tersedia di tempat itu.

Naura membeli begitu banyak baju,sepatu dan juga tas setelan merasa semuanya cukup tidak lupa dia membeli satu set emas yang sederhana tapi cukup cantik saat dia memakainya.

Naura mengganti pakaiannya,tas dan juga sepatunya,dia membuang baju buluk yang dia pakai tadi pagi ke tempat sampah.

Naura memandang dirinya di depan cermin,terlihat begitu banyak perubahan dirinya wajahnya sangat cantik hari ini apalagi saat di tambah dia membeli baju yang begitu cocok dengan dirinya.

Setelah puas belanja dan memanjakan diri hari ini Naura kembali ke rumahnya,saat Marni membukakan pagar untuknya dia melihat mobil suaminya sudah terparkir di halaman rumah.

" Wah cantik sekali Bu,aku sampai tidak mengenali ibu." Ucap Marni dengan wajah penuh kagum.

"Biasa saja bi,anak-anak sudah belajar bi?"

"Sudah Bu,kalau begitu aku keluar dulu ya Bu,aku mau ke toko depan." Ucap Marni lalu dia segera meninggalkan rumah majikannya saat sudah mendapat ijin.

" Sepertinya ibu Naura sudah mencium bau-bau yang tidak menyenangkan dari perlakuan bapak,aku sengaja tidak membereskan kamar utama mereka semalam aku ingin ibu segera sadar akan sikap suaminya." Ucap Marni dalam hatinya saat dia berjalan keluar dari rumah majikannya.Dia sengaja tidak melihat kejadian yang dia lihat beberapa hari yang lalu karena tidak ingin terjadi keributan di rumah itu karenanya.

Naura membuka pintu perlahan,saat itu mertua dan iparnya sedang duduk santai begitu juga dengan Vito.Dia mengabaikan mereka bertiga sampai akhirnya mertunya yang melihatnya sangat kaget.

" Naura...Kamu Naura kan? ada angin apa kamu hingga bergaya seperti itu,kamu mau menghabiskan uang anakku makanya kamu memakai pakaian yang tidak murah ini?" Mertuanya memandanginya dari atas kebawah terlihat jelas rasa iri di hatinya saat melihat semua yang di kenakan Naura termasuk perhiasan yang menempel di tubuhnya.

" Naura apa-apaan ini,untuk apa kamu menghabiskan banyak uang untuk bergaya seperti ini,memangnya kamu bergaya untuk siapa? toh selama ini bagaimana pun penampilan mu aku tidak mempermasalahkan itu semua!! dari mana kamu mendapat uang untuk membeli ini semua?" Vito terlihat sangat marah saat melihat Naura yang begitu banyak perubahan hari ini.

"Sudah cukup ngomongnya,aku lelah aku mau istrahat." Naura berjalan meninggalkan mereka tanpa menjawab pertanyaan dari suami dan mertuanya.

" Naura!!! apa kamu tidak menghargai ku lagi sebagai kepala keluarga? jawab apa aku dari mana kamu mendapat uang untuk membeli semua ini? Ucap Vito kembali dia menarik tangan Naura begitu kuat hingga meninggalkan bekas di pergelangan tangannya.

Naura menghentakkan tangan suaminya dengan begitu kasar lalu menatap suaminya dengan tatapan begitu sinis.

" Apa aku salah menikmati hasil keringatku sendiri....Kamu hannya suami yang tidak layak di hargai,jangankan untuk menghargai mu sebagai kepala rumah tangga melihatmu pun aku sangat jijik...Kamu tidak pantas menjadi kepala rumah tangga." Ucap Naura dengan kasar lalu dia pergi begitu saja meninggalkan suami dan ibunya yang menatapnya dengan sinis.

" Dasar menantu tidak tau malu,ini akibatnya kamu terlalu memanjakan wanita itu,sekarang dia tidak menghargai lagi." Bukannya menasehati ibunya malah memperkeruh suasana.

🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺🌺