Sungguh kesialan bagi gadis yang bernama Lestari karena dia harus menikah dengan gurunya sendiri yang bernama Mattew. Guru killer yang sangat di benci Lestari.
Semua itu berawal saat mereka kepergok bermesraan oleh seorang pria paruh baya di dalam mobil saat hujan deras. Pria paruh baya itu tidak lain adalah Paman Lestari sendiri.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Mengingat Mattew juga mempunyai kekasih yang sangat di cintainya, di tambah lagi Lestari masih sekolah. Akhirnya mereka sepakat untuk menyembunyikan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusing atas bawah
Karena bertanya kepada Mbah Google tidak menemukan jawaban. Pada akhirnya pasangan suami istri itu memutuskan untuk menghentikan kegiatan mereka dan memilih tidur, karena hari sudah malam. Semoga saja mereka mendapatkan pencerahan melalui mimpi.
Pagi harinya. Mattew dan Lesta sudah bersiap berangka ke sekolah. Lesta sudah cantik dengan seragam putih abu-abu, sedangkan Mattew sangat tampan mengenakan kemeja berwarna putih dan celana bahan berwarna hitam, tidak lupa sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat membungkus kakinya itu. Penampilan Mattew sudah sangat perfect.
"Mau berangkat bareng nggak?" tanya Mattew pada Lesta ketika mereka sudah selesai sarapan.
"Nggak, nanti para murid di sekolah pada curiga kalau kita berangkat bareng," tolakLesta, bukan ingin memberikan alasan, akan tetapi begitulah faktanya, karena para murid di sekolah pasti mempertanyakan kalau dirinya berangkat bersama dengan Mattew--guru killer tapi juga guru paling tampan di sekolah.
"Cih! Alasan! Bilang saja kalau kamu ingin menjaga jarak dariku, sekaligus agar pria ingusan itu bisa dekat-dekat sama kamu!" Mattew menjadi kesal dan jengkel sendiri ketika mendapatkan penolakan dari istri kecilnya.
Lesta tersenyum meringis sambil geleng-geleng kepala. "Pernikahan kita ini masih di rahasiakan, jadi wajar saja kalau aku menjaga jarak darimu!" balas Lesta tidak kalah jengkel lalu beranjak dari ruang makan menuju garasi rumah mewah itu.
"Ah sial! Kapan ujian sekolahnya sih!" geram Mattew karena alasan yang diberikan Lesta sangat tepat dan membuatnya tidak berkutik. Dia tidak sabar Lesta lulus sekolah, agar dia bisa segera bisa terus berduaan dengan istri kecilnya itu.
Melisa dan Ansel baru turun dari kamar mereka menuju ruang makan. Kedua orang itu menatap heran pada Mattew yang sejak tadi mengoceh sendiri.
"Kamu kenapa, Mattew?" tanya Melisa seraya mendudukkan diri dikursi yang sudah disiapkan oleh suaminya.
"Menantu Mami membuatku migrain!" jawab Mattew lalu beranjak dari duduknya seraya mengambil tas kerja, lalu mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
"Memangnya apa yang dilakukan oleh Lesta?" Ansel bertanya sekaligus meledek putranya yang pastinya saat ini sedang menahan pusing karena hasratnya tidak kunjung tersalurkan.
"Ya begitulah pokoknya!" sungut Mattew pada ayahnya.
*
*
Lesta mengendarai motor maticnya dengan kecepatan sedang menuju sekolah. Satu jam perjalanan akhrinya dia sampai di parkiran sekolah. Dia melepaskan helm bogo berwarna pink yang melindungi kepalanya, lalu menyimpan helm tersebut ke dalam bagasi jok motor yang lebar. Baru saja akan berjalan menuju kelasnya, langkahnya sudah dihadang oleh Evelyn.
"Mau apa lagi kamu?" tanya Lesta dengan tatapan yang begitu menghujam.
"Gue nggak tahu, lu itu punya ilmu apa hingga membuat pemilik sekolah ini melarang kedua orang tuaku untuk menjadi donatur di sini lagi. Dan lebih hebatnya lagi, kepala sekolah sampai di pecat!" sinis Evelyn seraya berkacak pinggang, seolah menantang Lesta.
Memang tidak ada yang mengetahui jika Mattew adalah pemilik sekolahan bergengsi itu. Hanya pihak guru saja yang tahu dan itu pun harus dirahasiakan.
"Oh, mungkin aku mempunyai ajian luluh lantak!" balas Lesta dengan asal, lalu berlalu dari sana tanpa memedulikan Evelyn yang mengumpatinya.
"Dasar miskin! Nggak tahu diri!" umpat Evelyn penuh emosi. Karena dia sudah tidak bisa berkuasa lagi di sekolahan tersebut lantaran kedua orang tuanya sudah tidak menjadi donatur.
Ya, dia menggunakan kekuasaan kedua orang tuanya agar bisa menguasai seluruh sekolah tersebut, dan membuat para murid tunduk dan takut kepadanya, akan tetapi semua keadaan tidak seperti dulu lagi. Dia menjadi tidak mempunyai teman.
***
Maaf kalau up-nya sedikit. Mata kiri Emak lagi sakit dan nggak bisa tahan di depan hp atau laptop, perih banget rasanya. Mohon pengertiannya ya🙏