NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:327
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Anna sudah Dua minggu meninggalkan Aldi, dia hidup sendiri di apartemen yang kini dia tinggali. Beberapa kali ketika dia berbelanja bahan makanan dan lainnya, dia selalu melihat beberapa pengawal yang Aldi tugaskan untuk mencari dirinya mondar mandir di sekitar apartemennya.

Seperti hari ini, beberapa pengawal yang bertugas membuat Anna harus memakai topi hitam dan masker agar wajahnya tak terlihat oleh orangnya Aldi. Dia berjalan santai di depan mini market yang dia masuki. Beberapa pegawai di sana memperhatikannya merasa curiga, tapi dia tak masalah. Karena dia menyadari jika penampilannya sudah seperti buronan yang sedang diburu polisi.

Setelah memilah beberapa barang dan sayuran yang akan ku beli, aku mengantre di kasir. Samar samar ku dengar berita tentang keluarga Aldi.

"Pagi ini, pak Yoga pemilik dari perusahaan YG group masuk di Rumah Sakit. Dia di duga terkena serangan jantung ketika tahu apa yang sudah terjadi dengan pernikahan Anaknya, seperti yang kita ketahui, Anna yang telah menikah dengan Aldiano Prayoga meninggalkan Rumah sakit dalam keadaan hamil dua bulan. Dan itu di sebut-sebut sebagai penyakit dari pendiri YG Group itu kambuh. Hingga berita ini di turunkan , kami masih belum bisa memastikan seperti apa kondisi pendiri perusahaan yang berkembang tersebut.

Demikian berita dari kami. Nuno---" selebihnya Anna tak mau lagi mendengarnya.

Anna terpaku atas reporter berita yang memberitakan mertuanya. Om Yoga masuk Rumah sakit karena dirinya.

Karena keegoisannya. Jadi apa yang harus dia lakukan sekarang? Kembali ke dalam pelukan Aldi? Atau bersikukuh tinggal di Apartemen kecil miliknya?

"Permisi Bu. Total semuanya menjadi Rp. 150.000;." ucap penjaga kasir tersebut ramah. Tapi, Anna masih memikirkan apa yang harus di pilih. "Bu, Bu,.."

"Oh, iya.. Maaf, jadi totalnya berapa?

"Rp. 150.000; Bu.." ulangnya sambil tersenyum ke arah Anna. Sedangkan Anna membayar belanjaan yang dia pilih tadi lalu berjalan kembali ke apartemen mungilnya.

Jika Anna sedang memikirkan jalan apa yang akan dia tempuh, berbeda dengan Aldi. Dia kini berada di Rumah sakit terbesar yang ada di Surabaya dan duduk dengan khawatir. Dia memikirkan banyak hal. Dari Anna, Bayi yang Anna kandung, dan yang paling penting Ayahnya.

"Bagaimana?" tanyanya kepada kepala pengawal yang bertugas untuk mencari dimana keberadaan Anna berada.

"Ma'afkan kami pak. Sampai saat ini istri bapak masih belum kami temukan."

"Cari," ucap Aldi sengit. "Cari, cari, cari... Cari dimanapun. Walau di lubang semut sekalipun cari dia hidup-hidup. Anakku ada di dalam rahimnya, dan aku mencintai keduanya. Jadi jangan pernah kau kembali jika kau masih membawa tangan kosong. Kau mengerti??"

"Iya, Pak!!" ujar kepala pengawal itu lalu berbalik pergi meninggalkan Aldi yang masih menahan amarahnya.

"Anna, kau dimana??" lirihnya sendu.

Semenjak Anna meninggalkan Rumah sakit, atau lebih tepatnya dia meninggalkan Aldi, kehidupan Aldi selama Dua Minggu ini hampa. Dia tak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya, dia selalu marah kepada para pegawainya walaupun pegawainya itu benar sekalipun dia tetap memarahinya.

Kerjasama yang dia impikan berantakan, banyak penurunan dari kinerja yang Aldi miliki. Dan sekarang ayah yang sangat Aldi sayangi masuk ke dalam Rumah sakit saat dia tahu jika Anna tak berada dirumah selama beberapa hari. Anna, kini Aldi tahu jika dia tak bisa hidup tanpa Anna. Dan dia tak bisa kehilangan Anna untuk beberapa kali.

Dulu dia pernah ditinggalkan oleh Anna, dan sekarang terjadi lagi. Ada apa ini.?

Kenapa rumah tangga yang dia jalani selalu di penuhi dengan kesalahpahaman.

"Aish, sial. Dimana kamu Anna?" teriaknya di lorong Rumah sakit. Dia tak perduli pada setiap pasang mata yang memandangnya dengan tatapan heran.

Pria berjas armani yang nilainya jutaan rupiah sedang menangis meraung - raung di ujung Lorong yang selalu di lewati orang banyak. Dia tak mau tahu ucapan bahkan tatapan hina dari setiap pasien, dan beberapa orang yang sedang berjalan di hadapannya. Aish, Anna kau dimana? Aku tak tahu harus mencari kau dimana lagi. Gumamnya dalam hati.

Aldi yang sedari tadi bersimpuh di lantai karena tak tahan menahan sesaknya dadanya ketika dia mengingat Anna, wanita yang dia cintai dan dia sayangi pergi dari kehidupannya. Dia menangis, bukan karena dia ingin di kasihani oleh orang yang sedari tadi melihatnya dengan tatapan iba dan kasihan. Tapi, dia ingin meluapkan apa yang ada di hatinya.

Perlahan dia bangkit dari posisi bersimpuhnya dan menghela nafas panjang. "Aku tak akan berhenti menunggu mu, Ann.." gumamnya sebelum dia membalikkan badannya.

"Al.." suara halus itu membuat Aldi tak jadi melangkah masuk ke dalam ruangan dimana ayahnya sedang tertidur tak sadar diri. "Keadaan Papa.. Keadaan Papa bagaimana?" imbuhnya sambil meremas ujung jaket yang sedang dia pakai.

Aldi membalik tubuhnya dan menatap datar Anna yang sudah di hadapannya. "Untuk apa kau disini?" tanyanya dengan nada sinis. "Pergi, Pergi dan kembali lah setelah kau puas menghilang dari pandanganku!!"

Anna Pov

Setelah aku mendengar berita tadi, ntah kenapa aku tak bisa berfikir dengan jernih. Yang ada di fikiranku hanya Papa, bagaimana kondisinya? Apa Papa baik baik saja?

Aku tahu jika aku yang sudah membuat Papa masuk Rumah sakit, aku tak tahu bagaimana bisa semua ini terjadi.. Apa benar jika Papa masuk ke Rumah sakit karena aku meninggalkan Rumah sakit? Apa Papa tahu akan kondisiku yang sekarang sudah berbadan dua? Hingga Papa masuk ke Rumah Sakit?

Segera aku meninggalakan kegiatanku yang saat ini sedang memasak makan siang, aku masuk ke dalam kamar meraih jaket kulit yang tergantung di belakang pintu dan tak lupa dengan Topi dan Masker yang kini masih berarti buatku. "Aku harus menemui Papa." ucapku sambil memakai flat Shoes lamaku yang sudah ada disini. Setelah siap, aku keluar dari Apartemenku dan berlari ke Lift yang sudah terbuka.

Aku menstop taxi yang sedang malaju tepat di hadapanku. Ku hela nafasku setelah masuk ke dalam Taxi, "Pak, ke Rumah sakit Harapan ya!!" ujarku setelah duduk di kursi penumpang. Fikiranku melayang, membayangkan apa yang akan ku katakan kepada Aldi dan Papa. Apa aku jujur saja? Jika aku meminta bercerai dari Aldi? Atau apa aku melupakan hal itu dan fokus kepada kesembuhan Papa?

Apa yang harus aku lakukan. Tuhan? Gumamku dalam hati.

Aku meremas jaket yang sedang aku pakai, seakan menyalurkan ketakutan yang sedang aku alami. "Bu, kita sudah sampai." ucapan supir Taxi membuatku tersadar atas lamunan ku.

"Ah, iya. Totalnya berapa?"

"Dua Ratus Lima Puluh Ribu, Bu." ucapnya dan aku mengambil beberapa lembar uang ratusan yang ada di dompetku dan dengan cepat aku keluar dari Taxi yang baru saja ku tumpangi, dan tak memperdulikan teriakan dari supir Taxi.

Aku harus bertemu dengan Papa, dan meminta Maaf. Selalu itu yang aku gumamkan sejak tadi di otakku. Setelah bertanya kepada suster yang kebetulan lewat di hadapanku aku langsung berlari menuju di mana tempat Papa mertuaku di rawat. Aku terpaku setelah sampai di sana, aku melihat Aldi bersimpuh di lantai di depan kamar inap Papa yang bertuliskan VIP.

Aku berjalan mendekati Aldi yang sudah ingin masuk kedalam kamar inap Papa. Dengan suara yang bergetar, aku menyapa Aldi dan bertanya akan kondisi Papa. "Al,," ucapku yang membuat Aldi diam tak menoleh. "Keadaan Papa. Keadaan Papa bagaimana?" tanyaku takut takut. Takut jika kedatanganku hanya membuatnya bertambah sedih dan juga membuatnya marah.

Dia membalik badannya seraya tersenyum sinis. "Untuk apa kau ada disini?" tanyanya sambil menatapku dengan tatapan sinis. "Pergi, pergi dan kembalilah, setelah kau puas menghilang dari hadapanku." ucapnya yang terkesan datar dan membalik badannya membuka pintu ruang inap Papa dan masuk kedalamnya.

Hatiku mencelos ketika melihat Papa yang sebelum ini tak petnah jatuh sakit kini menutup matanya, infus berada di tangan kirinya, dan juga selang yang tertempel di hidung Papa membuatku tanpa sadar meneteskan air mata. "Kau sudah lihat? Apa kau puas melihat Papa seperti ini?" tanyanya masih dengan nada datar. "Papa setiap hari datang ke rumah, dan selama Dua Minggu terakhir kondisi kesehatan papa menurun, dia merindukanmu. Tapi, kau malah meninggalkan rumah dan tak ada kabar sama sekali."

"Apa yang ada di otakmu, Anna? Kau tak memikirkan bayi kita?" ucapnya lagi dengan ucapan tajam menusuk. Hatiku teriris melihat kondisi Papa dan semua ucapan Aldi ada benarnya. Yah, aku egois. Aku tak sadar jika bukan hanya Aldi yang terluka atas kepergianku. Ada Papa dan juga kedua Orang Tuaku yang terluka. Pa, Maafkan Anna. Ucapku dalam hati.

"Maaf.." ucapku sambil meremas ujung jaket yang sedang ku kenakan. Aku berjalan mendekati Papa, dan aku menggenggam tangan Papa yang tanpa Infus, "Pa, maafkan Anna. Anna sudah salah selama ini, Anna egois." ucapku terisak sambil menciumi tangan Papa.

"Percuma, Papa baru saja tidur. Karena dia baru saja minum obat." ucapnya membalas perkataanku kepada Papa.

Aku memandang nya dengan tatapan sayu, yang masih ada beberapa bulir air mata masih menetes di pipiku. Ku usap kasar air mata yang masih mengalir di pipiku, "Al, aku keluar sebentar." ucapku saat aku ingat jika aku belum kontrol kehamilan sejak Dua Minggu yang lalu.

"Mau kemana?"

"Mau ke Dokter Kandungan, aku belum Kontrol." ucapku sambil memakai Jaket yang tadi sudah ku lepas.

"Akan ku antar." ucapnya sambil menggenggam tangan kananku. "Jaga Papa, aku mau mengantarkan Anna ke Dokter kandungan. Jika terjadi apa-apa sama Papa, kau akan ku pecat." ucapnya kepada beberapa penjaga yang sedang berjaga di depan kamar inap Papa. "Ayo!!" ajaknya sambil menarik tangan Kakanku yang sedari tadi dia genggam.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!