Menghabiskan seluruh hidupnya untuk menjadi pendekar bebas sama saja melakukan bunuh diri jika memiliki sesuatu yang diincar oleh banyak pendekar lain.
Zu Lian benar-benar tidak percaya jika dia akan mati di usia 30 tahun. Dimana seharusnya dia dapat hidup bahagia dan memiliki keluarga seperti orang lain.
Zu Lian berjanji jika dia memiliki kesempatan untuk hidup kembali, dia tidak akan melakukan kesalahan fatal semacam ini lagi dan benar-benar akan mengahargai hidup yang telah diberikan padanya.
Itulah yang dipikirkan oleh Zu Lian sebelum menutup matanya dan meninggal dengan cara yang cukup tragis dan menyedihkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keras Kepala
Zu Lian tidak mengerti apa yang dimaksud oleh burung Phoenix di depannya. Hanya satu hal yang harus dia lakukan saat ini adalah melindungi Mei Lin.
"Hahaha! Dendam selama jutaan tahun lamanya Akhirnya akan segera terbalaskan." Suara Phoenix itu menggema lagi.
Di beberapa tingkatan binatang buas. Ada beberapa kategori binatang yang telah memiliki kecerdasan mendekati, menyamai atau melampaui manusia.
Mereka biasanya binatang yang sebut binatang suci yang disakralkan oleh manusia.
"Berhenti! Sebenarnya apa tujuanmu?!" Zu Lian menghadang burung Phoenix tersebut ketika melihatnya menuju kearah Mei Lin.
Meskipun itu merupakan tindakan yang gila. Namun Zu Lian tidak peduli. Ada beberapa hal yang dia sadari sehingga membuatnya percaya diri untuk menahan binatang mitos itu.
Zu Lian sadar jika Burung Phoenix itu hanya berupa sisah dari energi jiwa Phoenix yang rapuh dan bisa menghilang kapan saja.
Entah karena usia atau luka dalam yang dialami oleh energi jiwa itu, tetapi Phoenix di depannya bagaikan bunga dandelion yang bisa menghilang tertiup angin dengan mudah.
"Anak muda! Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan gadis ini. Tetapi yang jelas dia merupakan seseorang yang akan membawa perubahan besar. Aku tidak tahu dengan nasibmu, tapi akan lebih baik jika kau berguna untuknya, karena aku melihat sebagian kekuatanya mengalir di dalam darahmu."
Phoenix tersebut melihat sekilas kearah Zu Lian. Lalu seluruh tubuhnya berubah menjadi serpihan cahaya kemudian Cahya tersebut terbang memasuki tubuh Mei Lin.
Mei Lin yang merasakan sakit karena panas yang luar biasa dalam tubuhnya, tidak menyadari serpihan cahaya itu memasuki tubuhnya.
Argh!!
Argkh!!
Mei Lin berteriak dengan sangat keras sehingga membuat Zu Lian khawatir.
Saat Zu Lian akan meredakan energi panas seperti yang dia lakukan kemarin. Tiba-tiba saja muncul sayap yang mirip dengan sayap burung Phoenix tadi dipunggung Mei Lin.
Sayap itu memancarkan aura agung yang mendominasi sehingga membuat Zu Lian merasa tertekan.
Zu Lian benar-benar kebingungan dan dibuat tidak bisa berkata-kata dengan fenomena aneh ini.
Wusss!
Sayap Phoenix itu menghilang sehingga Mei Lin terjatuh dengan tidak sadarkan diri. Zu Lian menangkap Mei Lin dan menggendongnya.
"Hah...
Menghelah nafas. Zu Lian berpikir jika ini merupakan efek dari masuknya jiwa Phoenix tadi kedalam tubuh Mei Lin dan fenomena munculnya sayap ini merupakan pertanda bahwa kekuatan dari burung Phoenix sudah sepenuhnya diserap.
"Sunggu kekuatan yang mengerikan."
Pada umumnya, seseorang membutuhkan beberapa hari hingga beberapa Minggu tergantung tingkatan binatang buas menyerap seluruh energi pada kristal roh.
Tapi Mei Lin menyerapnya secara utuh yang mana energi yang dia serap merupakan energi binatang mitos Phoenix.
Binatang yang bahwa bisa mengahancurkan sebuah benua dengan sangat mudah.
Zu Lian melanjutkan perjalanan menyusuri lorong itu lagi karena berpikir jika di dalamnya terdapat banyak harta. Dan sesuai dugaanya dia menemukan banyak sekali harta.
Zu Lian menyadarkan tubuh Mei Li di batu dan melihat harta-harta yang dia temukan itu. Zu Lian menduga jika itu semua merupakan peninggalan dari jiwa Phoenix tadi.
"Lima teratai api biru dan banyak sekali tumbuhan Krisan api hijau. Ini merupakan harta yang luar biasa dan tidak ternilai. Akan sangat rugi jika menjualnya."
Tentu saja Zu Lian berpikir seberapa berharga apa pun tanaman yang dia dapatkan akan dihargai dengan jutaan koin emas atau lebih dan itu menurutnya tidak sebanding dengan nilai seluruh tanaman herbal di depannya.
Zu Lian kemudian memanen seluruh tanaman herbal tersebut.
Setelah Zu Lian memanen semuanya. Pandanganya kemudian tertuju pada sebuah gua kecil yang berada di ujung semua tanaman herbal ini tumbuh.
Zu Lian tentu sangat penasaran dengan apa yang di dalamnya dan segera bergegas memasuki gua itu.
Setelah memeriksa gua kecil itu, Zu Lian menemukan sebuah buku dan cincin yang berada diatasnya.
Zu Lian mengambil buku serta cincin itu.
"Teknik Dewa Pedang."
Ucap Zu Lian ketika membaca tulisan yang ada di sampul buku tersebut. Buku itu di tulis dengan huruf kuno sehingga akan menyulitkan orang awam untuk memahaminya.
Zu Lian tentu tahu jika sebelumnya dia tidak memegenal tulisan dan bahasa semacam ini tapi tiba-tiba sekarang dia bisa memahaminya.
Zu Lian langsung memegang dahinya dan teringat akan simbol api di dahinya dan berpikir jika hal itu saling berkaitan.
Zu Lian kemudian melihat cincin yang ada diatas buku teknik dewa pedang tadi. Tertulis disana bahwa nama dari cincin itu adalah cincin Yin dan Yang.
Berfungsi untuk menekan dan membantu menyeimbangkan energi dalam tubuh.
Selain itu cincin tersebut dapat berfungsi sebagai cincin penyimpanan yang memiliki luas hingga 10 kilo meter.
Mengingat fungsinya, cincin tersebut sangat cocok dengan keadaan Mei Lin yang tidak stabil.
Zu Lin menunduk dan melihat wajah Mei Lin yang sangat cantik bahkan pesona kecantikanya seperti bertambah. Dia pingsan dan tidak berdaya. Jika laki-laki di sampingnya bukan Zu Lian. Entah apa yang terjadi pada Mei Lin saat ini.
"Selama hidupku, Ini merupakan pertama kalinya aku mengagumi seseorang. Sosok yang menahan rasa sakit yang luar biasa setiap bulan purnama dan penderitaan yang terus datang serta memiliki tanggung jawab yang berat di masa depan.
Hah! Entah apa itu mengingatkanku dengan kehidupanku yang dulu. Aku harap kau tidak melakukan kesalahan yang sama."
Gumam Zu Lian melihat Mei Lin dengan tatapan ibah.
Zu Lian kemudian mengenakan cincin Yin dan Yang itu dijari Mei Lin dan menggendong Mei Lin lagi untuk keluar dari gua itu.
Saat Zu Lian berjalan. Tanpa dia sadari mata Mei Lin terbuka dengan wajah yang memerah dia melirik cincin itu terpasang indah di jari manisnya.
Sebenarnya Mei Lin sudah sadar sejak tadi. Namun ingin menguji Zu Lian tipe laki-laki seperti apa. Awalnya dia senang karena Zu Lian tidak seperti laki-laki lainya yang selalu memandannya dengan tatapan nafsu.
Dan sekaligus kecewa karena Zu Lian tidak tertarik denganya.
Tapi Mei Lin tidak pernah menyangka jika Zu Lian akan memberikannya cincin. Apa lagi cincin itu dipasang sendiri olehnya di jari manisnya. Mei Lin tidak tahu apakah Zu Lian sengaja atau tidak, tapi yang pasti itu membuatnya merasa senang.
Mei Lin teringat dengan perkataan ibunya yaitu dimana kau merasakan perasaan aman nyaman serta bahagia pada seseorang maka itulah yang disebut dengan jatuh cinta.
Mei Lin tidak tahu dan tidak yakin dengan perasaannya. Dia semakin erat mendekap Zu Lian.
Zu Lian yang merasakan itu, tentu tahu jika Mei Lin telah sadarkan diri.
"Apa kau bersedia untuk ikut denganku?" Tanya Mei Lin tiba-tiba.
"Tentu saja tidak."
"Kenapa?"
"Aku telah menjawabnya sejak pertama kali kita bertemu. Aku ingin bebas dan tidak ingin terikat dengan keluarga mana pun tapi sebelum itu aku harus menyelesaikan masalah dari keluarga yang telah menolongku."
"Katakan padaku! Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa membantu menangani masalah keluargamu itu?"
"Mei Lin. Biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri. Kau tidak perlu ikut campur di dalamnya."
"Cih, Kau memang keras kepala."
Mei Lin berdecak kesal melihat Zu Lian yang keras kepala. Padahal sebenarnya dia berniat baik untuk membantunya.