"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.
"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Acara makan malam bersama keluarga Mr. Zahid sudah selesai. Namun Kama keluar dari restoran tersebut tidak sendiri.
Kama menawarkan mengantar Juwita kembali ke apartemen milik perempuan itu.
Kama membukakan pintu sebelah tempat duduk pengemudi. Setelah dirasa Juwita telah masuk dan duduk dengan nyaman. Kama meminta kunci mobil dari sekretarisnya yang bernama Dirga.
Ada tatapan bertanya dari sekretarisnya itu. Namun Kama tidak mengambil pusing atas tatapan sekretaris sekaligus sahabatnya itu.
Ya Dirga adalah salah satu temannya sewaktu kuliah. Mereka berteman sejak awal kuliah, yang mana pada saat itu meraka berada di kelas yang sama.
Setelah lulus Kama langsung meminta Dirga untuk bekerja di perusahaan milik ayahnya.
Dan setelah beberapa tahun Kama menjadikan Dirga sebagai salah satu orang kepercayaannya.
Sedikit banyaknya Dirga mengetahui semua kebaikan dan keburukan dari Kama.
****
Sekarang Nirmala berada di kantor miliknya. Setelah menyelesaikan satu acara masih ada beberapa acara lainnya yang harus ia tangani.
"Mbak Mala klien kita pasangan Bu Dewi dan pak Delon meminta untuk diubah desain gaun pengantin perempuan. Bu Dewi minta desain gaun yang sedikit terbuka di bagian dada."
"Loh bukannya pak Delon kemarin tidak setuju tawaran gaun yang pertama itu."
"Iya mbak tapi sekarang mereka minta untuk bagian dada dipasang penutup yang bisa dilepas pasang jadi ketika pemberkatannya mereka minta dipasangkan penutup di bagian dada dan setelah selesai pemberkatan penutupnya bisa dibuka."
"Ya sudah kalau begitu kita lakukan fitting yang kedua. Minta klien untuk memilih bahan dan motif yang mereka inginkan ketika fitting nanti. Dan kamu Malika siapkan keperluan yang dibutuhkan saat fitting nanti."
"Siap mbak Mala." Ujar Malika asisten pribadi Mala.
Mempersiapkan acara pernikahan bukanlah hal yang simpel. Banyak hal yang harus didiskusikan entah itu pasangan pengantinnya atau dari kedua belah pihak keluarga.
Mala sering kali melihat banyak kendala dari pasangan pengantin yang ingin menikah.
Mala memaklumi jika setiap pasangan menginginkan hal yang terbaik untuk hari spesial mereka. Namun dari itu semua Mala sangat bahagia bisa membantu dan mewujudkan impian pasangan pengantin yang ingin menikah.
Bagi Nirmala mewujudkan sebuah impian pernikahan adalah hal yang sangat membahagiakan. Ada banyak harapan dan tantangan yang harus dipersiapkan sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.
Walau pesta pernikahan adalah awal. Namum Nirmala berharap dengan permulaan acara pernikahan yang baik dan sakral bisa menjadikan pasangan pengantin merasakan kebahagiaan dan sukacita bagi pasangan pengantin yang ingin mengawali pernikahan dalam rumah tangga.
Ting
Pesan masuk dari Kama.
Alkama
Sayang, i have something for you.
Spesial gift. Tunggu aku nanti malam.
Miss you ❤️
Nirmala
Kok bikin deg degan sih
Awas kalau aneh aneh ya!!
Nirmala cukup penasaran dengan apa yang ingin diberikan oleh Kama. Apakah itu hal yang diinginkan oleh Nirmala selama ini.
Tiba-tiba Nirmala merasa gugup. Ia merasa tidak sabar untuk menantikan malam ini.
Sebelumnya Kama memang mengajak Nirmala untuk dinner setelah kepulangan Kama dari Singapura. Kama meminta Nirmala untuk berdandan secantik mungkin untuk acara dinner mereka berdua nanti malam.
Sekarang menunjukkan pukul 16.00 sore. Mala langsung menyudahi pekerjaannya dan bersiap untuk pulang. Ia membutuhkan waktu untuk berdandan semaksimal mungkin. Semoga apa yang ia harapkan benar-benar terjadi.
****
Nirmala pergi begitu semangat untuk menyambut dinnernya bersama Kama. Ia telah berdandan secantik mungkin. Nirmala ingin menampilkan penampilan terbaiknya malam ini.
Seharian ini Nirmala begitu bahagia. Entah kenapa dia sangat murah senyum. Hatinya berbunga-bunga ingin bertemu pujaan hatinya.
Nirmala dijemput oleh sopir yang telah disiapkan Kama untuk menjemputnya ke restoran mewah di mana mereka akan melaksanakan makan malam romantis.
Sesampainya Ia di dalam restoran, Nirmala disambut dan diantar ke tempat yang telah di reservasi oleh Kama.
Pemandangan restoran mewah dengan view kota pada malam hari adalah pemandangan yang seringkali Nirmala lihat. Makan malam dengan suasana romantis dan juga penuh dengan privasi. Mala tahu di setiap Dinner mereka Kama akan selalu menyewa satu tempat untuk mereka berdua.
Kama dan semua ke eksklusifannya.
Memasuki ruangan, dari kejauhan Nirmala sudah melihat Kama yang berdiri setelah melihat ia telah hadir di ruangan itu.
Senyum bahagia Nirmala tampilkan. Ada rasa rindu yang ia pendam setiap kali harus berjauhan dari Kama.
Saat jarak mereka sudah dekat Kama menghampiri Nirmala.
Kecupan dan diakhiri dengan lumatan di bibir Nirmala adalah sambutan pertama dari Kama.
"You look pretty as always mine." Kama dan kata kata manisnya. "Ada yang kangen?"
"Kamu." Jawab Nirmala dihiasi senyum.
"Of course!"
Malam itu Kama dan Nirmala berbincang-bincang. Ada ungkapan rindu dan sayang yang sering Kama ucapkan pada Nirmala.
Banyak hal yang mereka bicarakan. Hal-hal yang terjadi di kehidupan Mala dan Kama yang bercerita sebagian besar pekerjaannya selama di Singapura.
Mereka terlihat seperti pasangan yang sedang dimabuk cinta. Di usia pacaran mereka yang begitu lama tidak membuat hubungan mereka terasa hambar. Bahkan mereka terlihat selalu romantis.
Selama acara makan malam itu Nirmala ingin bertanya tentang hadiah yang dijanjikan oleh Kama. Namun ia urungkan karena takut merusak momen dan rencana yang mungkin telah disusun oleh Kama.
Jadi ia membiarkan saja apa yang telah Kama persiapkan.
Dan setelah acara dinner mereka telah selesai. Belum ada pernyataan dan ucapan mengenai hadiah tersebut.
Dan terakhir Nirmala diajak ke penthouse milik Kama.
Ada sedikit rasa kecewa di hati Nirmala. Jika mereka pulang ke tempat Kama apa yang telah Ia pikirkan sebelumnya salah.
Tapi bisa saja hadiah itu telah disiapkan di penthouse milik Kama. Ini adalah harapan terakhir Nirmala. Jika pun tidak terjadi, Nirmala cukup merasa bahagia dengan kebersamaan mereka saat ini.
Dan benar saja ketika tiba ke dalam penthouse milik Kama ia langsung dituntun ke ruang di mana sebuah kotak berwarna merah menyambut kedatangan Nirmala saat memasuki penthouse tersebut.
"Siap dengan hadiahnya sayang." Kama berdiri dibelakang Nirmala.
Kama menuntun Nirmala maju sembari ia berdiri dibelakang Nirmala.
Di depan Nirmala ada dua kotak berwarna merah.
Satu kotak berukuran cukup besar dan diatasnya kotak senada yang berukuran lebih kecil.
Kama meraih tangan Nirmala untuk mengambil kotak kecil di atas meja.
"Isinya apa?" Nirmala bertanya dengan gugup.
"Buka sayang."
Nirmala membuka kotak tersebut dengan perlahan.
Terlihat sebuah kalung dengan liontin berbentuk matahari yang indah.
"Suka?"
"Hmm, indah sekali," Nirmala tidak bohong saat mengatakan kalung tersebut begitu indah. Nirmala tahu hal hal yang dipersiapkan Kama bukanlah sesuatu yang sembarangan. Terlihat begitu berkilau dan mewah.
Kama mengambil kalung tersebut dan memakaikannya di leher Nirmala.
Setelah terpasang Kama membalik keadaan Nirmala menghadap dirinya.
"Aku harap kamu suka dengan hadiahnya."
Nirmala tersenyum senang. "Jelas aku suku. Apapun yang kamu kasih buat aku, sudah pasti aku suka."
"Makasih sayang."
"No. Makasih sayang." Nirmala mengecup bibir Kama dan dibalas Kama dengan lumatan di bibir Nirmala.
"Ada satu hadiah lagi. Aku harap yang ini juga kamu suka." Kama menyudahi ciuman mereka.
Kama membalik lagi badan Nirmala menghadap kotak merah yang berukuran besar.
Perlahan Kama menuntun kedua tangan Nirmala untuk membuka kotak.
Dan setelahnya Nirmala kembali dibuat tertegun.
"What!? Alkamaaa!"
"Iya sayaang," Kama sangat senang ketika Nirmala sudah berteriak memanggil namanya dengan begitu semangat.
"Ini apa?!" Mengangkat benda tersebut dan memeriksa dengan teliti.
"Hadiah sayangku."
"Alkamaaa!!"
"Iya sayang."
"Ini... Hadiah macam apa kayak gini!"