Dalam novel Yuna sering membaca tentang perjodohan, dari benci hingga akhirnya saling mencintai.
Namun ia tidak pernah menyaka bahwa kisah tentang perjodohan terjadi kepadanya. Ternyata rasanya campur aduk, cemas dan kebingungan karena belum pernah mengenal satu sama lain. Terlebih lagi Yuna memiliki pujaan hati yang bernama Sunoo, cinta pertamanya.
Pertemuan pertama Yuna dan laki-laki yang di jodohkan olehnya terbilang tidak baik, ada kesalahan disana.
Bagaimana pun Yuna harus menerima perjodohan tersebut, terlebih lagi mereka sudah di jodohkan sejak balita. Meski begitu ia menyadari bahwa tersimpan rahasia terdahulu antara mereka yang tidak Yuna ketahui, selain Jungkook.
Entah rahasia apa yang di sembunyikan Jungkook?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriliyakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Yuna sedang membersihkan apartemen, terdengar aneh karena biasanya ia tidak akan membersihkan apartemen bagaimana pun itu.Entah apa yang merasukinya,
mungkin ia takut tunangannya yang sangat menjaga kebersihan tidak nyaman melihat keadaan sekitar. Terdengar sangat klise, tapi mungkin juga setan cinta telah merasuki setelah jatuh hati pada Jungkook.
“Kamu sedang apa?” tanya Jungkook mendekati Yuna.
Yuna, yang sedang menyapu ruang tamu menoleh dengan senyum. “Aku tahu kamu heran melihatku seperti ini, bisa di bilang hadiah karena kamu setuju untuk tidak pergi bekerja dengan kondisimu yang seperti itu.”
“Ini saja hadiahnya?”
“Memangnya kamu minta hadiah yang seperti apa? Jangan aneh-aneh deh!”
“Tidak aneh. Cepat duduk.” Jungkook mempersilakan Yuna duduk di sampingnya di sofa, menepuk-nepuk sopa seolah memerintahkan Yuna untuk duduk di sana.
“Aku masih banyak pekerjaan.”
“Tidak bisa menolak.Sekarang datang atau kamu ingin aku memaksa-mu?”
Yuna menghela napas kesal,"Oke.”
Setelah itu akhirnya Yuna menyerah dan duduk di samping Jungkook dengan penampilan baru bangun tidur. Sangat tampan!
“Mendekat,” ujar Jungkook.
“Ada apa?”
“Cepat!”
Yuna mendekat sampai mereka tidak memiliki jarak satu sama lain. Lalu ...
Cup!
Jungkook mencium pipi Yuna dengan lembut membuat wanita itu menoleh ke arah lain karena kikuk dengan kelakuan pria di sampingnya. Oh, rasanya sangat murni dan manis untuk jatuh cinta lagi setelah patah hati yang begitu besar.
“Jangan tinggalkan aku, Yuna. Aku ingin selalu bersamamu hingga kita menua bersama. Jika kamu memiliki masalah, ceritakanlah padaku ya? Jangan pendam sendiri, baik itu rasa marah atau cemburu. Aku bukan lelaki yang mudah peka seperti orang lain."ujar Jungkook dengan penjelasannya.
Yuna terdiam, merasa sangat indah ketika dicintai dengan begitu besar. Namun....
Apakah Jungkook serius mengatakan hal ini?
Apakah dia mengatakannya hanya karena mereka dijodohkan?
"Apa kamu benar-benar serius mengatakan hal ini? Kita belum begitu dekat, apakah kamu hanya mengatakannya karena kita dijodohkan?"tanya Yuna ragu.
“Apa gunanya jika aku melakukan hal seperti itu? Suatu saat kamu akan mengerti mengapa aku mencintaimu. Sebelum kamu bertemu dengan laki-laki di luar sana, aku sudah mengenalmu lebih dulu,” jawab Jungkook.
Yuna terkejut, mengerutkan keningnya. “Apa maksudmu?”
Jungkook tersenyum."Suatu saat kamu akan mengerti apa maksud aku. Sekarang lebih baik kamu mandi dulu, aku ingin membawamu ke tempat yang indah."
“Ke mana?”
“Jika aku memberitahumu, itu bukan lagi kejutan.”
“Oh, benar juga.”
Dengan semangat Yuna pergi ke kamar yang berada tepat di sebelah kamar tidur milik Jungkook.
“Apa ada yang salah dengan Jungkook? Apakah dia akan membawaku ke mal, gedung pencakar langit, atau taman? Aku akan berdandan seperti seorang ratu!”pikir Yuna dengan fantasi yang aneh.
Setelah sekitar satu jam, Yuna keluar dengan pakaian yang sangat indah, bahkan membuat Jungkook terkagum-kagum.
“Kamu sangat cantik."
“Jadi selama di rumah, aku tidak cantik?”tanya Yuna sedikit kesal.
"Bukan begitu maksud-ku. Kali ini kamu terlihat lebih cantik.”
“Baiklah, aku percaya padamu, karen aku sangat cantik.”
Jungkook tersenyum lebar, dan menggenggam tangan Yuna dengan tangan kiri karena yang satunya tidak bisa.
“Kamu tidak ingin mengunjungi dokter lagi? Apa masih sakit?”tanya Yuna.
Jungkook menggeleng. “Mengapa aku harus pergi ke dokter ketika obatnya ada di sini?"
"Haha, dasar penggombal!”
...****************...
Pemandangan yang indah dan alami berwarna hijau begitu mempesona mata siapa pun yang melihatnya. Karya Tuhan yang satu ini memang patut dipuji dan ajaib. Udara dingin yang menusuk sampai tulang membuat setiap orang yang berada disana harus membawa mantel yang berbulu. Terutama ketika musim hujan, itu membuat pemandangan semakin indah.
Suara gemericik air yang jatuh dari atas ke bawah membuat semua semakin sempurna, disertai dengan tawa riang orang yang bermain di sekitar sana. Itu adalah air terjun yang terletak di kaki gunung, dengan lapangan rumput hijau seperti taman di hadapannya.
“Wah, begitu indahnya!” ucap Yuna dengan terbelalak. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan; semuanya di sana sangat sempurna.
Yuna menatap Jungkook seakan bertanya...
Apakah Yuna boleh bermain di antara kolam itu?
Dan kalian tahu bahwa Jungkook tidak akan menolaknya jika diawasi dengan ketat. Ia tidak akan menolak permintaan Yuna untuk bermain di sana.
“Bagaimana kamu tahu tempat ini?” ucap Yuna dengan senyum lebar.
“Apakah kamu tidak ingat?”
“Ingat tentang apa?”
“Semua ini. Mungkin waktu itu kita masih kecil, dan kamu sedikit lupa."
Sebenarnya Jungkook tahu bahwa ketika Yuna berusia sembilan tahun dia mengalami kecelakaan.
“Aku tidak ingat pernah kesini, tapi sepertinya hal itu sangat akrab,” ujar Yuna dengan ragu.
Jungkook tersenyum, “Tenanglah, Yuna suatu saat kamu akan tahu ketika mengingat segalanya."
Yuna sebenarnya tidak ingat apa pun tentang apa yang Jungkook katakan. Entah masa kecil apa yang pernah terjadi pada dirinya itu indah atau tidak. Melihat Jungkook mengingat setiap saat bersama mereka sejak kecil membuat Yuna bahagia. Akhirnya, Yuna merasa bahwa ia telah memilih laki-laki yang tepat, dan ia percaya sepenuhnya.
Mereka berdua kemudian bermain bersama. Yuna berada tepat di bawah air terjun, sedangkan Jungkook duduk di antara batu-batu karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk terkena air akibat kecelakaannya. Tanpa disadari, mereka terlalu asyik dengan permainan mereka. Kaki Yuna mulai terasa kram, dan ia mulai teriak-teriak sekuat tenaga meminta bantuan. Sayangnya, Jungkook tidak menyadarinya.
Jungkook menoleh ke arah Yuna sedang bermain air, ia terkejut ketika menyadari bahwa wanita itu tidak ada di sana. Rasanya campur aduk benar-benar panik saat menyadari bahwa ia tidak melihat Yuna di sana.
“Cepat!"
"CARI YUNA SAMPAI KETEMU!!"teriak Jungkook dengan panik.
“JIMIN, KENAPA KAMU TIDAK MELIHAT YUNA?!” tanya Jungkook dengan kesal.
Jimin terdiam dan menunduk, lalu berkata,"Saya akan mencari Nona sekarang, jangan khawatir.”
“Bagaimana mungkin aku tenang jika dia belum ditemukan? Jika ada sesuatu yang terjadi padanya, kamu akan menjadi orang pertama yang saya bunuh.”Ancam Jungkook dengan nada tegas.
Tidak bisa seperti ini, jika hanya menunggu dan mengandalkan mereka, Jungkook tetap tidak akan tenang jika belum ditemukan, apalagi ini adalah aliran sungai. Dan kita tidak tahu ada apa di dalam sana.
Dengan hati penuh khawatir, Jungkook melepaskan gips di tangan kanannya dan menyelam ke dalam sungai untuk mencari keberadaan Yuna. Harus sampai dapat tanpa lecet sedikit pun, apapun yang terjadi padanya tidak masalah asal Yuna baik-baik saja.
"Yuna, aku harap kamu baik-baik saja,"gumam Jungkook dalam hati.
Jungkook mencari hingga ke dasar sungai, dan secara samar ia melihat rambut Yuna. Akhirnya, ia menemukannya. Namun, tangan Jungkook mulai kebas, nyeri, dan hampir tidak kuat menahannya.
Bertahan demi Yuna, Jungkook!
Ketika manik mata Jungkook melihat Yuna ia segera mendekatinya lalu menarik pergelangan tangan wanita itu agar bisa memberikan napas dengan cara menciumnya.
"Bangunlah, Yuna!"serunya.
Jungkook membawa Yuna berenang ke tepian, walaupun keadaannya tidak sadar. Beberapa kali, ia memberikan napas buatan dan memompa bagian dada Yuna agar air yang ada di dalamnya keluar.
Syukurlah, Yuna akhirnya sadar dan menyemburkan air ke arah Jungkook. Sekarang laki-laki itu bisa sedikit tenang. Sepertinya Yuna tidak boleh dibawa lagi ke air terjun, meski dengan seribu kenangan.
Yuna memandang Jungkook yang pucat karena menahan sakit, hingga akhirnya dia tumbang.