NovelToon NovelToon
Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.

Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.

Follow Ig saya : Ainuncefenis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 benar-benar terbongkar.

"Kenapa kamu diam Tami?"

"Atau jangan-jangan sebenarnya kamu mengetahui sesuatu dan pura-pura-pura untuk tidak tahu apapun?" ucap Haris memberikan pernyataan.

"Mas hentikan semua ini. Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud kamu? Karena aku menegur hubungan kamu dengan wanita itu dan kamu sekarang mengalihkan semua pembicaraan pada hal-hal yang tidak masuk akal. Masalah Rudi, Nindy, ini dan itu yang jelas-jelas membuatku bingung," ucap Tami seperti biasa sangat pintar sekali memberi alasan.

"Tami semakin kamu mengelak membuatku semakin percaya dengan semuanya. Daripada aku mencari tahu sendiri dan menemukan lebih banyak hal lagi yang tidak aku percaya selama ini, jadi lebih baik pelan-pelan kamu atau Nindy langsung berbicara secara jujur denganku!" ucap Haris.

"Apa yang harus aku katakan secara jujur! Kenapa kamu memaksaku untuk mengatakan semua ini. Aku bahkan tidak mengerti apa yang kamu maksud!" tegas tegas Tami tetap saja mengelak.

Haris mendengus kasar melihat istrinya yang tidak mengakui apapun yang justru reaksi wajahnya sangat muak. Nara sebagai penonton di sana benar-benar sangat menikmati suasana yang ada. Dia juga tidak sabar menunggu lanjutan.

Haris yang tidak berkata apapun lagi kepada istrinya dan langsung berlalu dari hadapan Tami.

"Mas kamu mau ke mana?"

"Aku belum selesai bicara dan katakan dengan jelas apa maksud perkataan kamu? Mas kamu tidak bisa seperti ini kepadaku. Kamu harus berbicara dengan jelas!"

"Mas!"

"Apa kau tidak mendengar ku?" apapun yang dikatakan Tami dihiraukan oleh Haris.

Nara yang masa bodoh meninggalkan Tami namun tiba-tiba saja pergelangan tangan yang kecil itu dicengkeram oleh Tami.

"Tante lepas!" ucapnya berusaha untuk melepaskan tangan itu.

"Katakan apa yang kamu ketahui?" tanya Tami.

"Nara tidak mengerti apa yang tante katakan? Memang Nara mengetahui apa?" tanyanya kebingungan.

"Kamu seharian bersama dengan suami saya dan katakan apa yang dibicarakan wanita itu dengan suami saya?" tanya Tami yang benar-benar sangat penasaran.

"Nara tidak mengetahui apapun teh lagi pula itu bukan urusan Nara. Tante Nesya sangat baik dan sudah membantu Om Haris. Tante sangat jahat sekali yang sudah menampar Tante Nesya," jawab Nara dengan santai.

"Jangan pernah menyebut nama wanita itu di depanku!" tegas Tami dengan amarah semakin menggebu-gebu.

"Maka dari itu, lepaskan tangan Nara!" ucapnya yang berusaha untuk melepaskan kembali.

Tami harus melampiaskan kemarahannya kepada Nara dan Nara yang terus saja memberontak yang alhasil membuat Tami melepaskan tangan itu cukup kasar yang membuat tubuh kecil Nara terjatuh di lantai.

"Tami!" bentak Haris.

Kejadian itu sangat bertepatan sekali di depan kedatangan Haris.

"Sakit...." keluh Nara yang padahal pasti tidak merasa apapun, tetapi secepatnya dia menangis yang sengaja bersandiwara agar Haris melihat kelakuan istrinya.

Haris yang masih berada di anak tangga langsung berlari menghampiri Nara.

"Kamu tidak apa-apa Nara?" tanya Haris terlihat khawatir yang membantu Nara berdiri.

"Sakit. Om. Nara tidak tahu apa kesalahan Nara yang membuat tante Tami tiba-tiba saja mendorong Nara," ucap Nara sembari menangis yang menambah-nambahi apa yang terjadi.

"Jangan sembarangan bicara kamu. Aku jelas-jelas tidak melakukan hal apapun kepada anak ini!" tegas Tami.

"Cukup Tami!" bentak Haris.

"Aku benar-benar tidak menyangka kamu bisa melakukan semua ini. Aku tidak heran dari mana perilaku Nindy begitu kejam kepada Nara yang ternyata menular dari kelakuan kamu. Aku tidak tahu kenapa selama ini aku tidak melihat seperti apa kamu sebenarnya!" tegas Haris yang semakin kecewa kepada istrinya.

"Apa maksud kamu. Mas? hanya karena aku tidak sengaja melepaskan tangan anak ini dan kamu langsung memberikan penilaian seburuk itu kepadaku, dengan yang terjadi beberapa detik dan membuat kamu melupakan semua kebaikanku selama bertahun-tahun kita menikah!" tegas Tami yang tidak terima dengan pernyataan Haris.

"Kamu benar, kita sudah menikah selama bertahun-tahun dan aku tidak pernah melihat semua ini terjadi di depan mataku dan aku tidak tahu apakah semua ini sering terjadi atau hari ini aku baru diperlihatkan tentang kelakuan kamu yang sebenarnya!" tegas Haris.

"Cukup ya. Mas! kamu jangan semakin memberikan tuduhan kepadaku, aku tidak tahu apa yang membuat kamu menilaiku seburuk itu. Semenjak anak ini datang ke rumah ini dan semenjak kamu dekat dengan wanita itu. Kamu benar-benar berubah yang mengabaikan aku dan Nindy dan sekarang memberikan tuduhan....."

"Hentikan semua omong kosong kamu!" tegas Haris memotong kalimat Nindy.

"Aku sudah muak dengan semua alasan kamu. Kamu mengatakan aku menuduh kamu," ucap hari siang tiba-tiba saja berlalu dari hadapan Tami dan entah mau ke mana dia yang terlihat berlari buru-buru menaiki anak tangga.

"Kurang ajar!"

"Kenapa sikap mas Haris seperti ini kepadaku?"

Mata Tami melihat ke arah Nara, lihatlah bagaimana Nara yang terlihat sangat santai dan tadi jika ada Haris dia menangis dan sekarang dia tenang yang membuat Tami semakin emosi.

Belum sempat Tami mengeluarkan umpatan kepada Nara yang tiba-tiba saja langkah hari sudah kembali terdengar yang menuruni anak tangga sangat buru-buru dengan membawa dokumen.

Brukkk

Tanpa basa-basi harus langsung memberikan kasar dokumen itu kepada Tami.

"Kamu lihat sendiri dan katakan kepada saya di mana letak saya menuduh kamu!" tegas Haris yang membuat Tami semakin panik dengan tangannya bergetar yang membuka dokumen tersebut.

Mata Tami melotot dengan cepat-cepat membolak-balikkan dokumen itu yang terlihat wajahnya sangat schok.

"Kamu masih mengatakan bahwa saya menuduh kamu tanpa alasan? Kamu masih mengatakan bahwa apa yang terjadi hanya karena saya dipengaruhi Nesya?" tanya Haris.

"Tidak! Aku sama sekali tidak tahu mengetahui tentang semua transferan ini. Seperti apa...."

"Cukup!" tegas Haris mengangkat tangannya.

"Aku semakin muak mendengar semua alasan kamu yang tidak mau mengakui kesalahan kamu yang memberikan beribu pernyataan! Apa yang tertulis di dalam dokumen itu sudah jelas. Jika kamu terlibat dalam penggelapan dana di perusahaan yang bekerjasama dengan Rudi!" tegas Haris.

"Akhirnya Papa mengetahui hal itu. Dia juga secara jelas memberitahu kepada Mama atas apa yang terjadi. Itu artinya Papa tidak akan mempercayai wanita ini lagi," batin Nara benar-benar lega dan tidak menyangka jika apa yang dia rencanakan berjalan dengan lancar.

"Mas kamu harus percaya padaku. Aku akan buktikan pada kamu bahwa aku tidak melakukan semua ini. Aku tidak terlibat dengan Rudi. Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya kecuali waktu itu hanya satu kali yang aku katakan kepada kamu di saat aku mempromosikan dia kepada kamu!" tegas Tami yang masih saja tetap tidak mengakui perbuatannya.

Haris geleng-geleng kepala dan tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya yang menghamburkan kertas foto sehingga bertaburan berjatuhan di lantai yang membuat mata Tami melihat ke arah lantai dimana salah satu foto itu terbuka.

Foto dirinya dan juga Rudi yang bertemu beberapa kali di lain tempat dan bahkan terlihat sangat dekat. Mata Tami melotot dengan bola mata yang hampir saja jatuh melihat secara jelas apa yang terjadi di depan matanya.

Nafasnya naik turun yang tidak percaya jika hubungannya dengan Rudi diketahui suaminya dan dibongkar di depannya secara langsung.

Bersambung......

1
Osie
penulisnya msh byk typo tapi gpp ceritanya bagus
Nur Adam
lnjut
Osie
msh awal awal moga ke depannya tdk mengecewakan
Osie
moga antara bisa balas dendam ke orang orang yg udah jahat dia
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
ChikoRamadani
kenapa tiba" om haris menghilang?
ChikoRamadani
Akhirnya terbongkar sudah kebusukan tami, yang sudah menggelapkan uang perusahaan melalui perantara rudi yg sering sekali mentransfer ke rekening tami....
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali 🥰🥰🥰❤️❤️❤️
Naufal Affiq
lanjut thor
ChikoRamadani
Sangat menarik...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....

Semoga sukses kakk othor❤️
ChikoRamadani
lanjut dong thor, seru nih ceritanya...
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!