Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah melihat Diandra masuk ke dalam dan mengunci gerbang rumahnya, Abimana pun segera pergi dan mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumahnya.
Ting tong....
Suara bel pintu kediaman Surya Atmaja berbunyi nyaring setelah Santi menekan tombol bel yang ada di dinding samping dari pintu utama kediaman Surya Atmaja, beberapa saat kemudian seseorang datang untuk membuka pintu itu, orang itu adalah Amara.
"Halo Amara, kita bertemu lagi." sapa Diandra dengan sinis namun berhasil membuat Amara terkejut bukan main saat ia melihat Diandra masih hidup dan kembali ke rumah dalam keadaan baik baik saja.
"Kak Diandra, kau? Kau?" ucap Amara dengan nada suaranya yang terbata bata.
"Kenapa kau terkejut, Amara? Seharusnya kau merasa senang bisa menyambut kepulangan ku di rumah ini." ucap Diandra dengan tenang.
"Amara, siapa yang datang nak?" tanya Bu Ratna dari dalam rumah.
Tanpa mengatakan apa-apa, Amara pun segera membuka pintu kediaman Surya Atmaja lebar lebar dan membuat Bu Ratna dapat dengan jelas melihat kehadiran Diandra dan juga Santi yang saat ini tengah berdiri di luar pintu.
"Diandra?" ucap Bu Ratna dengan terkejut sekaligus tidak menyangka kalau Diandra masih hidup.
"Kalian berdua ini aneh sekali, kenapa kalian terkejut saat melihatku pulang ke rumah ini?" tanya Diandra dengan sinis.
"Ti-tidak, kami berdua sama sekali tidak terkejut, benar kan ibu?" ucap Amara yang berusaha untuk membuat sikapnya tetap tenang meskipun ia sendiri merasa marah karena usaha ibunya untuk menyingkirkan Diandra dari dunia ini, lagi lagi gagal.
"Iya nak, kami berdua sama sekali tidak terkejut. Justru kami merasa khawatir karena kamu pulang ke rumah malam malam begini." ucap Bu Ratna yang tetap berpura pura baik dihadapan Diandra meskipun hatinya merasa tidak senang dengan gagalnya rencana yang sudah ia siapkan untuk menghabisi Diandra.
"Baguslah kalau begitu, terlalu banyak terkejut juga tidak baik untuk kesehatan ibu dan juga Amara. Kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Diandra mau istirahat di dalam kamar. Santi, tolong tutup pintunya." ucap Diandra dengan santai serta dengan tenang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, melewati ibu dan juga saudari tirinya dengan hati yang puas karena bisa membuat mereka berdua terkejut dan marah dalam waktu yang bersamaan.
Sementara itu di tempat lain, Abimana yang barusaja tiba di rumahnya tidak langsung beristirahat. Ia terlihat masih memikirkan tentang Diandra dan segala macam bahaya yang mengancam gadis itu. Sembari melonggarkan dasinya, Abimana langsung menekan sebuah nomor yang tertera di layar ponselnya.
"Aditya, tolong kau kirim beberapa orang untuk pergi ke showroom mobil untuk membelikan ku sebuah mobil yang sama persis dengan foto yang aku kirim kepadamu. Kirim juga seseorang untuk pergi ke jalan yang menuju ke panti asuhan kasih bunda, disana ada mobil yang barusaja mengalami kecelakaan tunggal. Tolong kau cari tahu kenapa mobil itu bisa mengalami kecelakaan dan segera beritahu aku begitu kau sudah mendapatkan semua informasinya." perintah Abimana dengan tegas.
"Baik pak Abi" jawab Aditya selaku asisten pribadi dari Abimana.
Keesokan harinya Diandra terbangun dalam kondisi siap untuk menghadapi apapun yang terjadi hari ini. Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh Diandra karena ayahnya itu akan kembali ke Indonesia setelah beberapa bulan di luar negeri untuk urusan bisnis.