Menyeberang ke dunia paralel yang sangat mirip Bumi tempat jiwanya berasal, Ron mendapatkan sistem yang unik.
[Sistem Pembantu Super berhasil diikat!]
Dengan keberadaan sistem yang mendukungnya, banyak sekali kekuatan super yang dia peroleh.
Dalam iming-iming sistem yang sangat manis, tidak ada jalan yang bisa Ron pilih selain memulai jalan hidup yang tak terbayangkan.
Satu per satu pertolongan dan permintaan bantuan muncul, sistem akan membawanya ke berbagai dunia, tidak terkecuali dunia film, kartun, bahkan anime untuk membantu semua karakter.
Superman membutuhkan teman curhat? Ron siap untuk membantunya!
Putri Elsa ingin hidup bersama adiknya? Pasti akan Ron kabulkan!
Naruto ingin punya teman bermain yang seru? Ron bersedia mengajaknya bermain!
Nobita mau menjadikan Shizuka sebagai istrinya? Mungkin Ron akan wujudkan keinginannya!
Krilin ingin memiliki fantasi baru? Uhuk! Ron bisa memberinya seri terpanas dari dunianya!
Tanpa sadar Ron menjadi sosok terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Penyelamatan Calon Uskup
"Sword Maiden dari Goblin Slayer?"
Melihat nama orang yang akan dibantunya, ingatan Ron menampilkan seorang wanita cantik berambut pirang panjang yang memakai penutup mata.
Dalam cerita Goblin Slayer, dia adalah seorang Uskup Agung yang kuat dan seksi, mantan Petualang peringkat emas dengan kemampuan yang hebat. Tidak diragukan lagi kekuatannya, Sword Maiden salah satu orang terkuat di dunia Goblin Slayer.
Namun, hal yang paling diingat Ron adalah tubuh dari Sword Maiden ini begitu panas, wajahnya juga sangat cantik. Lebih cantik dari wanita-wanita Eropa atau pun selebriti tingkat dunia.
Sayang sekali, Sword Maiden secantik itu tidak lagi suci karena peristiwa masa lalunya yang pernah dilecehkan oleh para goblin.
Mengingat kejadian tersebut membuat Ron menjadi marah, tanpa sadar mengepalkan lengannya hingga kukunya tertancap ke telapak tangan.
Darah merah menetes keluar dari kepalan tangannya, dan perlahan sembuh dengan cepat.
"Tidak, aku harus menyelamatkannya. Wanita cantik seperti dia tak layak digarap oleh goblin!!" ucap Ron dalam hatinya dengan amarah yang meluap.
Melirik cara pembayaran Sword Maiden atas jasanya, amarah Ron mereda dan dia tersenyum lebar.
"Apakah pembayaran bantuan kali ini seperti apa yang aku pikirkan?" tanya Ron pada sistemnya.
[Pembayaran dengan Kepemilikan Tubuh merupakan pembayaran dengan cara menjadikan tubuh target bebas dimiliki oleh Host. Apa pun bisa dilakukan, semuanya berada di tangan Host, bahkan hal buruk di pikiran Host dapat dilakukan.]
[Pembayaran dibagi beberapa jenis, pembayaran dengan harta, kemampuan, dan tubuh. Khusus untuk kemampuan, sistem hanya menyalin kemampuan dari target bantuan, tidak mengambil alih begitu saja.]
"Apakah artinya aku memiliki tubuh Sword Maiden seolah-olah aku adalah suaminya?!" Mata Ron melebar tak percaya.
Sistem tak menjawab pertanyaan Ron, tapi apa yang Ron tebak memang tidak salah. "Baiklah, aku menerima misi bantuan ini dengan senang hati, hehe," Ron terkekeh aneh.
Wajah Ron kembali bingung, ada sesuatu yang dia pikirkan. "Bukannya Sword Maiden itu kuat, mengapa dia memilih membayar bantuan ini dengan tubuhnya sendiri?"
Dipikir lebih lanjut, ada sesuatu yang salah dengan cara pembayaran Sword Maiden. Bukankah dia kuat, pasti dia punya beberapa kemampuan yang layak dijadikan alat pembayaran.
Entah apa alasan Sword Maiden lebih memilih menggunakan tubuhnya menjadi alat pembayaran.
[Ding! Mulai membuka Portal Dimensi ....]
Setelah Ron melakukan persiapan dengan membawa air minum dan mengenakan pakaian santai yang masih bisa dipakai, sebuah portal yang tak asing muncul di dalam kamarnya.
Kali ini Ron tidak ragu untuk masuk ke dalam portal, kekuatan Kryptonian memberinya kepercayaan diri yang tinggi.
Di balik portal, kemunculan sosok Ron terjadi di tengah-tengah hutan yang lebat. Banyak sekali pohon besar yang berdiri, dan berbagai tanaman aneh hidup di dalam hutan ini.
Ron berdiri tenang sembari melirik ke segala arah, tak lupa dirinya memfokuskan telinga untuk mendengar apa pun yang ada di sekitar.
"Seharusnya, Sistem memunculkanku di tempat yang tak jauh dari Sword Maiden berada." Mata Ron terus menyisir ke sekelilingnya, mencoba menemukan jejak Sword Maiden yang terlihat.
Tepat ketika Ron fokus mencari dengan matanya, sebuah suara minta tolong yang terdengar samar-samar mendadak masuk ke dalam telinganya.
Sontak Ron melihat ke arah di mana suara itu berada. "Itu dia, tidak salah lagi!"
Ron langsung berlari dengan kecepatan supernya menuju ke sumber suara. Saking cepatnya, pohon-pohon yang berada di sisi jalur yang Ron lewati bergetar hebat dan miring ke depan, dedaunan terbang ke mana-mana.
Whooshhh!
Dalam waktu beberapa detik, Ron muncul di depan pintu masuk sebuah Gua yang cukup besar.
Pandangan mata Ron bergerak ke setiap bagian depan gua, terlihat gua ini bukan gua yang tidak dihuni, ada beberapa jejak kaki serta jejak aktivitas di sekitar gua.
"Tolong akuu!"
Suara gadis yang putus asa terdengar lebih jelas ke telinga Ron, sumbernya benar-benar berasal dari dalam gua ini.
Ekspresi Ron benar-benar mewakili kekesalannya, dengan kecepatan supernya dia masuk ke dalam gua untuk mencari keberadaan Sword Maiden muda.
Grahhh!
Tepat ketika masuk ke dalam gua, belasan makhluk hidup pendek dengan wajah jelek dan berkulit hijau muncul menghalangi Ron. Makhluk itu adalah goblin yang jahat.
Masing-masing dari goblin membawa senjata, bersiap untuk menyerang Ron yang tiba-tiba datang ke gua entah dari mana.
Semua goblin meraung kerasa dengan air liur di mulutnya, kemudian mereka bersama-sama bergerak menuju Ron untuk menyerang.
Ron yang berdiri diam menyaksikan kedatangan mereka langsung bergerak cepat, meninju goblin satu per satu tanpa rasa kasihan.
"Enyahlah kalian semua, makhluk bau!"
Sebuah pukulan kuat menghantam salah satu goblin di bagian kepala. Kekuatan pukulan Ron sangat besar, kepala goblin itu langsung meledak bagai semangka yang jatuh dari ketinggian.
Sayang sekali, para goblin yang melihat banyak temannya mati dalam satu pukulan dan hendak kabur, mereka tak memiliki kesempatan untuk melakukan itu, tinju Ron menghampiri mereka dan semuanya mati.
Dada Ron terengah-engah setelah melihat tangannya berlumur darah, dia benar-benar membunuh makhluk hidup. Ini pertama kalinya dua membunuh.
Perasaan mual, takut, dan marah bercampur aduk di hati Ron, pikirannya runyam dan tak tahu apa yang terjadi sekarang.
"Aku membunuh goblin? Apakah membunuh manusia sama seperti ini?" Pikiran Ron bergerak ke arah tak jelas.
Rasa takut mulai mengental, tubuhnya sedikit gemetar, dia tak mau melakukan ini lagi.
Namun, sebuah suara minta tolong menyadarkannya dari ketakutan.
"Kumohon tolongg aku!!"
Wajah Ron berubah dalam sekejap, dia kembali ingat dengan tujuannya datang ke sini.
Ketakutan yang hendak menyelimuti hatinya menjadi sirna. Hanya ada keberanian di dalam hatinya yang sedang membara.
Sinar matahari menyinari belakang tubuh Ron dari luar gua, membuat penampilannya tampak ganas.
Berikutnya, Ron berlari cepat menuju ke bagian dalam dari gua, mengikuti arah sumber suara.
"Mati kalian! Pergi ke neraka!"
Lebih dari 20 goblin muncul untuk menghalau jalan dan membunuh Ron, tapi usaha mereka sia-sia.
Di hadapan kekuatan Ron sekarang, mereka semua bagaikan semua yang mudah untuk dibunuh. Semua goblin mati karena satu pukulan Ron.
Krahhhh!
Salah satu goblin mencoba melakukan serangan diam-diam, dia menunduk dan perlahan mendekati Ron yang sibuk membunuh goblin tanpa berpindah tempat.
Melihat punggung Ron sangat dekat, tangan goblin itu terangkat dengan pisau pendek di genggamannya, berusaha menusuk Ron dari belakang.
Namun, hembusan angin terdengar di telinga goblin, entah kapan tangan Ron muncul di depan wajahnya dan mencengkeram seluruh kepalanya dengan kuat.
Duar!
"Goblin yang licik!" Ron mendengus marah lalu melemparkan tubuh goblin tanpa kepala ke goblin yang berlari ke arahnya.
Tanpa banyak membuang waktu, Ron berlari sangat cepat ke dalam gua.
Setiap goblin yang ada di jalur Ron berlari akan mati oleh pukulan fatal yang dilancar begitu cepat, bahkan mereka tak bisa melihat dari mana arah pukulannya.
Ketika Ron tiba di ujung gua, dia melihat seorang wanita cantik berambut pirang bergelombang tengah diikat oleh banyak goblin.
Pakaian wanita itu terlihat lusuh dan ada banyak sekali sobekan, memperlihatkan kulit putih mulus pada bagian paha dan sedikit dadanya.
Bukan salah lagi, wanita yang malang itu adalah Sword Maiden muda.
"Tolong aku!!"
Mata perak Sword Maiden sudah dibasahi oleh air mata, penuh harap ketika melihat Ron datang.
Di bawah tatapan semua goblin yang tercengang, sosok Ron menghilang dan muncul kembali bersama Sword Maiden di pelukannya.
"Aku akan membunuh semua goblin di sini, tolong peluk aku erat."
Sword Maiden terkejut mengetahui dirinya sudah berada di pelukan Ron. Begitu mendengar ucapan Ron, buru-buru dia melingkari leher dan menenggelamkan kepalanya di dada Ron.
Selanjutnya, Ron bergegas bagaikan peluru roket, dengan kakinya mulai membunuh goblin yang dapat ditemukan olehnya.
Suara goblin yang kesakitan muncul di setiap detik, diiringi oleh benturan keras yang cukup berisik di dalam gua.
Pembantaian sepihak terjadi dalam waktu lebih dari 5 menit lamanya, seluruh goblin mati bahkan goblin yang masih kecil tak diberi kesempatan untuk hidup.
"Kamu sangat kuat ... bagaimana bisa kamu sekuat ini?"
Di dalam pelukan Ron, Sword Maiden yang terkejut melihat betapa besar kekuatan Ron tanpa sadar bertanya. Bagaimana caranya Ron seorang diri menghancurkan markas goblin tanpa menggunakan senjata.
Ron tersenyum sambil menggendong Sword Maiden, berjalan ke arah pintu keluar gua. "Rahasia, soal kekuatanku, aku tak bisa memberi tahu kamu."
"Hum!" Sword Maiden tampak marah, dan dia terus memeluk leher Ron tanpa melepas sedikit pun.
Ketika mereka berdua keluar dari gua, sinar matahari di dunia Goblin Slayer membuat Ron nyaman, kekuatannya terus terisi dan bertambah kuat.
Bersamaan dengan itu, dia melirik ke tubuh Sword Maiden, memastikan tak ada luka yang dialaminya.
Matanya sempat melihat jurang dalam yang terpampang jelas di dada Sword Maiden. Jurangnya sangat dalam dan gunungnya sangat besar.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku, aku berutang budi padamu." Sword Maiden muda memandang Ron malu-malu.
Ron mengangguk kecil dan berkata, "Bukankah kamu tahu kesepakatan bantuan ini?"
"Ya, aku menukar tubuhku dengan keselamatanku," balas Sword Maiden dengan polos.
"Jadi, kamu tahu artinya? Kamu tidak berutang budi padaku." Ron memiringkan kepalanya.
"Tunggu ... ehh??"
Wajah Sword Maiden memerah begitu sadar dengan cara pembayaran bantuan ini.
"Tidak!! Aku ingin membatalkan pembayarannya!"