Permaisuri Raja Iblis

Mendengar ucapan dari Putri Lian Hua, membuat pria berpakaian hitam yang saat ini berdiri di hadapannya langsung menarik pedang yang berada di pinggang dan mengarahkannya kepada gadis kecil itu. Dia mengayunkan pedangnya dengan gerakan yang sangat cepat dan penuh tenaga.

Swuush...

Putri Lian Hua dengan tenang menatap pria itu, matanya penuh dengan keberanian dan keputusan. Dalam sekejap, dia meluncur maju, menggabungkan kecepatan dan ketepatan gerakan ninja-nya. Tubuhnya meliuk dan berkelit seperti kucing yang lincah, menghindari setiap serangan pedang yang dilancarkan pria berpakaian hitam itu.

Pria berpakaian hitam terkejut sekaligus kagum melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh Putri Lian Hua yang luar biasa. Namun, dia tidak mau menyerah begitu saja. Dengan cepat, dia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan yang lebih besar lagi, mencoba menyerang Putri Lian Hua dari segala arah.

Namun, Putri Lian Hua dengan lincahnya menghindari setiap serangan itu, seakan menari di antara bahaya dengan kecepatan yang mempesona.

Tidak ingin berlama-lama dalam pertarungan ini, Putri Lian Hua menemukan celah dalam pertahanan pria berpakaian hitam itu. Dengan gesitnya, dia melompat ke udara, dan dalam gerakan yang menakjubkan, dia melemparkan serangkaian senjata ke arah pria itu. Shuriken dan kunai terbang dengan cepat dan akurat, mengunci gerakan pria itu sejenak.

Namun, pria berpakaian hitam itu bukanlah lawan yang mudah. Dia berhasil melepaskan diri dari belitan senjata Putri Lian Hua dan dengan marah, melancarkan serangan balasan yang cepat dan mematikan. Pedangnya menerjang menuju Putri Lian Hua dengan kecepatan kilat, mencoba menerobos pertahanannya yang tangguh.

Namun, Putri Lian Hua tidak goyah. Dengan keahlian yang terasah, dia memanfaatkan kecepatan dan ketangkasannya untuk menghindari serangan pria itu. Dia meliuk dan berputar di sekitar pria berpakaian hitam itu, menyerang dengan serangkaian pukulan dan tendangan yang mematikan.

Bak! Buk!

Bak! Buk!

Duagh...

Pertarungan menjadi semakin sengit. Suasana di sekitar mereka terasa tegang, energi pertarungan yang membara terisi di udara. Putri Lian Hua dan pria berpakaian hitam itu saling berhadapan, mengeluarkan kemampuan maksimal mereka untuk mengalahkan lawan.

Akhirnya, saat terakhir pun tiba. Putri Lian Hua dengan gerakan yang cepat dan tak terduga, melepaskan serangan pamungkasnya. Dia melompat ke atas dan memberikan tendangan yang sangat mematikan kearah ulu hati pria berpakaian hitam itu hingga tubuhnya tersungkur diatas tanah.

Bruk...

Semua mata langsung terarah kepada putri Lian Hua, 9 orang pria berpakaian hitam beserta jenderal dan juga orang kepercayaan dari raja iblis hampir saja tak percaya, gadis kecil yang selama ini mereka anggap tidak bisa melakukan apa-apa, hari ini menunjukkan keberanian dan juga kemampuannya dalam melawan serangan yang sedemikian kuat, dia bahkan tidak terluka sedikitpun meskipun lawan menggunakan senjata tajam.

Mata ke-9 orang pria berpakaian hitam itu hampir saja keluar dari tempatnya, saat menyadari jika salah seorang rekan mereka telah terkapar di atas tanah, padahal hanya melawan seorang gadis kecil.

Sedangkan jenderal dan juga orang kepercayaan dari raja iblis merasa penasaran dengan senjata kecil yang dilemparkan oleh Putri Lian Hua, karena bagi mereka itu merupakan sebuah senjata asing, selama ini mereka hanya mengenal pedang, panah dan juga tombak. Namun saat ini mereka melihat sendiri, sebuah senjata yang terlihat seperti mainan nyatanya mampu menjadi alasan untuk kematian seseorang.

Di dalam persembunyiannya, kelima orang pelayan beserta Xie Wei berdecak kagum dengan kemampuan yang dimiliki oleh Putri Lian Hua, tidak salah jika mereka berguru padanya, nyatanya gadis kecil itu memang benar-benar pantas diberikan julukan berbagai seorang gadis pembantai, gerakannya yang sangat lincah dan bertenaga juga kemampuannya dalam menangkis serangan lawan yang menggunakan senjata tajam patut diacungi jempol.

Bahkan mereka sendiri belum tentu bisa melawan, jika harus berhadapan dengan orang yang menggunakan senjata tajam, terlebih jika mereka sendiri menggunakan tangan kosong. Namun melihat senjata yang dilemparkan oleh Putri Lian Hua, mereka pun segera melirik ke arah senjata-senjata kecil yang pernah diberikan olehnya, kemudian tersenyum tipis.

Sepertinya mulai saat ini mereka harus mengasah kemampuan dalam melemparkan senjata-senjata kecil itu, agar semakin mematikan dan juga memantapkan kelincahan gerakan mereka yang selama ini dirasa masih kurang cepat, jika dibandingkan dengan Putri Lian Hua.

Tidak sia-sia selama ini mereka mengumpulkan banyak sekali besi dan juga baja yang ada di dalam hutan, ternyata itu benar-benar sangat bermanfaat terlebih setelah mendapatkan tempaan manfaat yang luar biasa dari tangan gadis kecil itu.

Flash back on:

Kelima orang gadis pelayan terlihat berlarian ke arah di mana Putri Lian Hua saat ini tengah duduk bersantai, sambil menyantap beberapa buah-buahan segar yang dibawa oleh Xie Wei sebelumnya.

"Tuan putri.. Lihat ini! Kami menemukan banyak sekali benda yang tak berguna di balik pohon besar yang ada disana." ucap salah seorang pelayan sambil menunjuk ke arah pohon besar.

Putri Lian Hua mengernyitkan dahinya, kemudian berjalan ke arah lima orang pelayan yang saat ini membawa sebuah keranjang berisi benda tak berharga yang dimaksud oleh mereka. Mata gadis itu langsung terbelalak, sepertinya kelima orang gadis pelayan itu memang belum mengenal besi dan juga baja, sehingga menganggap kedua benda itu merupakan sesuatu yang tidak berguna.

"Simpan semua benda itu disana!" ucap putri Lian Hua sambil berjalan kearah pohon besar.

"Benar-benar harta yang luar biasa!" gumam gadis kecil itu sambil tersenyum, kemudian memerintahkan kepada para pelayannya untuk mengambil kembali besi dan baja yang tersisa di balik pohon besar itu.

Kelima orang pelayan langsung menuruti perintah yang diberikan oleh gadis kecil itu, meskipun hati mereka bertanya-tanya, untuk apa semua benda itu dikumpulkan, jika tidak bermanfaat bagi mereka?

Putri Lian Hua mulai memerintahkan kepada para pelayan dan juga Xie Wei untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya, agar bisa menghasilkan perapian besar. Dia akan membakar semua besi dan baja itu, untuk membuat sebuah senjata kecil yang mematikan. Kelima orang pelayan hanya menurut, mereka sama sekali tidak mempertanyakan perintah yang diberikan oleh gadis kecil itu.

Putri Lian Hua segera membuat sebuah perapian besar, kemudian membakar besi dan baja itu hingga berubah kemerahan dihadapan kelima orang gadis pelayan dan juga Xie Wei, dia juga mulai menunjukkan kemampuannya, bagaimana cara untuk membuat sebuah senjata tajam yang akan berharga di kehidupan mereka selanjutnya.

Para pelayan melongo dengan tindakan putri Lian Hua, mereka tidak menyangka jika benda-benda kecil itu ternyata bisa berubah menjadi sesuatu yang spesial ditangan putri Lian Hua. Namun, yang membuatnya benar-benar istimewa adalah kemampuan uniknya untuk mengolah besi dan baja menjadi senjata-senjata mematikan seperti kunai dan shuriken.

Putri Lian Hua, dengan hati yang penuh semangat dan kepandaian yang luar biasa, membuktikan bahwa kehalusan dan keanggunan bisa terwujud dalam benda-benda yang tampak kasar seperti besi dan baja. Dia melatih dirinya dengan penuh ketelitian untuk memahami sifat dan karakteristik logam-logam ini.

Ketika senja tiba, putri Lian Hua memasuki tempat kerjanya yang dipenuhi dengan berbagai macam peralatan logam. Dia mengetuk-ngetuk dan membentuk besi yang panas dengan keahlian dan ketelatenan yang luar biasa. Setiap pukulan palunya membangkitkan nyanyian kecil, seolah-olah besi itu sendiri berseru dalam tanggapannya.

Dalam pandangan putri Lian Hua, besi bukan hanya sekadar logam biasa. Dia melihat potensi yang tersembunyi di dalamnya, memandangnya sebagai kanvas untuk menciptakan senjata-senjata yang memadukan keindahan dan kegunaan. Dengan pisau tajam dan akurat, ia mengubah sebatang besi menjadi kunai yang indah, dengan gagah dan penuh keanggunan.

Namun, putri Lian Hua tidak berhenti di situ. Dia juga menggali ke dalam karakteristik baja yang lebih kuat dan keras. Dalam tangannya yang terampil, baja menjadi penghormatan bagi ketangguhan dan ketahanan. Dengan ketepatan yang tak tertandingi, ia membentuk baja menjadi shuriken yang sempurna, lembaran logam yang membelah angin saat dilepaskan.

Kunai dan shuriken buatannya bukan hanya senjata, tetapi juga karya seni yang menakjubkan. Melalui ketelitian dan ketekunan, putri Lian Hua berhasil menggabungkan fungsi dan keindahan menjadi satu. Setiap potongan logam yang dihasilkan mengungkapkan karakternya yang kuat dan teguh, seolah-olah mereka memiliki nyawa sendiri.

Melalui senjata-senjata yang diciptakannya, putri Lian Hua berkeliling dengan cekatan dan kelincahan, melemparkan kunai dan shuriken dengan keakuratan yang memukau. Dia menunjukkan kepada dunia betapa seni dan ketangguhan dapat hidup berdampingan.

Flash back off.