NovelToon NovelToon
Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang gadis berparas cantik yang selalu menyembunyikan wajahnya dibalik cadar. Kini harus menyerahkan tubuhnya demi mendapatkan sebuah keadilan untuk kedua ALM orangtuanya yang dibunuh secara sadis oleh suruhan orang tersohor di daerah dimana mereka tinggal.

"Apakah kamu berjanji akan memberikan hukuman mati pada mereka Pak Hakim?" Tanya wanita itu pada seorang hakim ketua yang sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya saat serbuk minuman itu sudah merasuki tubuhnya.

Sementara itu Zahira sudah memasang sebuah Camera tersembunyi di kamar hotel itu.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu. Tolong bantu aku untuk menuntaskan hasratku ini!" Seru ketua hakim itu dengan wajah memohon.

Zahira tersenyum kecut menatap wajah Pria yang sudah mendapatkan amplop coklat dari orang terkaya dan sekaligus dalang pembunuhan itu.


Yuk mampir ikuti kisah selanjutnya. Jangan lupa like komen ya🙏🥰🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Aku hanya bisa diam, tak bisa menyangkal lagi. Apa yang harus aku katakan? Apakah aku harus jujur tentang semuanya? Tapi bagaimana jika nanti dia mengambil Zafran dariku? Ah, tidak. Aku tidak mau itu terjadi.

"Kenapa kamu diam? Benar apa yang aku katakan?" dia kembali menodongku dengan pertanyaan.

"Jika kamu sudah tahu jawabannya kenapa harus bertanya lagi," ujarku tak berani menatapnya.

"Ya baguslah. Seharusnya kamu bersyukur karena aku menikahimu sah secara hukum. Ya, tetapi aku memaklumi dengan statusmu yang saat itu, tentu saja tidak ada lelaki yang ingin menikahimu secara resmi," ujarnya yang membuat hatiku terasa ngilu mendengarnya. Ingin rasanya aku memberi pelajaran mulutnya yang lebih pedas dari bon cabe level ++ itu.

"Aku tidak minta untuk kamu nikahi. Jadi jangan membanggakan diri," balasku, jika dia mempunyai hati sedikit sensi pasti akan terasa sakit mendengar ucapanku.

"Ya, kamu memang tak meminta untuk aku nikahi, dan mungkin juga saat ini kamu tidak menginginkan aku, tapi suatu saat nanti kamu akan ketergantungan denganku, bahkan nanti kamu takkan mengizinkan aku untuk beranjak dari sisimu barang sebentar saja!" tekannya penuh percaya diri.

Aku ingin sekali tertawa mendengar ucapannya. Tetapi segera kutahan, aku tidak ingin membuat huru hara lagi dengan lelaki aneh ini. Eh, maksud aku suamiku yang sangat meresahkan dan penuh dengan kejutan yang menyakitkan.

Tak ada lagi percakapan, aku hanya diam tak ingin menanggapi. Aku fokus dengan Zafran menimangnya dengan sayang. Sekilas aku memperhatikan Pria yang ada disampingku gelisah dalam keseorangan. Dari gerak geriknya masih ada yang ingin dia pertanyakan padaku.

Sesaat tatapan kami bertemu. Bibirnya sedikit terbuka seperti ada yang ingin dia sampaikan, aku segera memutus tatapan itu, dan mengabaikannya.

"Apakah kamu masih mencintai mantan suamimu?"

Rupanya hal itu yang membuatnya gelisah sedari tadi. Kenapa dia kepo sekali dengan kehidupanku? Dasar lelaki aneh, aku mau mencintai siapapun, apa urusannya dengan dia. Bukankah dia menikahiku juga bukan karena ada perasaan yang spesial.

Aku masih diam, benar-benar sulit untuk menjawab segala pertanyaan yang dia kemukakan. Ingin jujur segalanya, tetapi aku takut akan kecewa dengan sikapnya nanti. Mana mungkin aku percaya begitu saja dengan lelaki yang sudah jelas mengatakan misinya menikahiku hanya karena balas dendam.

"Hei, kenapa kamu diam saja? Apakah telingamu selalu bermasalah saat bicara denganku?" tanyanya yang membuat aku semakin gemas.

"Iya, telingaku selalu bermasalah jika kamu menanyakan hal yang tak harus aku jawab," balasku menatap malas.

"Kamu harus menjawab, karena sekarang kamu sudah menjadi istriku, aku berhak tahu tentang dirimu!"

"Bukankah kamu menikahiku hanya karena balas dendam? Jadi untuk apa kamu harus tahu tentang diriku. Apa yang ingin kamu lakukan jika mengetahui bahwa aku memang sangat mencintai mantan suamiku."

Seketika air mukanya berubah, tatapannya begitu tajam, seakan menusuk jantungku. Tangannya kembali mengepal erat. Apakah dia seorang Pria tempramen?

"Dengar! Aku akan membuang Pria itu dalam hatimu, dan menggantikan namaku disini!" tegasnya sembari menunjuk pada dadaku. Pria itu segera berlalu dari hadapanku.

"Hng! Dasar Pria aneh. Nama siapa yang ingin kamu buang dalam hatiku? Tiada siapapun disana, selain nama bayi mungil ini," gumamku sendiri sembari menyayangi bayi yang ada dalam pangkuanku.

Malam setelah aku menidurkan Zafran, terdengar suara ketukan pintu. Aku segera membukakan.

"Ada apa, Bik?" tanyaku melihat wanita baya itu berdiri didepan pintu.

"Tuan Zico sudah menunggu Nona di meja makan," ujar sang Bibik.

"Baiklah, aku akan kesana." Segera ku langkahkan kaki menunju ruang makan, tumben sekali dia menungguku.

Aku menarik kursi yang ada di hadapannya, segera kujatuhkan bokongku disana, kulihat wajahnya masih tampak muram dan sedikit kaku. Apakah dia masih marah? Entahlah, tak ingin memikirkan. Lagipula apa yang dia marahkan.

"Apakah kamu datang hanya untuk duduk dihadapanku? Kamu tidak ingin melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri?"

Aku terjingkat saat pertanyaan itu keluar dari bibirnya, namun aku segera menyadari bahwa sekarang statusku sudah menjadi seorang istri. Aku kembali berdiri dan melayani dirinya dengan mengisi piring kosong yang ada dihadapannya.

"Silahkan Mas," ucapku keluar begitu saja dengan panggilan yang tak sengaja aku sebut.

"Kamu panggil aku apa?" tanyanya menatap serius.

"Lupakan." Aku segera mengisi piringku sendiri tanpa minat untuk membahasnya.

"Katakan sekali lagi!" ucapnya sembari menahan tanganku yang menggantung. Aku memberanikan diri untuk menatapnya.

"Silahkan makan, Mas. Udah? apakah ada yang salah? Bukankah kamu ingin aku melakukan kewajiban sebagai seorang istri, apakah salah dengan panggilan itu?"

"Ah, ti-tidak. Aku justru senang sekali mendengarnya. Ayo makanlah." Kulihat senyum tipis membingkai di bibirnya.

Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran ayah dari anakku itu. Terkadang sikapnya sedikit baik, setelah itu dia akan kembali dingin dan kaku. Benar-benar sulit untuk ditebak.

"Makanlah yang banyak agar Zafran tak kekurangan asupan. Biar dia cepat besar, dan segera mempunyai adik."

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Makanan yang ada dalam mulutku menyembur seketika mendengar pernyataan Pria itu.

"Ayo minum dulu, makan pelan-pelan. Tidak perlu kaget mendengarnya. Apakah aku salah menginginkan anak darimu?" tanyanya begitu santai sembari mengulurkan segelas air putih.

"Aku tidak mau lagi, cukup satu saja," jawabku ambigu.

"Baiklah, tidak masalah. Walaupun satu, yang penting aku mempunyai anak darimu." Ternyata dia menanggapi serius, tidak mengerti maksud dari ucapanku.

Ya Allah, kenapa kesannya Pria ini mencintai aku, padahal itu tidak mungkin.

Aku tak menyahut, kubiarkan saja dia mau bicara apa. Aku tahu dia hanya ingin membuat aku terperdaya dengan segala ucapannya. Aku tidak mungkin melibatkan perasaan dalam pernikahan ini.

Selesai makan, aku segera membereskan meja makan. Walaupun dia melarang, karena ada Bibik yang akan mengurusnya.

Aku kembali ke kamar, rehat sejenak sebelum melaksanakan sholat isya. Selesai sholat aku segera merebahkan diri disamping bayiku. Hari ini begitu lelah setelah menangis seharian membuat mata terasa sangat berat. Tak perlu waktu lama aku sudah menemui mimpi.

Entah berapa lama terlelap sehingga aku kembali terbangun saat merasakan ada tangan seseorang mendekap ku dari belakang. Seketika aku terlonjak saat menyadari tangan Pak hakim sedang membelenggu pinggangku.

"Aaahh! Mas, kamu apa-apaan sih? Lepas!" Aku membuka lilitan tangannya di tubuhku, tetapi Pria itu semakin erat memelukku. "Mas! Apa yang kamu lakukan. Lepas?" berontakku, masih berusaha melepaskan.

"Diamlah, jika kamu tidak ingin aku bertindak lebih dari ini. Apakah kamu tidak menyadari bahwa tubuhmu itu halal untuk kusentuh," bisiknya ditelingaku sehingga membuat jantungku ingin melompat keluar.

Sumpah demi apa, perasaanku tak menentu. Kesal, marah, yang pasti sangat tidak nyaman. Tetapi aku tak berani memberontak saat dia memberiku ancaman. Sungguh hatiku belum siap untuk itu.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
슈가
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Deswita
Luar biasa
Deswita
💪💪
Dewi Leticia
Luar biasa
Kelly Lim
zafran dan zhera bukannya beda 10 tahun ya? kok ini sudah lahir saat zafran umur 1 thn lebih/Slight//Slight//Slight/
Cia Sanu
keren
Miss Typo
semoga permintaan Zi di kabulkan
Miss Typo
dasar aku cengeng bgt, mereka yg pisah karena Zahira nerusin kuliah yg ketinggalan, aku yg nangis sedih 😭🙈
Miss Typo
saatnya balas Budi pada Adri
Miss Typo
Alhamdulillah adiknya Zafran lahir dgn selamat dan sehat ibu juga bayinya
Ruli Gea
😊😊😊
Miss Typo
Alhamdulillah akhirnya mama nya Adri dah merestui, hbs ini mereka semua datang ke kampung Mila
Miss Typo
Mila hamil diusir gk ya sm orang tuanya
Miss Typo
ada apa denganmu Adri???
Miss Typo
bener² tuh mama nya Adri blm berubah juga
Miss Typo
sedih banget
Miss Typo
jadi nangis 😭
Miss Typo
cobaan dateng lagi pada Zahira 😢
Miss Typo
Zico melarang untuk dihapus kali ya 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!