Aisyah dan Andromeda adalah seorang mahasiswi dan dosennya yang merupakan korban salah sasaran yang meminum syrup yang sudah diberi obat perangsang. Mereka akhirnya melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Akibat kejadian itu, Aisyah hamil anak dari laki-laki dingin dan cuek. Untuk menjaga nama baik semua orang, keduanya pun menikah dan hidup bersama di satu atap.
"Sejak awal aku tidak pernah mencintaimu," kata Andromeda dengan tegas.
"Ya, aku tahu kamu sangat mencintai sepupumu itu. Namun, cintamu bertepuk sebelah tangan. Apalagi dia wanita yang merupakan istri orang. Sampai kapanpun cintamu tidak akan terbalas," ucap Aisyah dengan sinis.
Akankah kedua orang itu saling membuka hati untuk menyembuhkan luka di hati mereka?
Atau mereka memilih untuk berpisah setelah bayi itu lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Hasil Penyelidikan
Bab 23
Aisyah sampai ke rumah menjelang kumandang adzan Isya. Begitu dia menginjakan kaki di teras rumah pintu terbuka dan menampakkan seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap.
"Apa kamu lupa arah jalan pulang? Atau terlalu senang bisa pergi bermain sampai lupa waktu!" Nada suara Andromeda penuh sindiran dengan senyum sinis.
Aisyah tahu dirinya salah karena pulang larut malam. Sekarang ini keadaannya sudah berbeda dengan dulu saat masih gadis. Sudah sepantasnya seorang istri berada di rumah dan menyambut kepulangan suaminya saat pulang.
"Maaf aku pulang terlambat. Ini semua di luar dugaan kami. Terjadi suatu insiden saat kami berbelanja kebutuhan panti. Juga tadi kami mampir terlebih dahulu ke masjid untuk sholat magrib," balas Aisyah dengan merasa bersalah.
"Aku tidak peduli kamu mau pergi ke mana atau dengan siapa. Tapi, di dalam perut kamu ada calon anak aku. Jika terjadi sesuatu kepadanya, maka aku tidak akan segan-segan membalas kepada kamu lebih kejam," kata Andromeda mengancam dan tentu saja itu membuat Aisyah terkejut sekaligus takut.
Dia baru sadar kalau laki-laki itu peduli pada calon bayi yang ada di dalam perutnya. Dalam surat perjanjian itu juga di sebutkan akan menanggung semua keperluan calon anaknya.
"Lain kali hal ini tidak akan terjadi lagi," ucap Aisyah lirih.
"Bukannya sudah aku katakan tadi kalau aku tidak pernah peduli dengan dirimu apa pun itu, tetapi selama kamu hamil anakku, maka sudah kewajiban kamu menjaganya," tukas Andromeda dengan mendesis penuh amarah.
Andromeda yang masih dalam keadaan emosi pergi ke luar rumah dengan mengendarai mobilnya. Dia mendatangi rumah Bagaskara—wakil ketua tim keluarga Hakim—yang dia mintai tolong untuk melakukan penyelidikan. Semalam baru sebagian dia mendapkan informasi. [Ini Bagaskara yang sama dengan tokoh yang ada di novel "Dipaksa Menikahi Cucu Mantan Suami" bukan Bagaskara yang ada di novel "Innallaha ma'ana (Sesungguhnya Allah bersama kita)", ya. Maklum suka dengan nama itu 😄]
Tadinya dia akan menerima ajakan Zahra untuk makan malam bersama di rumahnya. Namun, saat pulang ke rumah dan Aisyah tidak ada membuatnya kesal. Ditambah dihubungi nomornya tidak aktif menambah kemarahannya.
***
Setelah sekitar 45 menit mengendarai mobil Andromeda sudah sampai ke kompleks mansion keluarga Hakim. Dia mencari rumah tempat tinggal kepala pimpinan itu. Setelah sampai dia pun menekan bel pintu. Perumahan di kompleks kediaman keluarga Hakim itu tidak memiliki pagar. Hanya saja saat akan masuk ke sana mereka akan melewati sebuah gerbang dinding tinggi dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke sana.
Tidak lama Andromeda berdiri, pintu terbuka oleh seorang pemuda yang usianya seumuran dengannya. Laki-laki yang memiliki wajah kharismatik itu tersenyum ramah kepada Andromeda.
"Apa yang aku minta tolong kemarin sudah diketahui siapa pelakunya?" tanya Andromeda langsung tanpa basa-basi.
"Ya, kami sudah tahu siapa orang yang memasukan obat itu. Juga orang yang memerintahkannya. Hanya saja aku belum mengetahui motif dia melakukan hal itu. Karena aku belum menginterogasi tersangka," jawab Bagaskara sambil meletakan map dengan berbagai ukuran.
Andromeda menatap benda yang kini berada di atas meja. Dia penasaran apa saja isi di dalamnya.
"Itu adalah data orang-orang yang ada di villa malam itu. Lalu rekaman cctv yang ada di villa dan rekaman interogasi dua orang pengurus villa," ucap orang kepercayaan Fatih.
Mendengar itu membuat Andromeda mengakui kehebatan para penjaga keluarga Hakim. Mereka sangat cekatan dan bisa melakukan pekerjaan yang diminta kepada mereka dengan cepat. Padahal dia baru kemarin minta bantuan kepada Bagaskara, tetapi kini bukti dan calon tersangka sudah ada di dalam genggaman tangan.
"Terima kasih karena sudah membantu. Lalu, kapan kalian akan menginterogasi si pelaku?" tanya Andromeda sambil membuka map.
Andromeda membaca sekilas data orang-orang yang ada di villa. Alis laki-laki ini mengerut saat melihat data di profil salah seorang di sana.
"Bolehkah aku bawa semua ini? Aku ingin membaca di rumah saja," tanya Andromeda melihat ke arah Bagaskara.
"Tentu saja boleh," jawab pemuda itu.
Semua data hasil penyelidikan itu dibereskan oleh Andromeda dan dimasukan ke dalam saku jaketnya. Dia sudah tidak sabar ingin pulang dan membaca semua.
"Aku ucapkan banyak terima kasih, karena dengan bantuan kamu akhirnya aku tahu siapa orang yang bermaksud jahat kepada aku," ucap Andromeda sambil mengulurkan tangan ke arah Bagaskara.
"Kalau mau berterima kasih, sebaiknya ucapkan itu kepada tuan Alex juga. Karena berkat petunjuk dia kita bisa memulai dan mendapatkan banyak petunjuk dalam waktu setengah hari ini," balas Bagaskara sambil tersenyum ramah.
Mendengar nama rivalnya itu membuat Andromeda terkejut. Dia tidak menyangka kalau laki-laki bule itu masih sempat-sempatnya ikut membantu. Padahal setahu dia tadi siang keluarga sepupunya itu sudah pergi kembali ke Amerika.
"Ya, nanti aku akan ucapkan terima kasih kepadanya juga," ujar suami Aisyah.
***
Sementara itu di tempat lain, Aisyah sudah puas menumpahkan air matanya. Dia merasa sakit hati dengan ucapan suaminya.
"Ya Allah, kuatkanlah aku sampai melahirkan bayi ini dan terlepas darinya. Aku tahu kalau bukan hal seperti ini yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Ampuni aku, Ya Allah, ampuni segala perbuatan dan ucapan aku ini. Aku seharusnya tidak berdaya dan bersifat begini. Tapi, apa daya, keadaan aku yang membuat aku begini," gumam Aisyah lirih.
"Suami aku hanya peduli kepada anak yang ada di dalam perutku ini. Meski begitu aku merasa bersyukur karena dia masih mau mengakui janin ini adalah calon bayinya," kata Aisyah bermonolog.
Aisyah merasakan lapar. Dia belum makan sejak siang hari tadi. Itu juga hanya beberapa suap saja karena mencium wangi nasi yang dipesan oleh teman-temannya membuat dia mual dan hilang selera makannya.
Saat di masuk ke dalam ruang makan yang ada di samping kamarnya, Aisyah melihat ada semangkuk sop ikan salmon dan beberapa biji kentang yang kukus di letakan di piring. Sayur itu sudah dingin, karena Andromeda membuat sejak sore hari. Meski begitu Aisyah tetap memakannya sampai habis.
Saat Aisyah mencuci piring bekas makan terdengar suara mobil masuk ke pekarangan rumah. Buru-buru dia menyelesaikan pekerjaannya itu. Namun, saat hendak membuka pintu wanita itu baru menyadari kalau mobil yang kini terparkir di depan bukan milik suaminya. Tentu saja ini membuat ibu hamil itu bingung harus berbuat apa.
'Ya Allah, bagaimana ini? Mana Mas Andro tidak ada di rumah.' (Aisyah)
***
Siapakah yang datang ke rumah Andromeda? Apakah tujuan utama pelaku ingin memberikan obat terlarang itu? Tunggu kelanjutannya, ya!
bagus² semua karya author ,,suka 🥰