pernikahan yang harus di rahasiakan karena umur mereka yang belum cukup, dan masih duduk di bangku pelajar, harus menikah karena kesalah pahaman.
Bagai mana kelanjutannya yukkk... baca biar ngak penasaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Sayangnya Kakak sudah siap buat ujian hari ini?" tanya Rido, melihat istri cantiknya itu.
"In sha Allah sudah kak" jawab Aisyah sambil tersenyum manis.
"Ya udah yuk... kita berangkat " ajak Rido menggandeng lembut tangan Aira.
Rido melajukan motor dengan kecepatan sedang, berhubung jalanan pagi ini tidak terlalu ramai dan mereka juga jalan sedikit cepat dari hari hari biasanya.
Sesampai di sekolah. Lansung membuka helm dari kepala sang istri.
"Ncek... ngak usah terlalu bucin deh, nanti putus mewek..." ledek para siswa di sana.
Memang mereka perduli, tentu saja tidak, sudah makanan hari hari buat mereka, jadi bahan hinaan, cacian.
Mungkin kalau dulu Aisyah dan Rido merasa sedih tak tau ingin berbagi bersama siapa, sekarang mereka sudah ada tempat sandaran , buat apa memikirkan hinaan dan cacian dari orang lain.
Makan mereka cari sendiri, sekolah bayar sendiri, baju pun beli sendiri, tanpa bantuan orang lain, anggap saja mereka adalah netijen julid.
"Ica, kamu beda kelas tau sama Kaka Rido tau." ucap Novi.
"Masa... " jawab Aisyah polos.
"Hooh... loe lihat saja noh, nomor urutnya" Novi
"Trus gue bareng siapa dong?" bingung Aisyah.
"Tenang aja, loe bareng gue, sama si ganen" semangat Novi.
"Yahhh.... Kak" cemberut Aisyah.
"Ngak apa apa sayang, cuma dua jam doang dan selama seminggu, ngak lama kok, nanti klau Kakak selesai duluan Kakak tunggu di depan kelah Ica" ucap Rido membelai kepala sang istri.
Novi senang melihat sahabatnya itu sudah mendapatkan kebahagian, Dulu Aisyah hanya suka menyendiri, dan tak mau bergaul karena selalu di bully oleh siswa siswi di sekolah itu, hanya dia dan Rara yang mau berteman dengan Aisyah.
"masuk gih..." ucap Rido mengantar sang istri ke dalam kelasnya.
"Ingat, jangan buru buru mengisi jawabannya ya, santai aja" nasehat Rido.
"Iya. Kakak juga semoga berhasil" ucap Aisyah memberi semangat.
Akhirnya ujian di mulai dengan sangat tenang tak ada keributan yang di buat oleh murid murid di kelas itu, dan beruntung juga murid yang suka julid sama Aisyah itu tak satu kelas dengan Aisyah, jadi dia sedikit lega.
Saat ini di sini lah mereka berada di kantin sekolah, untuk mengisi tenaga mereka, karena tenaga mereka sudah habis di kuras untuk menyelesaikan soal soal ujian.
"Hai.. Kayaknya gue ngak jadi ikut deh ke puncak" ucap Novi.
"Kenapa emang...?" tanya Aisyah.
"Aku mau ikut Ibuku ke kampung, ada sodara dari Ayahku mau hajatan" Lesu Novi.
"Ya sudah, mungkin lain kali kita bisa liburan bareng." Ucap Aisyah menenangkan Novi.
"Gue juga ngak di izinin" sela Rara.
"Kenapa Ra?"
"Adek sepupu gue mau liburan ke sini, jadi gue ngak di izinin deh pergi, masa saudara datang kamu pergi ucap Ibu?!" keluh Rara.
"Yah... kalau gitu percuma dong kita pergi ngak ada kalian" sela Tio lesu.
"Lah... Apa hubungannya sama kami, kan yang mau liburan kalian, kenapa jadi ngak seru?" ucap Novi bingung.
"Lah ngapain kita ikut, mau jadi obat nyamuk noh orang berdua" kesal ganen.
"Ogah kita ikut mereka, yang ada kita di suruh bawa barang barang mereka, sedangkan mereka asik mesra mesraan " sela Tio.
"Bagus lah kalian ngak ikut, jadi ngak ganggu kami" sela Rido.
"Ncek dasar mister bucin" kesal Tio menatap sinis Rido.
Rido mah acuh saja.
Bersambung...