Follow akun Ig : @yoyotaa_
Aura Kia Deaveny (25) berkerja sebagai wanita bayaran untuk memberikan cinta dan perhatian pada kliennya. Ia melakukan itu untuk bertahan hidup dan membiayai sekolah adiknya.
Narendra Putra Kavindra (29) seorang CEO dari Kav Corp, perusahaan keluarganya. Ia adalah laki-laki yang terkenal dingin dan kejam pada karyawannya. Fakta menariknya, ia adalah pria yang tidak percaya adanya cinta karena pengalaman pribadinya yang selalu gagal dalam hal percintaan.
Di suatu hari keduanya dipertemukan oleh semesta. Lalu bagaimana kisah mereka? Akankah Aura berhasil membuat Rendra percaya cinta lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Menjadi Kekasih Pura-pura
Aura keluar dari ruangan Mami Lena dan menghampiri Rendra kembali yang sudah duduk di tempat semula.
"Sebenarnya ada maksud apa kau memintaku jadi wanita bayaranmu?" tanya Aura yang penasaran.
"Kau sudah selesai bekerja kan? Ayo aku antar pulang," ucap Rendra yang sengaja tidak menjawab pertanyaan Aura.
"Jawab pertanyaanku!" pinta Aura dengan menatap wajah Rendra.
"Aku akan menjawabnya tapi bukan sekarang. Aku akan menjawabnya besok dan menjelaskan apa saja tugasmu selama seminggu," jawab Rendra.
Aura pun tak lagi meminta jawaban, karena percuma Rendra bukan orang yang mudah dibujuk selama ia mengenal laki-laki itu.
"Ayo pulang!" ajak Rendra lagi.
"Aku bisa sendiri," jawab Aura.
"Selagi ada aku kenapa harus sendiri? Katamu bisa menghemat uang?" ucap Rendra mencoba mengubah keputusan Aura yang menolak untuk diantar pulang.
Alhasil, Aura pun menurut dan mau diantar pulang oleh Rendra. Sesampainya di depan rumah Aura, Rendra memberikan pesan ada Aura.
"Besok pagi kau harus datang ke resort milikku dan menemui ku pukul 08.00. Tidak ada kata terlambat meski 1 detik pun," ucap Rendra dengan wajah datarnya.
Ucapan tersebut bagi Aura terkesan seperti sebuah ancaman.
"Iya, iya," jawab Aura.
"Kalau terlambat, ada hukuman untukmu," ucap Rendra lagi.
"Iya!" jawab Aura dengan ketusnya.
"Kau berani padaku?" tanya Rendra dengan tatapan tajamnya. Seketika Aura langsung menciut.
"Maaf, maaf," jawab Aura.
"Sudah, sana kau masuk ke dalam rumah. Pasti adikmu sudah menunggumu di dalam," ucap Rendra yang melihat seseorang sedang mengintip di balik jendela rumah Aura.
"Iya, terima kasih sudah mengantar."
Rendra pun mengangguk kemudian melajukan mobilnya menjauh dari area rumah Aura.
Aura berjalan masuk ke dalam rumahnya. Lagi-lagi adiknya menatapnya dengan tajam dan menghilangkan kedua tangannya di dada seolah-olah mengintimidasi Aura.
"Kak, siapa laki-laki tadi? Kenapa sepertinya akhir-akhir ini kakak sering diantar oleh laki-laki itu? Bahkan saat waktu itu mabuk pun kakak digendong olehnya. Apa dia pacar baru kakak?" tanya Alin.
"Hus! Jangan asal bicara. Mana mungkin laki-laki seperti dia jadi pacar kakak. Dunia kakak dan dia terlalu berbeda. Dia hanya teman kakak dan sekarang sudah jadi klien kakak," jawab Aura yang tak mau berbohong pada adiknya.
"Siapa tahu kan dia suka sama kakak. Lagian meski sikapnya dingin, dia itu perhatian kak. Waktu itu saja, dia yang melepas sepatu kakak," ungkap Alin mengenai kejadian malam itu.
"Eh," Aura terkejut mendengar hal tersebut.
"Pokoknya kalau dia jadi pacar kakak, aku sih setuju-setuju saja. Yang penting orangnya baik dan menerima kakak apa adanya," ucap Alin.
"Sudah jangan berbicara hal yang tidak akan mungkin. Lebih baik kau pergi ke kamar dan tidur. Besok ada kelas pagi kan?"
Alin mengangguk.
"Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu kak. Jangan lupa kunci pintu dan bersihkan make-up di wajah kakak. Selamat malam," ucap Alin lalu berlalu ke kamarnya.
"Selamat malam juga dek."
*
*
Esok harinya, Aura sudah bersiap-siap untuk pergi ke resort milik Rendra. Ia juga menunggu ojek online yang dipesannya di depan rumahnya. Tak lama ojek online pun datang dan Aura langsung pergi ke resort Rendra dengan itu.
Sesampainya di resort, Aura menanyakan keberadaan Rendra pada resepsionis disana.
"Maaf kak, Tuan Rendra ada dimana ya?" tanya Aura.
"Apa sudah ada janji dengan tuan Rendra?"
Aura mengangguk.
"Apa nona adalah nona Aura?" tanya resepsionis itu.
Aura mengangguk lagi.
"Tuan Rendra ada di taman, anda disuruh untuk menemuinya disana," ucap resepsionis itu.
"Baik, terima kasih."
"Sama-sama."
Aura pun berjalan masuk ke dalam resort dan mencari taman dimana Rendra berada. Setelah melihat keberadaan Rendra, Aura mendekat ke laki-laki itu dan duduk di sebelah Rendra.
"Terlambat lima menit. Kau akan mendapatkan hukuman nanti," ucap Rendra.
Aura terperangah karena ia sadar betul ia sampai di resort Rendra pukul 07.55. Itu artinya ia tidak terlambat sama sekali.
"Aku tidak terlambat, bahkan aku datang sebelum pukul 08.00," ucap Aura membela diri.
"Kau tidak ingat apa yang aku katakan semalam? Kau harus menemui ku pukul 08.00. Itu artinya 08.00 kau harus ada di hadapanku bukan cuma datang di resort milikku," balas Rendra yang tidak ingin keputusannya dibantah.
Aura hanya bisa menghela napas. Ia tidak habis pikir bagaimana jalan pikiran laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.
"Baiklah, akan aku terima hukuman darimu," ucap Aura.
Rendra tersenyum tipis, sangat tipis hingga Aura pun tak mampu melihatnya.
"Jelaskan apa yang harus aku lakukan."
"Selama seminggu ke depan kau harus menjadi kekasih pura-pura ku di hadapan mamaku," ujar Rendra.
Aura terperangah tidak percaya. Bagaimana mungkin ia bisa membohongi seorang ibu? Ia akan merasa sangat bersalah jika melakukan hal itu. Karena selama ini klien yang datang padanya kebanyakan menyewa dirinya untuk menjadi kekasih pura-pura dihadapan teman, mantan atau di pertemuan bisnis bukan di hadapan keluarga kliennya.
"Aku tidak mau," jawab Aura menolak.
"Kau tidak ingat aku sudah bayar uang dimuka? Apa kau mau mengembalikan semua uangnya sekarang? Kalau kau bisa mengembalikannya, aku tidak jadi menyewa mu," ujar Rendra dengan entengnya.
Berbeda dengan Aura, ia menelan ludahnya sendiri. Karena untuk mengembalikan uang itu sangat sangat tidak mungkin. Pasti Mami Lena sudah menggunakan uang tersebut untuk berbelanja online. Apalagi tadi pagi, uang untuk dirinya pun sudah di transfer oleh Mami Lena.
Ya Tuhan, aku merasa berdosa jika harus membohongi seorang ibu, batin Aura.
"Bagaimana?" tanya Rendra lagi.
"Baiklah, aku akan melakukannya," jawab Aura.
"Bagus, untuk hari pertama dan kedua. Kau hanya harus menemaniku bekerja juga mengetahui semua hal yang aku sukai dan tidak aku sukai agar ketika nantinya bertemu mamaku, ia tidak akan curiga kalau kau hanya kekasih pura-pura ku," jelas Rendra.
Rendra pun menoleh ke arah Aura dan melihat pakaian yang Aura kenakan. Terlihat sedikit terbuka dan Rendra tidak menyukai hal itu.
"Ingat satu hal, aku tidak suka kau berpakaian kurang bahan seperti ini. Aku juga bisa melihat bahwa kau pun tidak nyaman mengenakannya. Jadi, saat bersamaku, kau harus bersikap seperti apa adanya dirimu. Aku tidak butuh kau berpura-pura dengan sikap dan penampilanmu. Cukup berpura-pura menjadi kekasihku saja. Apa kau mengerti?" ujar Rendra lagi.
"Iya mengerti," jawab Aura.
"Bagus. Kalau kau belum sarapan, kau boleh meminta makan ke koki yang ada disini. Karena setelah ini, kita akan pergi ke suatu tempat," ucap Rendra.
Untuk urusan makanan, Aura tidak akan menolak sama sekali. Apalagi makanan yang ada di resort milik Rendra rasanya sangat luar biasa. Jadi, Aura tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.
*
*
TBC