NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:488.3k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru

Sore hari, pukul lima lewat.

Aku menatap kagum bangunan yang berdiri kokoh di depan ku. Megah dan sangat mewah, elegan juga tentunya. Bangunan berlantai tiga ini seketika membuat aku berulang kali mengucap syukur dan bersholawat nabi di dalam hati. Dulu, jangankan berkhayal untuk melihat nya secara langsung seperti saat sekarang ini, memimpi akan menjadi penghuni nya saja aku tak berani. Karena aku rasa itu sungguh mustahil, tak mungkin terjadi. Tapi sekarang, meskipun rumah orang, tapi orang itu sungguh baik hati, ia dengan ikhlas memberikan kami tumpangan tempat berteduh yang terlihat begitu nyaman dengan fasilitas lengkap. Apalagi pagarnya yang tinggi menjulang, tentu orang-orang yang berniat jahat akan berpikir ulang untuk memasuki rumah ini.

Sedari turun dari mobil, Arif langsung saja dibawa oleh Tante Sarah kedalam gendongannya. Mereka terus becanda gurau, dengan celotehan dan tawa riang yang berderai, mereka seperti sudah saling mengenal cukup lama, terlihat begitu akrab dan sama-sama nyaman. Sesekali juga Tante Sarah mengecup pipi putra ku itu dengan gemas dan penuh kasih sayang. Lagi-lagi aku mengucap syukur, karena Allah telah mempertemukan kami dengan orang sebaik Tante Sarah dan Tuan Malik. Lewat Mas Abdillah, Allah mempermudah segala urusan aku menghadapi kesulitan hidup yang aku rasa amat berat. Dulu, aku begitu rapuh, setelah kepulangan Mas Abdillah dari Malaysia, semua jalan terasa mudah dan lancar aku jalani. Mas Abdillah adalah pahlawan bagi aku dan Arif. Beruntung nya aku karena aku memiliki seorang Kakak kandung yang sungguh baik dan bertanggungjawab. Tentu, semua kemudahan yang aku dapatkan sekarang ini juga tidak luput dari pertolongan dan kasih sayang yang maha kuasa.

***

Aku menarik koper, membawa kedalam rumah. Berulang kali Tente Sarah menawarkan agar koper itu di bawa oleh pelayannya saja, tetapi aku menolak dengan sopan.

Di depan aku, Mas Abdillah dan Tuan Malik berjalan terlebih dahulu, posisi kami hanya berjarak beberapa langkah saja. Aku berjalan berdampingan dengan Tante Sarah yang masih betah menggendong Arif.

''Bagaimana Hanifa, apa kamu suka dengan rumah ini?'' seru Tante Sarah. Wajahnya terlihat begitu ayu dan keibuan. Meskipun usia Tante Sarah sudah menginjak kepala lima, tapi wajahnya masih sangat cantik, Tante Sarah terlihat sungguh awet muda. Mungkin faktor kebaikan dan perawatan mempengaruhi segalanya, wajah Tante Sarah yang terus tersenyum simpul membuat ia nampak terlihat lebih muda dari usianya.

''Suka sekali Tante. Terimakasih banyak Tante, karena Tante sudah baik banget sama kami.'' balasku seraya tersenyum simpul. Sekarang kami tengah duduk di sofa di ruang keluarga yang luas, sofanya begitu cantik dan terasa empuk.

''Jangan berterimakasih sama Tante Hanifa, berterimakasihlah sama Malik, karena dari tadi siang, dia yang paling sibuk mengecek rumah ini, memperbaiki yang di rasanya perlu di perbaiki, dan dia juga memerintahkan beberapa orang pelayanan untuk membersihkan rumah ini sebersih mungkin. Padahal rumah ini sudah bersih sebenarnya. Malik nampak sangat bersemangat menyambut kedatangan kalian. Baru kali ini Tante melihat ia sesemangat ini mengurus rumah.'' jelas Tante Sarah dengan wajah tersenyum simpul seraya melihat kearah Tuan Malik.

''Mama, diamlah! Jangan membuat aku malu dengan membuka aibku!'' timpal Tuan Malik protes. Wajahnya yang putih dengan rahang di penuhi balu-bulu halus nampak sedikit merona. Ia melihat kearah ku, Tuan Malik terlihat salah tingkah. Aneh sekali dia. Seketika sikap dingin dan angkuh yang selalu di tunjukkan nya hilang begitu saja.

''Mama berkata jujur! Aib apaan!'' Tante Sarah menggeleng kepala dengan masih memasang wajah tersenyum manis.

''Terserah Mama saja.''

''Nyoya Sarah dan Tuan Malik terlihat begitu manis dan lucu.'' timpal Mas Abdillah dengan senyum mengembang.

''Kamu juga Abdillah, berhentilah memanggil saya dengan sebutan Nyonya. Tante saja, ya! Dan panggil Malik dengan namanya saja kalau lagi dirumah. Kalau lagi di kantor baru kamu sematkan Tuan di depannya. Kaku banget Tante dengernya.'' seru Tante Sarah lagi dengan nada suara terdengar pelan dan lembut.

''Baiklah Tante.''

''Sekali lagi terimakasih banyak.''

Setelah itu aku dan Arif masuk ke kamar yang telah di siapkan. Begitupun Mas Abdillah. Sedangkan Tante Sarah dan Tuan Malik sudah pamit pulang kerumahnya yang berada tepat di sebelah rumah ini.

***

Tidak terasa waktu satu minggu berlalu begitu cepat. Mungkin karena suasana baru di rumah baru yang aman dan nyaman membuat aku merasa hari-hari berlalu sangat cepat. Tidak ada lagi hal yang aku takut dan khawatirkan. Entah itu tentang Mas Setya, Arumi, maupun tentang Ibunya Mas Setya. Selama satu minggu ini juga aku fokus merawat Arif dan beribadah, memperbaiki diri setiap harinya, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depan. Mas Abdillah jarang sekali berada di rumah akhir-akhir ini, ia seringkali pulang sore hari bahkan terkadang juga malam hari, katanya sekarang ia dan Tuan Malik sangat sibuk dengan urusan perusahaan.

Tante Sarah rajin sekali main kerumah, kalau kerumah ia selalu membawa buah tangan. Entah itu mainan untuk Arif, makanan dan pernah juga waktu itu ia membawa gamis mahal dengan merek terkenal untukku. Sosok seorang ibu yang telah lama aku rindukan seakan bisa tersalurkan lewat Tante Sarah. Aku bebas bercerita apa saja kepada Tante Sarah, ia selalu menasehati hal-hal baik dan positif kepada ku. Dan juga ia bisa menjadi pendengar yang baik saat aku bercerita tentang pengalaman hidupku. Tante Sarah juga telah mencarikan guru les untuk putra ku, Tante Sarah telah mencukupi semuanya. Aku tidak tahu, entah bagaimana caranya agar aku bisa membalas jasa-jasanya.

***

Siang hari yang terik, saat aku tengah membaca sebuah novel yang sangat menyentuh hati dari penulis terkenal di gazebo samping rumah. Tiba-tiba Mbak Marwah datang menghampiri aku.

''Maaf mengganggu waktunya, Non. Di ruang tamu ada seorang wanita cantik yang ingin bertemu sama Non Hanifa.'' ucap Mbak Marwah sopan.

''Baiklah Mbak. Aku akan segera menemui nya.'' jawabku lembut. Mbak Marwah berlalu lagi dari hadapan aku. Sedangkan Arif lagi tidur siang di kamarnya.

Aku berjalan dengan langkah sedikit lebar menuju ruang tamu, kira-kira siapa yang bertamu ke rumah ini? Pikirku.

Saat sudah sampai di ruang tamu, aku melihat seorang wanita berjilbab pasmina tengah duduk seraya memainkan ponselnya. Ternyata Mbak Ameera yang datang menemui aku. Mbak Ameera terlihat sangat cantik. Hidungnya mancung, bibirnya tipis dan matanya sedikit sipit. Ia memiliki warna kulit kuning langsat. Tidak bisa di pungkiri, sosok Mbak Ameera sudah mendekati kata sempurna, selain cantik ia juga pintar.

''Assalamu'allaikum Mbak Ameera.'' sapaku seramah mungkin. Aku duduk di sofa berhadapan dengan Mbak Ameera.

''Walaikum'sallam Hanifa.'' Mbak Ameera menjawab cepat seraya melihat kearah ku, ia meletakkan ponsel yang di pegang nya tadi di atas meja. Wajah cantiknya nampak lesu dan tak bersemangat.

''Maaf, karena membuat Mbak menunggu.''

''Tidak apa-apa, aku juga baru datang kok. Oh ya Hanifa, bagaimana kabar kamu dan Arif?''

''Alhamdulillah baik dan sehat Mbak. Mbak sendiri bagaimana?''

''Alhamdulillah Mbak juga sehat dan baik-baik saja. Oh ya, Hanifa. Mbak menemui kamu cuma pengen kasih tahu saja, sidang cerai kamu yang kedua akan dilaksanakan lebih cepat dari yang sudah di tentukan sebelumnya. Sidang cerai kamu akan dilaksanakan besok, Mbak harap kamu datang, ya, besok.''

''Alhamdullillah, akhirnya dipercepat ya Mbak. Pasti Mbak, aku pasti akan datang.''

''Iya. Alhamdulillah sekali.'' Mbak Ameera tersenyum manis.

Setelah itu kami berbasa-basi sebentar, lalu Mbak Ameera pamit pulang. Katanya masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Sepulangnya Mbak Ameera, aku naik ke lantai atas, menuju kamar Arif. Aku ingin merebahkan punggungku sebentar di samping putraku. Saat aku sudah sampai di kamar putra ku, aku melihat ke atas nakas, ternyata ponselku tertinggal di kamar Arif. Aku sampai tak menyadari itu, karena aku memang jarang sekali memegang benda pipih ajaib itu. Aku lebih sering memegang Mushaf dan novel di waktu luangku. Mushaf sebagai sarana untuk menambah ilmu agamaku sedangkan novel untuk menambah wawasan dan sebagai hiburan.

Aku mengambil benda pipihku, lalu menyalakan nya. Di layar ponsel, aku melihat ada beberapa pesan yang belum aku buka. Dengan lincah jari jemari ku mulai membuka satu persatu pesan yang ada di wa. Aku membuka pesan wa dari nomer asing, nomer tanpa nama. Mataku sedikit menyipit melihat nomer itu.

[Hanifa, Mas kangen.]

[Mas kangen sama kamu dan Arif. Sungguh!]

[Bisakah kita bertemu di kafe atau di rumah lama kita?]

[Mas sangat-sangat rindu masa-masa itu. Bayang-bayang wajahmu yang ayu terus menari-nari di ingatan Mas]

[Kamu masih istri sah Mas. Mas masih berhak atas dirimu sepenuhnya. Jadi, ayolah kita bertemu di rumah lama kita. Mas tahu, kamu pasti juga sangat merindukan Mas.] Aku membaca satu persatu pesan yang di kirim sekitar tiga jam yang lalu dengan rasa kaget dan kesal, aku yakin sekali itu pasti pesan dari Mas Setya. Ah, pasti Mas Setya mengetahui nomer ku dari Ayah. Karena di hari terakhir aku bertemu Ayah. Ayah sempat meminta nomer aku. Dengan senang hati aku memberikan nya, tanpa berpikir yang macam-macam.

[Jangan ganggu aku lagi, dan jangan harap kita bisa bertemu dengan keadaan baik-baik lagi seperti dulu! Semua sudah berubah dan berbeda semenjak kamu menghadirkan wanita lain di dalam hubungan kita. Aku sudah tiada rasa sama kamu. Mari kita bertemu besok di pengadilan, dan persiapankan kata-kata yang akan kau ucapkan besok untuk menalakku!] Balasku. Setelah itu aku memblokir nomer itu. Aku tidak ingin menjadi orang ketiga di dalam rumahtangga Mas Setya dan Arumi. Aku tidak akan membalas rasa sakit hatiku dulu dengan perbuatan yang sama kepada mereka, karena itu sungguh perbuatan yang sangat hina. Biarlah hukum karma menjalani tugasnya sendiri.

Next?

1
Herma Wati
begitu cepatnya hasil DNA keluar?/Sob//Sob/
Sutiani Sutiani
kecewa
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!