NovelToon NovelToon
Gairah Ranjang Sersan Daychi

Gairah Ranjang Sersan Daychi

Status: tamat
Genre:Misteri / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: wilia

Jagan diambil hati . ini sekedar hiburan

..........

Kisah asmara yang kandas antara perempuan bunga malam dan seorang ketua klan mafia Ryoto yang penuh emosional dan ketegangan.


Bagaimana jika dua orang saling ingin membunuh terjebak pernikahan?


Begitulah yang dialami Whuang. seorang wanita penggoda yang dijuluki Bunga Malam karna ia terkenal dengan aura sexsi dan wajah sempurna dibekali tubuh yang woww. Ia terlibat permusuhan dengan pria yang menikahinya hingga keduanya tak pernah akur.


Namun. disaat cinta itu mulai tumbuh ditengah kikisan kebencian Daychi tak sengaja menyakiti hati Whuang yang merasa begitu tak pantas untuk bersanding bersama.


"B..Berbahagialah!"

Lirih wanita itu dengan darah yang terus keluar di hidung dan mulutnya. Ia tersenyum mengusap tetesan air mata yang baru pertama kali keluar membuatnya sangat senang menjemput maut.


"J..Jangan. aku..aku mohon."

........


Seperti biasa say.. tinggalin jejak dan likenya🤭

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panas bercampur kebencian!

Langkah Whuang terhenti tepat di dekat sofa ruang santai. Ia baru saja sampai dan Seung mengatakan kalau Lien sudah sedari siang disini bahkan menunggunya pulang dari perjalanan di Pasar gelap tadi.

Pria itu terlelap diatas sofa panjang yang dijadikan tempat istirahat. Terlihat sekali wajahnya sudah lelah hingga tak menyadari keberadaan Whuang yang memperhatikannya.

"Saya akan membangunkan Tuan. Nona!"

"Tidak usah." Whuang mencengkal tangan Seung yang ingin berjongkok.

"Biarkan istirahat. pasti dia lelah karna urusan Perusahaannya."

"Apa Nona butuh sesuatu?"

"Bawa selimut kesini!"

Seung mengangguk pamit pergi meninggalkan Whuang yang sudah berganti pakaian seksinya. Ia kembali dibaluti lapisan ketat dan mantel hangat itu.

"Ntah kenapa aku kasihan padamu." gumam Whuang menghela nafas. Lien sangat baik dan tulus tapi ia tak bisa membalas rasa itu karna kehidupannya-pun tak jelas harus dibawa kemana.

Whuang berjongkok melepas sepatu di kaki Lien dan hanya meninggalkan kaos karna disini memang agak dingin. Seung yang datang membawa selimut tebal-pun agak tersentak melihat Whuang berjongkok begitu.

"Non!"

"Berikan!"

Seung mendekat memberikan selimutnya lalu melangkah pergi membiarkan Whuang membalutkan benda lembut hangat itu ke tubuh Lien yang menggeliat dalam tidurnya.

"Emm.. Sayang!"

Whuang tersentak saat lengannya dicengkal hangat tangan Lien yang memeluknya penuh kerinduan.

"L..Lien!"

Lien yang tadi hanya samar membuka mata seketika melebarkan pelupuk netra melihat wajah cantik siapa yang tengah berada tepat di depan matanya.

"Whuang!!"

"A.. iya. Hay!" sapa Whuang kaku saat Lien langsung menariknya dalam pelukan erat itu sampai Whuang harus berpegangan ke ujung sofa.

"Kau ..kau kemana saja? aku sudah lama menunggumu."

"A..itu... aku ada pekerjaan." jawab Whuang agak tak nyaman seperti ini tapi Lien sangat merindukannya. Pria itu nyatanya begitu menggebu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Lien saat melihat memar di lengan Whuang.

"Iya. memangnya kenapa?" timpal Whuang duduk disamping Lien yang melihat lengannya.

"Ini pasti ulahnya. kan?"

"A... tidak. ini jatuh!" elak Whuang karna tak ingin melihat pertikaian lagi dan yang jelas Daychi akan marah lagi.

Lien mengeluarkan lengan Whuang dari lengan mantel hingga ia bisa memeriksanya jelas ini terkena hantaman benda keras dan tumpul.

"Jatuh dimana?"

"Di lantai. soalnya lantainya licin." jawab Whuang santai membiarkan Lien mengelusnya menciptakan rasa nyaman. Whuang hanya mengulum senyum menepuk bahu Lien yang begitu perhatian.

"Tak usah sampai begitu!"

"Kenapa? kau calon istriku. jadi aku harus menjagamu." tegas Lien membuat manik elang yang sedari tadi melihat dari ambang pintu sana mengepal. Wajahnya tampak mengeras dengan urat kemurkaan keluar di pipi mulusnya.

"Mimpimu sangat tinggi. Kawan." kelakar Whuang ingin menarik lengannya tapi Lien menggenggam tangannya.

"Tak apa. aku yakin kita bisa bersama! Kakak Day tak mencintaimu. jadi biarkan aku melakukannya."

"Lien! kalau mencapai sesuatu cobalah berfikir lebih dulu, siapa tahu kau salah." ucap Whuang memberikan keringanan. Daychi benar jika Lien terlalu berfikir pendek hingga apapun akan sama saja dimatanya.

"Tidak! aku yakin kita berjodoh."

Whuang hanya manggut-manggut mengerti membiarkan Lien memeluknya erat. Tak ada rasa cinta atau-pun kasih sayang tapi Whuang lebih pada menghargai kelembutan dan perhatian Lien padanya.

Tak bisa menahan lagi Sosok tinggi gagah itu ingin melesat masuk tapi bahunya di cengkal Zuan.

"Anda jangan membuat Tuan Lien semakin membenci anda."

Lama Daychi menatap itu hingga ia langsung melangkah pergi menuju Lift ke lantai kamarnya. Panas, jijik dan benci bercampur menjadi satu mengisi rongga dadanya.

Sementara Whuang. Ia sudah tak nyaman berpelukan seperti ini karna ia juga tak pernah di peluk laki-laki selain 1 orang.

"Amm.. ini sudah malam. aku mau ke kamar."

"Aku ikut!" sambar Lien tak mau berpisah.

"Lien. mengertilah! ini Kediaman siapa." tegas Whuang melepas pelukan dan berdiri dengan pandangan datarnya.

"Dia tak akan marah. lagi pula dia tak mencintaimu."

"Tapi aku harus menghargainya sebagai suamiku."

Jawaban Whuang membuat Lien tersentak begitu juga Zuan yang cukup terhenyak dengan wajah datarnya.

"K..Kau.."

"Istirahatlah. besok aku mau berkeliling denganmu." sambung Whuang menepuk pipi Lien lembut lalu melangkah pergi. Ia bersorak dalam hati karna bisa lepas dari Lien yang tak akan melepasnya semudah itu kalau bukan ia beri patuah.

"Cihh! Kakakmu saja tak menghargaiku, buat apa aku berlaku bijak begitu?!"

Batin Whuang pandai bermain muka membuat Zuan yang melihatnya dari balik pintu hanya menggeleng. Ia pikir tadi seorang Whuang si angkuh dan mata duitan itu memang sudah tobat tapi nyatanya hanya suara manis yang terdengar lembut.

"Dia memang Racun!" gumam Zuan semakin kagum akan kelihaian Whuang bermain peran. Ia melihat Lien yang tampak tertegun dan kemungkinan pria itu berfikir keras membuatnya menghela nafas masuk mendekat.

"Kak Zu!" sapa Lien berdiri tapi Zuan segera duduk disampingnya.

"Sudah lama?"

"Hm. dari siang!" jawab Lien memberi senyum nanar.

Zuan mengangguk datar bersandar ke sofa yang ia duduki menatap lurus kedepan.

"Kalian kemana saja? dari luar, ya?"

"Hm. menemani Kakakmu keluar."

"Kemana?" tanya Lien penasaran. Dunia Daychi memang tak bisa ia pahami.

"Tak ada. kau tahu sendiri bagaimana sibuknya Kakakmu, dia selalu punya kepentingan luar."

Lien terdiam sejenak. Lalu teringat soal Ayahnya yang akhir-akhir ini sering menyuruhnya bertanya soal aktifitas Kakak Day.

"Ayah sering menanyaiku setiap pulang dari Kediaman ini."

"Bertanya?" Zuan serius.

"Hm. dia selalu bertanya apa yang Kakakmu lakukan? bagaimana dia bekerja? kemana dia pergi? yahh, seperti itulah."

Zuan diam mencoba untuk tetap rileks. Ia tahu Tuan Khang pasti punya rencana untuk menyiksa kehidupan Sersannya lagi.

"Aku hanya bilang tak tahu karna memang Kakak tak pernah bicara soal pekerjaannya."

"Jangan beri tahu apapun. kau mengerti!"

"Memangnya kenapa?" tanya Lien menyeringit.

"Menjaga dua Kubu!"

Jawab Zuan menepuk bahu Lien lalu melangkah pergi. Lien menatap dengan rumit tapi segera memijat pelipisnya pusing memikirkan permusuhan lama Ayah dan Kakak Day.

"Cih. kenapa mereka sangat pandai menyusun rencana? aku saja yang sudah lama mengincar Tuan Muda Bilions itu hanya kritis yang ku dapat."

Umpat Lien tak mengerti jalan pikiran para Mafia. Semuanya seakan penuh tipu dan kelicikan.

........

Whuang telah berdiri didepan pintu kamarnya menggendong Kay yang tadi ia ambil dari Seung sebelum keatas. Whuang terlihat sangat bahagia memeluk si gembul itu lagi.

"Kau merindukanku? hm!"

Kay menjilat lengan Whuang dan menggesekan bulu abunya jinak penuh kasih membuat Whuang semakin menciuminya gemas. Kay sangat wangi dan terurus karna ia memang bukan kucing sembarangan.

"Baiklah. kau pasti sudah kenyang! makanya perutku gembull!" bisik Whuang lalu mendorong gagang pintu untuk masuk.

Namun, Whuang menyeringit saat aroma alkohol ini menyengat hidungnya dan suasana kamar juga remang tak ada lampu selain lampu tidur yang menyala.

"Siapa yang minum?"

Gumam Whuang melangkah mendekati ranjang yang masih rapi tapi ada jaket seseorang didekat sofa sana membuat Whuang heran mengambil benda itu.

"Ini..."

Prankkk...

Whuang terkejut saat lemparan botol kaca itu hampir mengenainya yang menghindar membuat Kay meloncat membentuk pola penjagaan.

......

Vote and Like Sayang..

1
ksoo
kak plis bikin season 2 daychi dan whuang dan kisah anak mereka
ksoo
nangis bombay guaaa kasihan bnagat jadi hwuang
Eneng Haerani
Luar biasa
s
memperjelas
s
kea anak remaja baru pacaran
s
sisakan satu seperti ichi
s
cerita dokter Andra yg mana ya?
s
bahwa
s
kerja bagus /Facepalm/
s
lucunya, masih mending fang daripada gamaru kurang ajar /Panic/
s
wah ponakanku launching /Angry//Determined/
s
cemburu lagi /Facepalm/
s
beneran udah hamil nieh
s
👍🏻👍🏻
s
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
s
sendirinya juga SPJ = singkat padat jelas
s
buset udh 15× ?
s
gengsi di gedein, cemburu bilang dong
s
mampus di cuekin /Grin/
s
pantesan sangat membenci tuan besar
s: ayah kandungnya sendiri aja ga berperikemanusiaan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!