•Sinopsis
Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?
Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.
Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.
Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?
Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Dia Om gue."
Akhirnya hanya kata itu yang terlintas di otak kecilnya. Ia belum siap untuk mengatakan hal yang sebenernya pada Flora.
"Gue baru tau kalo lo punya om yang keren kayak gitu. Boleh lah lo kenalin gue sama Om lo yang itu" ucap Flora.
"Kalo bisa sih boleh aja sih, tapi sayangnya gak bisa kayaknya. Soalnya Om gue yang satu ini anti banget sama yang namanya perempuan."
'Karena dia udah nikah dan gue sendiri istrinya. Masa iya gue ngenalin lo sama suami gue buat lo deketin.. kan gak lucu' lanjut Viona dalam hati.
"Yah.. padahal kayaknya om lo itu termasuk ke dalam kategori cowok idaman menurut versi gue deh." Ucap Flora dengan lesu.
Tanpa merespon ucapan Flora, Viona langsung saja masuk ke dalam kelas yang ternyata sudah lumayan ramai, mengingat sebentar lagi guru yang mengajar akan segera datang dan memulai pelajaran nya.
\=°°°•°°°\=
Hari demi hari telah terlewati, kini Michael dan Viona sudah membiasakan diri.
Tak terasa, usia pernikahan mereka kini sudah menginjak tiga bulan. Tak banyak hal istimewa yang terjadi selama mereka bersama.
Hubungan mereka stuck di jalan yang sama. Setiap hari mereka hanya melakukan sarapan bersama, Michael yang mengantarkan Viona ke sekolah dan setelah itu mereka tidak bertemu kembali hingga malam menjelang, itupun jika Michael tidak di sibukkan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk.
Bahkan mereka hanya sesekali bertegur sapa, karena mengingat kesibukan Michael di kantor miliknya.
Bahkan dalam waktu sebulan ini, mereka hanya bertemu saat waktu sarapan. Itupun jika Michael tidak keburu berangkat ke kantor nya.
Kini Viona tengah menyiapkan makan malamnya. Ia sengaja hanya membuat satu porsi nasi goreng, karena ia yakin bahwa Michael tidak akan pulang dalam waktu dekat ini.
Viona segera duduk di meja makan dan bersiap untuk melahap nasi goreng miliknya.
Namun tiba-tiba saja ia di kejutkan dengan sebuah tas kerja yang di letakan dengan sedikit kasar di sebelahnya.
Ia mendongak dan mendapati Michael yang berdiri di sampingnya sambil melonggarkan dasi yang sedari tadi terasa mencekiknya.
"Tumben Om pulang jam segini?" Tanya Viona heran.
Michael segera duduk di samping Viona dan menenggak minuman yang ada di hadapan Viona.
"Pekerjaan saya sudah selesai" jawabnya.
"Ouh.." Viona segera melanjutkan suapannya yang sempat tertunda.
Michael hanya diam memperhatikan Viona yang tengah makan tanpa menawarinya.
"Saya juga belum makan loh" ujarnya.
Viona terdiam. "Gimana dong Om, gue cuma masak ini aja. Om sih.. giliran gue masak banyak, Om pulangnya suka telat, makanya gue hari ini cuman masak nasgor."
"Pesen aja ya.. males soalnya kalo harus masak lagi" lanjut nya.
"Itu aja" jawab Michael.
Viona mengernyit dan memandangi piring nya yang tinggal setengah.
"Ini bekas gue.. lagian tinggal sedikit, om gak bakalan kenyang" ujar Viona.
Tanpa berbicara lagi, Michael segera menarik piring milik Viona dan langsung melahap nasi goreng tersebut menggunakan sendok bekas Viona tanpa merasa jijik.
Viona menganga. Ia tak menyangka Michael seberani itu. Namun ia memilih abai, akhirnya ia hanya menemani Michael yang menghabiskan makanan sisanya.
"Mulai besok saya makan malam di rumah, jadi kamu masak nya jangan untuk satu orang saja" beritahu Michael saat ia telah menyelesaikan acara makannya.
"Emangnya udah gak sibuk ya Om?" Tanya Viona.
"Hmm.. lumayan" jawab Michael.
Viona hanya mengangguk dan beranjak berdiri untuk membereskan meja makan.
Begitupun dengan Michael yang juga ikut berdiri dan segera pergi menuju kamar miliknya. Ia ingin segera membersihkan dirinya dan bersantai setelah beberapa minggu ini di sibukkan dengan pekerjaan.
***
Matahari telah menampakkan sinarnya. Michael yang sudah siap dengan stelan kantornya segera turun menghampiri Viona yang tengah menyiapkan sarapan dengan seragam yang sudah menempel sempurna di tubuhnya.
Jika biasanya Michael akan langsung makan dengan cepat dan segera mengajak Viona untuk berangkat, kali ini ia lebih santai. Bahkan ia masih sempat membuka ponselnya sambil menunggu Viona duduk di meja makan bersamanya.
"Bahan makanan udah hampir abis, tapi aku gak bisa belanja hari ini. Ada tugas kelompok yang harus di kerjakan di perpustakaan, jadi pulangnya bakalan agak ngaret" beritahu Viona.
Ya, Viona sudah mengubah panggilannya sendiri dari yang asalnya gue menjadi aku, entah sejak kapan panggilan itu berganti, author pun tak tau.
"Nanti saya suruh bibi buat belanja" ujar Michael sambil meletakkan ponselnya, bersiap untuk makan.
Keduanya makan dengan tenang tanpa ada obrolan sedikitpun.
"Nanti pulang kira-kira jam berapa? Biar saya jemput" ujar Michael saat keduanya berjalan keluar menuju mobil.
"Sekitar jam empat sore. Gak usah di jemput om, aku bisa nebeng sama temen" jawab Viona.
"Hmm" Michael hanya menjawab dengan deheman.
Setelah memastikan Viona memakai sabuk pengamannya, Michael segera melajukan mobil miliknya ke arah sekolah Viona guna mengantar istri kecilnya ini.
Sesampainya mereka di depan gerbang sekolah Viona, Michael segera menghentikan mobilnya. Viona segera membuka sabuk pengamannya dan menyodorkan tangannya ke arah Michael.
Seperti biasa, Michael menerima uluran tangan itu dan Viona segera mencium tangan Michael.
Viona segera turun dari mobil dan berjalan memasuki gerbang sekolahnya.
Setelah memastikan Viona menghilang dari pandangannya, Michael segera bergegas melajukan mobilnya meninggalkan sekolah Viona.
"Viona.. tar jadi kam kerja kelompoknya?" Flora yang ternyata sudah menunggunya di dekat gerbang segera menghampiri Viona dan bertanya padanya saat melihat Viona berjalan melewatinya.
"Eh.. ia jadi kok, kasih tau yang lain, kerja kelompok nya di perpustakaan sambil nyari buku yang pas sama tugasnya. Jadinya gak ribet harus minjem ke penjaganya" jawab Viona sambil terus berjalan.
"Oh, ok.." ujar Flora.
Keduanya berjalan beriringan menuju kelas dengan Flora yang terus bercerita dan Viona yang menanggapinya dengan seadanya.
***
Michael keluar dari mobilnya saat ia tiba di depan pintu masuk kantor nya. Ia menyerahkan kunci mobilnya pada seorang keamanan yang telah menyambutnya.
Dengan penuh wibawa dan wajah tanpa ekspresi yang di miliknya, Michael berjalan lurus tanpa menghiraukan pegawai yang membungkukkan badannya saat berpapasan dengan dirinya sebagai penghormatan.
Leon yang sudah menyambutnya di depan lift khusus petinggi perusahaan segera membungkukan sedikit badannya.
Tanpa peduli, Michael segera masuk ke dalam lift yang di ikuti oleh Leon. Leon segera menekan angka paling atas dimana ruangan Michael berada.
"Bacakan jadwal pertemuan hari ini" ucap Michael dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari dinding lift.
Leon yang mendengar perintah tersebut segera membuka tablet yang sedari tadi di pegangnya.
"Hari ini hanya ada tiga pertemuan Tuan, yang pertama pertemuan dengan pemimpin perusahan Aditama untuk membahas kerja sama.. akan di lakukan sekitar dua jam dari sekarang. Sekitar pukul satu siang pertemuan dengan Tuan Domani untuk membahas penghasilan bisnis yang berada di kota Semarang. Dan sekitar pukul empat sore pertemuan dengan Tuan Nathan untuk membahas perusahan milik ayahnya. Juga ada beberapa rapat dengan para petinggi perusahaan untuk membahas kenaikan saham dan lainnya yang akan di lakukan sekitar pukul sepuluh, tiga sore dan lima sore."
Leon menjelaskannya dengan rinci. Babarengan dengan selesainya Leon berbicara, lift berhenti menandakan mereka sudah sampai pada lantai yang mereka tuju.
Michael segera keluar dari lift di ikuti oleh Leon.
"Suruh Nathan untuk datang ke kantor setelah pertemuan dengan Tuan Domani slesai. Dan pindahkan jadwal rapat yang akan di mulai pada pukul empat menjadi sekarang. Kosongkan jadwal setelah pukul empat" titah Michael.
Walaupun merasa bingung, tak urung Leon segera menganggukkan kepalanya menerima perintah dari atasan nya ini.
Michael segera masuk ke ruang kerjanya, begitupun Leon yang segera masuk ke ruangan di sebelah riang milik Michael. Ia harus segera mengubah jadwal rapat hari ini dan menghubungi sepupu Tuannya untuk menyuruhnya datang ke sini sesuai perintah Michael.
***
"Aduh pusing banget pala gue" gumam Viona sambil membereskan buku yang berserakan di meja perpustakaan.
Yap, Viona, Flora dan tiga murid lainnya baru saja menyelesaikan tugas kelompok.
"Kita nongkrong dulu yuk Vi, lumayan masih ada waktu lima belas menit sebelum jam empat" ajak Flora.
"Eh Viona, Flora kita duluan yah" pamit salah satu teman sekelompok nya mewakili.
"Iya.. duluan aja, kita mau nyimpen dulu buku ini ke tempatnya lagi" jawab Flora.
Tiga orang tadi akhir nya berjalan meninggalkan mereka berdua di dalam perpustakaan.
"Gimana?" Tanay Flora memastikan ajakannya tadi.
"Gak bisa kayaknya, gue lagi dapet. Baru dua hari, belum ganti soalnya" jawab Viona.
"Ouh ya udah gak papa. Lain kali aja, kalo gitu gue duluan ya, takut nya udah ada yang nungguin di depan" pamit Flora.
Viona mengernyit. Setaunya Flora belum memiliki pacar, boro-boro pacar, cowok yang lagi deket saka dia aja gak ada.
"Siapa?" Tanya nya penasaran.
"Sopir keluarga gue lah.. hhaa" ucapnya sambil berlalu meninggalkan Viona yang masih bengong di depan pintu perpus.
"Dasar anak dajjal" umpatnya kesal.
Viona berjalan melewati koridor yang sudah sangat sepi, mengingat bel pulang sudah berlalu beberapa jam yang lalu.
Untuk menghilangkan kesunyian, Viona mengeluarkan ponselnya dan memainkannya sambil berjalan.
Pokus pada ponsel hingga tak sadar bahwa di depan nya ada sesosok tubuh yang menjulang menghalanginya.
Bruk..
"Eh.. sorry gue gak sengaja" ujar Viona saat ia menabrak tubuh tegap tersebut.
"Santai aja.." jawab pemilik tubuh yang ia tabrak.
"Eh, lo masih inget gue kan?" Tanya nya.
"Em.. Rifki kan ya" jawab Viona.
Rifki tersenyum saat mendengar jawaban Viona. Ternyata Viona mengingatnya.
"Iya. Ngomong-ngomong.. lo baru pulang? Kok sendiri? Temen lo kemana?" Tanya Rifki.
"Gue abis kerja kelompok. Yang lain udah pada duluan" jawab Viona.
"Lo pulang sendiri?"
Viona mengangguk sebagai jawaban.
Rifki yang melihat hal tersebut tersenyum semakin lebar. Tak sia-sia ia pulang terlambat hari ini.
"Mau pulang bareng gak?" Tawar nya.
'Wah.. kebetulan banget nih, kan gue tadi udah ngomong ya sama Om Mic buat jangan di jemput. Jadi bisa kali lah yah nebeng sama ni cowok.'
"Boleh deh"
"Yaudah yuk"
Viona mengangguk mengiyakan. Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju parkiran.
"Gue bawa motor, gak papa kan?" Ujar Rifki sembari menyodorkan satu helm pada Viona.
"Gak papa kok, biasanya juga gue bawa motor" jawab Viona.
"Ya kan sekarang udah lama lo gak bawa motor, takutnya lo ada trauma atau apa gitu sama motor" ucap Rifki sembari naik ke atas motornya dan memakai helm miliknya.
Setelah Rifki menghidupkan motor besar miliknya, Viona segera naik dengan berpegangan pada bahu Rifki.
Setelah Viona duduk dengan sempurna, Rifki segera melajukan motornya keluar dari parkiran menuju gerbang.
"Ntar berenti dulu di supermarket ya, ada batang yang harus gue beli" beritahu Rifki.
"Iya" jawab Viona.
Motor besar Milik Rifki melaju meninggalkan gerbang sekolah yang me julang tinggi.
Mereka berdua tak sadar bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang mengikuti pergerakan keduanya.
Bahkan tangan nya menggenggam setir mobil dengan erat saat melihat mereka berdua pulang bersama.
Ia kira ia akan di sambut dengan sebuah senyuman, namun ternyata ia malah di sambut oleh pemandangan yang memuakkan.
Dengan emosi yang mulai tak stabil, ia menginjak pedal gas dengan kencang. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
_________
Perhatian ya guys, muali sekarang author update nya sehati cuman sekali ya..
Kemaren tuh aku maraton update karena mau ngajuin kontrak, jadi mulai sekarang aku up nya sehari maksimal dua kali.
Gak bosen aku ngingetin ke kalian ya para pembaca, jangan lupa tinggalin jejak!
Sekian dan terimakasih hhii :))