Antara Cinta Dan Dendam

Satu bulan berlalu sudah lebih dari satu minggu Freya mengambil alih perusahaan milik Meira yang sebelumnya di kelola oleh Alex, Alex menatap Freya yang sedang sarapan ia tersenyum tipis wajah Freya dengan Meira begitu mirip.

Kekayaan Alex dan Meira terbilang sama namun tetap saja aset milik Alex yang paling banyak, dan nama Freya lah ahli waris yang di tulis Alex dalam surat wasiat nya.

"Daddy tidak peduli jika kamu benci kepada daddy nak, apapun yang terjadi kamu lah satu-satunya ahli waris yang daddy miliki. Maaf karena daddy sudah mengecewakan kamu daddy sudah memberikan luka paling dalam di hati kamu maafkan daddy." Batin Alex.

"Mas kamu kenapa kok melamun?" Tanya Ellena, perkataan itu membuat Freya dan Meisya menoleh menatap Alex.

"Tidak apa-apa honey." Balas Alex, Freya merasa muak mendengar sebutan yang biasanya disebutkan kepada sang mami kini malah di sebutkan kepada wanita lain.

"Freya jalan duluan." Ucap Freya.

"Frey aku bareng kamu." Ucap Meisya.

"Aku mau pergi sama Grace kak, kamu bawa mobil sendiri saja." Ucap Freya, Meisya pun mengangguk dan bangun dari duduk nya.

"Hmmmm, oke." Ucap Meisya.

Freya melajukan mobilnya dan di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja mobilnya berhenti, Freya sendiri merasa bingung ada apa dengan mobil miliknya.

"Kenapa nih kok tiba-tiba mati gini." Gumam nya, wanita cantik itu keluar dari mobilnya dan menghela nafas saat melihat asap yang keluar dari mobil milik nya.

"Freya bodoh banget kenapa bisa lupa si, kalau sudah seperti ini mau gimana coba." Gerutu nya, ia bahkan merutuki dirinya sendiri.

"Gimana nih mau minta jemput siapa, gak mungkin kan kalau aku minta jemput daddy males banget." Ujar nya lagi.

Dan sangat kebetulan sekali saat itu ada mobil lain yang melewati jalan yang sama, mobil itu terlihat berhenti hal itu membuat Freya sedikit kebingungan dan turun lah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

"Mobil nya kenapa nak?" Tanya nya.

"Ah, tidak tahu tante tiba-tiba saja mati." Jawab Freya.

"Ohhh, sepertinya kamu sedang buru-buru." Ucap wanita itu.

"Emmm, iya saya harus pergi ke kantor." Jawab nya dengan canggung.

"Begini saja bagaimana jika kamu ikut bersama dengan tante biar nanti mobil kamu di urus oleh supir tante." Ucap nya lagi.

"Eh gak perlu tante aku tidak ingin merepotkan tante." Ucap Freya.

"Siapa yang repot, tante tidak merasa direpotkan sedikitpun sama kamu." Ucap nya, Freya terlihat sedikit berpikir sampai ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.

*Panggilan Telepon.*

Grace: Hallo Frey dimana si ini yang tadinya lo mau jemput gue, sampai gue jalan sendiri dan lo belum muncul juga di kantor lo dimana woyy?

Freya: Grace mobil gue mogok.

Grace: What? Demi apa lo gak bohong kan, tapi kok bisa.

Freya: Ya mana gue tahu lah, gue lupa service kayak nya.

Grace: Gak gak, gak mungkin kalau lo lupa service sementara di rumah lo banyak yang kerja Frey.

Freya: Ya iya juga si bener.

Grace: Yasudah kita omongin itu nanti di kantor, yang penting sekarang lo sampai ke kantor dulu.

Freya pun mematikan panggilan telepon nya dan menatap wanita paruh baya yang sejak tadi berdiri di hadapan nya, dengan ragu-ragu Freya menatap wanita itu.

"Maaf tante tawaran nya masih berlaku gak ya?" Ucap Freya, wanita itu tersenyum manis dan menganggukkan kepala nya.

"Tentu saja ayok tante akan antar kamu ke tempat tujuan kamu."Ujar nya dengan tulus.

"Makasih banyak sebelumnya." Ucap Freya sopan, wanita itu mengangguk dan mengajak Freya untuk masuk kedalam mobil nya.