Noora Agatha William adalah seorang wanita karir dan cantik yang berprofesi sebagai model papan atas, bahkan Noora juga mempunyai suami yang tampan dan juga mapan. Bahkan rumah tangga Noora begitu terlihat sangat bahagia dan harmonis, namun seketika pernikahan yang selama ia bina bersama sang suami tidak menyangka akan di rusak oleh orang ke tiga.
Akan kah pernikahan Noora dan Adam masih bisa di pertahankan, atau malah mereka berdua milih berpisah untuk kebahagian mereka masing-masing.
Kita simak terus yuk perjalanan rumah tangga Noora dan Adam, kalau kalian suka dengan Novel ini jangan lupa tinggalkan jejak. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duel Adam dan Devan
Adam benar-benar rindu sosok Noora yang dulu. Yang selalu tersenyum kepadanya, mengomel panjang kali lebar saat Adam melakukan kesalahan, memberikan sentuhan hangat saat Adam gelisah, memberikan masukan saat Adam salah jalan. Adam sangat butuh Noora, wanita yang begitu sabar menerima sikap kekanak-kanakan dan egoisnya.
"Apa sampai segitunya kamu membenciku Ra?." Adam yang terus menatap wanita di depannya.
"Aku mohon keluarlah dari ruanganku." Noora yang sudah tidak lagi mengunakan nada tinggi melainkan nada sangat halus.
Saat Noora masih sibuk berdebat dengan Adam, tidak sadar ponsel Noora terus menyala di atas meja. Di layar ponsel tertera jelas nama Devan dengan emotikon lambang hati berwarna merah, namun karena Noora menselent nada dering Hp, Noora pun tidak mendengar jika ponsel berdering, bahkan ia tidak sama sekali menatap ke arah meja. Noora terus fokus dengan kedatangan Adam ke ruangannya tanpa di perintah.
Devan terus menelfon kekasihnya, karena waktu sudah menunjukan pukul 16:00 WIB. Jam pulang kerja pun sudah tiba. Dan tertera di layar ponsel milik Noora ada 8 panggilan tak terjawab dari Devan.
"Aku sangat merindukan mu Ra? aku ingin kamu kembali bersamaku lagi." Adam yang sudah memeluk tubuh Noora begitu saja.
"Lepaskan! lepaskan aku Dam, apa kamu gila, kita sudah bercerai!." Noora yang terus memberontak untuk lepas dari pelukan Adam.
"Tidak.. biarkan aku memelukmu Ra." Adam terus memeluk tubuh sintal Noora, sambil menghirup aroma Musk di badan Noora. Parfum khas yang di kenakan Noora sesuai dengan kepribadiannya yang kuat dan sangat mandiri.
"Lepaskan! lepaskan aku!." Noora yang terus saja memberontak namun semakin Noora memberontak, pelukan Adam semakin kuat dan erat.
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kamu memaafkanku, dan mau kembali denganku." ucap Adam.
"Jangan berharap aku akan kembali denganmu! l'am getting married son, aku akan memulai hidup baru bersama Devan!." Noora terus berusaha lepas dari pelukan Adam.
"No! kamu hanya milikku saja, dan hanya aku yang boleh memilikimu!." sahut Adam dengan nada tinggi.
Saat Adam masih memeluk Noora dengan erat, tiba-tiba pintu ruang Direktur pun terbuka sangat kencang, hingga pintu ruangan pun menatap pada dinding dan kembali menutup begitu saja karena dorongan yang cukup kencang dari luar.
Dengan raut wajah yang bringas, tatapan tajam setajam elang, kaki melangkah dengan cepat, Devan secepat kilat menarik tubuh Adam agar menjauh dari Noora.
"Berani-beraninya kamu memeluk calon istriku!." Devan yang sudah menarik Adam begitu saja, lalu melemparkannya di ujung ruangan, sampai menatap pada tembok.
Adam yang melihat kehadiran Devan bukannya takut malah tertawa. "Wah.. ternyata pacar mantan istriku ini di lihat dari dekat tampan juga, pantas saja Noora mau denganmu, selain kaya kamu juga tampan brader." ucap Adam dengan sedikit melemparkan senyum sinis.
"Apa yang kau lakukan dengan Noora, berani-beraninya kau menyentuh tubuhnya!." Devan yang menatap dengan kebencian.
"Hahaha." Adam yang semakin tertawa lepas."Apa kau lupa dia itu mantan istriku, yang lebih dulu menjamah dan merasakan tubuhnya adalah aku, dan yang pantas memiliki tubuhnya hanyalah aku."
"Kau benar-benar laki-laki brengsek, berani-beraninya kamu berbicara seperti itu di depanku!."
"Bruak.. Bruakk.." Dua kali pukulan mengarah ke wajah Adam.
Noora yang melihat Devan sudah memukuli Adam pun segera melerainya, apa lagi mereka bertengkar di kantor, di dalam ruang Direktur.
"Sudah Van.. sudah.. hentikan!." Noora yang terus meraih tubuh Devan agar menjauh dari Adam.
"Lepaskan Ra, laki-laki seperti dia itu harus di beri pelajaran!." Devan yang mencoba lepas dari tangan Noora.
"Aku bilang sudah cukup, ini di kantor, aku tidak mau para karyawanku mendengar kalian bertengkar!." sahut Noora lagi.
Devan yang mendengar ucapan Noora pun seketika menurut, dan menjauh dari Adam.
"Kau lihat tuan Devan terhormat, kekasimu alias mantan istriku ini masih melindungiku, agar tidak terkena tangan kotormu itu." ucap Adam dengan senyum mengejek, dan satu tangan mengusap ujung bibir yang sedikit terluka karena pukulan Devan.
"Apa kau mabuk? sampai meracau hal yang sudah tidak pasti akan menjadi miliki mu lagi." Devan yang tidak kalah mengejek.
"Tutup mulutmu! Noora adalah milikku, dia bukan milik siapa-siapa apa lagi kamu!."
"Itu dulu, itu 7 bulan yang lalu, dan dua bulan lagi dia akan menjadi milikku." ucap Devan dengan percaya diri.
Noora yang mendengar mantan suami dan kekasihnya beradu mulut pun menjadi bingung. Noora bisa melihat dari sepasang dua mata saling menatap penuh kebencian.
"Sampai kapan pun dia tidak akan pernah menjadi milikmu! dia akan tetap menjadi milikku!."
"Apa kau tidak malu dengan dirimu sendiri, seorang laki-laki tidak mampu membina istrinya dengan baik, istri sedang mencari uang di luar kota, malah kau enak-enak menunggangi adiknya. Giliran di tinggal pergi, ngemis minta balik, emang dia pikir sampah se enaknya lo buang lalu kau pungut lagi dan di daur ulang?." Devan yang terus mencerotos mengucapkan kebusukan Adam.
"Kau tau apa soal rumah tanggaku, kau tidak tau apa-apa brengsek!."
Lama-lama Noora muak dan kupingnya pun terasa panas mendengar Adam dan Devan terus beradu mulut.
"Stop! sudah stop! hentikan! sudah tidak ada yang boleh bicara lagi!." teriak Noora seketika membuat Adam dan Devan terdiam.
"Kau." Noora yang menunjuk ke arah Adam."Silahkan keluar sekarang dari ruanganku, aku memintamu dengan baik-baik, jadi tolong keluarlah, tinggalkan kita berdua."
"Berani sekali kamu sekarang menunjuk-nunjukku Ra." Adam yang berjalan mendekat ke arah Noora, namun Noora seketika langsung di tarik oleh Devan dan berdiri di belakang tubuh Devan.
"Keluarlah! atau ku patahkan lehermu di sini!." ucap Devan.
Adam yang mendengar ucapan Devan, hanya tersenyum kencur, lalu membuka pintu, dan menutupnya secara kasar, hingga membuat Noora terkejut.