Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Sedangkan Vina di antar oleh Mahendra kerumah sakit, dia melaju dengan kecepatan tinggi membuat Vina merasa takut.
"Pelan - pelan Hen, gue belum mau mati secepat ini, gue belum punya anak." ucap Vina.
"Gue juga belum mau mati Vin, gue belum nikah. Maaf Khilaf jalanan sepi enak untuk ngebut." jawab Hendra.
Dia memperlambat laju nya saat adik nya protes karena takut dengan cara dia membawa mobil di tengah malam. Tak lama dari kejauhan dia melihat ada orang di tarik paksa langsung menghentikan laju mobil nya.
"Hendra itu Anita adik kak Adit." Tunjuk Vina saat melihat wajah Nita dari jauh.
Hendra menarik nafas saat melihat Anita dan menatap Vina dia menghentikan mobil nya dan keluar untuk membantu Nita dari orang jahat.
"Woi...! lepasin dia berani sama cewek." ucap Mahendra.
Mereka yang merasa terganggu dengan kedatangan Mahendra langsung menyerang Mahendra dengan sejam nya, sedang kan Nita menjauh saat dua orang itu melepaskan dirinya dan menyerang Mahendra.
Vina yang melihat Nita bersembunyi ingin turun dari mobil, tapi Mahendra mengunci pintu mobil tersebut demi keselamatan adik nya. Mereka terus berusaha menyerang Mahendra karena tak terima kesenangan nya di ganggu, hingga melukai lengan Hendra. setelah itu mereka pergi begitu saja dengan membawa ponsel dan tas Nita.
Nita keluar saat melihat situasi aman dan mendekat kearah Mahendra untuk mengucapkan terima kasih karena sudah menolongnya.
"Makasih sudah membantu saya, i- itu tangan kamu terluka saya obati." ucap Nita dengan sedikit canggung.
"Gak perlu. Kenapa kita harus ketemu lagi." ucap Mahendra dingin.
Nita terdiam saat mendengar ucapan Mahendra. Dia tau Mahendra pasti sangat membenci nya.
Vina keluar saat pintu mobil sudah bisa di buka dan langsung menghampiri Nita dan Mahendra.
"Nita, Hendra kalian gak papa kan?" tanya Vina saat dia bisa keluar dari mobil.
"Mbak Vina. Nita gak papa mbak." jawab Nita.
"Syukurlah kalau kamu gak papa." jawab Vina.
Vina yang melihat Mahendra terluka menjadi cemas. Sedangkan Nita menatap Mahendra dengan tatapan rasa bersalah. Tapi Mahendra tak ingin melihat Anita.
"Abang terluka?" tanya Vina.
"Gak papa, hanya luka biasa, luka ini tak seberapa dibanding luka yang pernah abang dapat kan. Ayo pergi." Ajak Mahendra dengan cara merangkul pundak Vina dan mengabaikan keberadaan Anita.
Vina yang di rangkul merasa heran saat melihat sikap cuek Mahendra.
"Tapi Nita sendirian, Hen." ucap Vina yang di rangkul oleh Mahendra.
"Masuk lah." perintah Mahendra.
Vina masuk ke dalam mobil, sedangkan Mahendra masuk begitu saja kedalam mobil tanpa melihat lagi Nita yang terus menatap nya dengan tatapan rasa bersalah.
"Maafin saya Hen. saya tau kamu kecewa dan benci sama saya." batin Nita.
Mahendra melajukan mobil setelah memastikan keadaan aman dan Nita melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kerumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit Nita mempersiapkan semua nya bersama Vina, setelah Vina mengobati luka di lengan Mahendra, Mahendra pulang setelah memastikan Vina berada di rumah sakit dengan aman.
Tak lama ambulan yang membawa Adit sampai. Kemal keluar di bantu dengan beberapa perawat. Vina dan Nita yang ada di ruangan mendapat kabar jika dokter Kemal sudah tiba bersama dengan dokter Adit keluar.
Vina tersenyum saat mendengar nama suami nya dia berlari kecil bersama dengan Nita, saat brankar yang membawa Adit tepat di hadapan nya Vina terdiam jantung nya seakan berhenti saat melihat kondisi suaminya.
"Kak Adit." ucap Vina pelan dengan mata yang menahan air mata.
Vina terpaku saat melihat apa yang terjadi dengan suaminya. Hingga Nita menyentuh pundak nya menyadarkan Vina yang tak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Apa yang terjadi?" tanya Vina dia berusaha kuat agar pikiran nya tetap tenang dan bisa berkonsentrasi.
"Dia tertimpa reruntuhan saat melindungi anak kecil." ucap Kemal.
"Ayo Nit bawa kak Adit keruangan yang sudah kita siap kan." ucap Vina.
Perasaan nya hancur saat melihat apa yang terjadi dengan suaminya. Di dalam ruangan Nita dan Vina serta Kemal memberi pertolongan untuk Adit. Setelah selesai Vina terdiam duduk di dekat suami dengan menangis mengeluarkan rasa sesak yang dia tahan sejak pertama kali melihat kedatangan suaminya.
"Kak kenapa jari seperti ini! Jangan tinggalin Vina kak. apa jadinya Vina tanpa kak. Vina mohon buka mata kakak." ucap Vina.
Dia menangis dengan menggenggam jari tangan suaminya, Saat melihat keadaan Adit yang kritis. Suara adzan subuh berkumandang seperti biasa dia mengambil mukena milik nya di ruangan suaminya dan melakukan sholat subuh seperti biasa. Selesai sholat Vina berdoa untuk kesembuhan suaminya.
"Ya Allah jadi ini jawaban mu atas kegelisahan hati saya. Saya mohon sembuh kan suami saya ya Allah. Kenapa kau kasih kami cobaan terus. Saya mohon buat kak Adit membuka mata. Jika perlu saya rela. menggantikan nya nyawa nya ambil saja saya terlebih dahulu jangan suami saya, karena saya tak bisa hidup tanpa dia Tuhan." Vina menangis sejadi - jadi nya dia tak tau harus berbuat apa jika suami nya pergi meninggalkan nya. Vina hanya bisa menangis dalam sujud nya.
eeeeeh datang Rian menghancurkan semua nya.
ternyata dia sangat menyayangi Adit ya sampai menangis liat Adit terbaring tak berdaya,,,
Doa seorang istri itu emang mujarab ya,,, Alhamdulillah akhirnya Adit sadar,,pasti saat bangun nanti Vina bahagia bgt liat Adit udah sadar/Smile//Smile/
lekas sembuh, semua orang mengkhawatirkan mu