Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 9
Bau harum masakan memenuhi sebuah ruangan, Demitri yang sudah bersiap tengah berjalan tenang menuruni anak tangga, senyuman tipis di perlihatkan.
Suasana hatinya sedikit lebih baik setelah sebelumnya berada di balkon pagi hari dan melakukan aktifitas olahraga ringan sambil menikmati pemandangan menyejukkan di taman belakang.
Seperti dugaannya, sang Opa selalu menyediakan makanan kesukaan saat dirinya berada di rumah utama, dan rasa hangat menyelimuti hatinya saat menatap semua masakan yang di sukai oleh seorang Demitri.
Dari arah belakang rupanya langkah seseorang sudah menyusulnya, "Nanti kesini lagi?" tanya Opa yang kini sudah berada tak jauh dari cucunya.
"Em, lihat nanti Opa, jam kerjaku terkadang sangat menyita waktu" jawab Demitri sambil menunggu sang Opa berjalan menyusul nya.
"Opa tau, jaga kesehatan mu" ada rasa khawatir Darmawan akan keadaan cucunya yang memang gila kerja.
Demitri Mengangguk pelan, keduanya kini sudah ada di meja makan, ada senyuman hangat terbit dari seorang Darmawan, lalu memimpin doa sebelum makan pagi bersama dengan cucunya.
Tak ada perbincangan, serius menikmati menu lezat sarapan yang sudah menggoda isi otak Demitri, begitu juga dengan Darmawan, begitulah mereka berdua begitu menghargai waktu makan sebagai bentuk rasa syukurnya pada sang Pencipta yang sudah memberikan Rizki nya.
Selesai, Di jam enam pagi, Saat Demitri bersiap berada di pintu utama untuk keluar, rupanya kedua asistennya itu sudah menunggunya.
"Selamat pagi Tuan!" sapa Radit sambil membukakan pintu mobil mewahnya.
"Pagi, kalian sudah siap?"
"Sudah tuan, baju ganti dan koper berisi berkas yang anda minta tadi malam sudah ada di mobil, kita langsung ke perusahaan apa ke tempat pertemuan dengan kolega yang pertama Tuan?" kali ini Romi yang bertanya untuk memastikan arah tujuan.
"Ke perusahaan" jawaban singkat dari pertanyaan yang cukup panjang.
Mobil meninggalkan area rumah Darmawan, bergabung dengan pengendara lain di jalanan yang mulai ramai.
Demitri perlahan menyandarkan punggungnya, mengambil ponsel yang ada di sakunya, dan melihat email masuk dari sekretaris mulai tadi malam.
"Padat juga jadwalku hari ini" gumamnya pelan saat mendapati agenda dari orang baru yang akan bekerja setiap hari dengannya, siapa lagi kalau bukan Rosa.
Dari semua catatan yang di dapat, ada rasa yang cukup membuat Demitri tersenyum tipis sekali dan tidak terlihat, Agenda yang dikaitkan begitu lengkap, jam kegiatan dan alamat tempat yang akan di tuju tercatat dengan rapi, lumayan!, batinnya.
Hampir setengah jam perjalanan, akhirnya mobil mewah berwarna hitam itu memasuki perusahaan, namun tiba-tiba _
Ciit!
Mobil berhenti dengan tiba-tiba.
"Ada apa?" Demitri terkejut.
"Ada motor masuk Tuan, jalannya tidak cukup, kita yang ngalah"
Terdengar bos besar itu berdecak, Romi segera meminta maaf, dan Radit segera membunyikan bel untuk memperingati.
Pegawai perempuan itu membungkuk sambil membuka helm nya.
"Maaf Pak Radit!" serunya.
"Hati-hati Rosa!" teriak Radit.
Mendengar nama seseorang yang mungkin sedikit diingat, Demitri mengerutkan alis dan tertarik untuk melihat melalui jendela kaca mobilnya.
Wanita itu tampak terburu, memarkir sepeda dan segara merapikan baju dan berlari memasuki pintu perusahaan, kaki jenjangnya terlihat melangkah lebar hingga belahan rok se lutut yang di pakai terangkat menunjukkan area yang mulus dan_
"Shit!!"
"Iya Tuan?" Romi terkejut seperti mendengarkan bos besarnya bergumam.
"Tidak ada, lanjutkan dan cepat parkir mobilnya!" sepertinya ada yang merusak moodnya.
Romi dan Radit saling pandang, tak mengerti dengan apa yang terjadi, memang susah mengenali suasana hati Demitri yang saat ini mengingat karyawan wanitanya yang berprestasi kemaren dan akan menjadi sekretaris nya.
"Tuan?"
"Hem"
"Sudah sampai" Romi terkejut saat membukakan pintu cukup lama namun tak ada reaksi dari atasannya.
"Tuan?" sekali lagi.
"Hem"
"Silahkan turun kita sudah sampai"
"Apa?!" terkejut, Demitri segera keluar dari lamunan, melihat sekitar dan menata ekspresi wajahnya, turun dengan langkah cepat menuju lift kusus yang disediakan.
Berada di meja kerjanya, tapi Demitri merasa aneh, kenapa wanita itu belum ada disana, seperti kebiasaan Yulia, memberikan penjelasan detail agendanya hari ini tepat di depannya saat baru saja tiba.
Demitri segera memanggil Radit untuk ke ruangan segera, tak butuh waktu lama pintu terbuka, Radit mendekat dengan cepat.
"Iya Tuan?" tanya Radit.
Dengan wajah datarnya dan tangan yang masih membuka beberapa berkas di atas meja, "Panggil Flora, suruh dia kemari dan membacakan agendaku seperti yang di lakukan Yulia sebelumnya, aku butuh kejelasan dan beberapa catatan penting untuk diingat"
Radit terdiam sejenak, nampak wajah aneh dan bingung, "Flora pak?" bertanya penuh waspada.
Sementara Demitri masih sibuk membaca dan mempelajari beberapa berkas menumpuk di atas mejanya, "Asisten Yulia yang menggantikannya itu, apa perintah ku kurang jelas?!"
Alamak, namanya Rosa, mirip sih dengan nama-nama bunga, tapi bukan Flora fauna juga, ada-ada saja Bos nya ini, hingga Radit berusaha menahan tawanya.
"Ehem, Rosa namanya pak"
Demitri mengangkat wajahnya, menatap Radit yang dianggapnya berisik, "Ck, iya itulah pokoknya, cepat panggil!"
Segara keluar dari ruangan menuju ke lantai bawah, didalam perjalanan sesekali Radit tertawa mengingat Damitri merubah nama panggilan seseorang.
Saat sampai di ruangan yang lebih banyak orang tengah bersiap untuk bekerja, Radit mengedarkan pandangan mencari sosok yang di cari, dan disana terlihat Rosa sedang merapikan meja dan bersiap untuk bekerja.
"Rosa" panggil Radit saat sudah mendekati.
Rosa merespon dengan cepat, "Iya Pak?!"
"Dipanggil Tuan Demitri, bawa catatan agendanya, beliau ingin detail acara hari ini, dan setiap pagi kamu harus melakukan hal ini, memang Yulia tidak memberi tahumu?"
Rosa mengerutkan keningnya, "Loh bukannya sudah saya kirimkan lewat email mulai tadi malam pak, kurang lengkap?"
"Iya katanya, eh iya tadi Tuan Demitri kasih nama baru buat kamu"
"Hah?, maksud nya?" tanya Rosa bingung, perasaan namanya sudah cukup bagus, kenapa di buatkan nama baru lagi, memang Bos besarnya itu bapaknya!
"Tau nggak, beliau memerintahkan untuk memanggil kamu dengan sebutan siapa?"
"Siapa?" Rosa masih dalam mode bertanya-tanya.
"Flora!"
Heh, Semprul, seketika Radit dan beberapa orang disana langsung tertawa, ruangan nampak lebih riuh sementara Rosa hanya me menghela nafasnya.
"Belum juga sehari bekerja pak, sudah ganti nama saya, besok-besok ditambahin tuh, Fauna, jadi Flora Fauna sekalian" protes Rosa yang merasa kesal juga.
Radit semakin tertawa mendengar protes Rosa, begitu juga dengan yang lainnya, sementara Rosa hanya berdoa dalam hati, hari pertama bekerja dengan atasannya yang lebih mirip singa itu aman, lancar dan sejahtera.
Dasar Bos durjana emang, ganti nama-nama seenaknya, batin Rosa yang kini sudah meninggalkan teman-temannya yang masih menyelesaikan sisa tawanya.
Komen ya, singkat juga gak papa,
Bersambung.
🤦🤦🤦