Disarankan untuk membaca ternyata aku Istri Kedua terlebih dahulu
"Aku benar-benar tidak bisa"
Pemuda itu segera berlari, menyambar apapun yang bisa digunakan menutup tubuhnya.
Sampai dikamar mandi Pemuda menguyur tubuh nya dengan air dingin.
Ini lali pertama mereka mencoba mendekat, mereka dua orang yang saling menyayangi tetapi dalam hal yang berbeda.
Si wanita dulunya adalah Kaka iparnya, mereka menikah demi dua anak yang sama-sama mereka sayangi.
" Aku merindukan mu Kak" Wanita itupun meremas selimut yang menutupi tubuhnya, belum terjadi apapun diantara mereka, bayangan masalalu tak bisa mereka tinggalkan begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Dokter
Sudah lima hari Rinjani menemani Ansel di London, selain mengutus perpindahan mereka, Ansel juga selalu membawa Rinjani ketempat-tempat yang belum pernah Rinjani datangi.
Tetapi kadang kala Ansel masih mual sesekali, membuat Rinjani cemas, seperti saat ini mereka baru pulang dari sekolah Rania, setelah meminta maaf karena Rania yang pindah mendadak dan tak sempat berpamitan Ansel dan Rinjani akan kembali kerumah mereka, tetapi Ansel kembali mual dan memuntahkan cairan di atas salju.
" Kak apa tidak sebaiknya kita kembali ke Dokter??" Ungkap Rinjani khawatir.
" Obat lambungnya masih ada sayang, mungkin tunggu habis dulu baru kita kembali kontrol"
Yang di ucapkan Ansel benar, obat dari rumah sakit empat hari yang lalu masih cukup banyak, dan juga waktu kontrol juga masih lusa, tetapi tak menampik bahwa hati Rinjani tetap merasa khawatir, terlebih kadang Ansel sama sekali tidak dapat menelan apapun.
" Kemarilah, aku hanya ingin memelukmu"
setelah mereka masuk mobil, Ansel yang melihat Rinjani menatapnya cemas menarik istrinya kedalam pelukannya. hal sederhana yang membuat keduanya nyaman
" Apa benar empat hari lagi kita bisa pulang, keadaan Kaka masih begini?" Cemas Rinjani.
" Sayang aku sungguh tidak kenapa-napa , setelah ini aku mau ajak kamu ke du_____
" Aku sungguh tidak ingin kemana-mana!" sela Rinjani cepat, bebera hari ini Ansel tak ada hentinya membawanya Kemana-mana, berkencan kesana kemari, menghabiskan waktu dengan tawa bahagia, bukan nya Rinjani keberatan, Rinjani sangat bahagia, tetapi sebagai istri ada rasa simpati saat melihat suaminya yang kadangkala mual seperti ini"
" Kak! biarkan aku yang menyetir" Pinta Rinjani
" Tidak sayang, duduklah yang tertib akan ku antar istri ku pulang dengan selamat"
Rinjani cemberut, tetapi juga tersenyum, terkadang sikap keras kepala Ansel juga hampir sama dengan Nurry, apalagi tatapan jahil nya, warna mata mereka saja yang beda tetapi Rinjani dapat merasakan sama besar cinta mereka padanya, melalui tatapan mata, Rinjani patut bersyukur karena itu.
Sampai di rumah, Ansel langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang, Rinjani tau sebenarnya Ansel benar-benar lelah, tetapi pemuda itu terus saja ingin membuatnya tertawa bahagia, kemarin , Rinjani dibawa ke istana kaca , seperti anak kecil, tetapi ternyata Rinjani benar-benar menyukai itu, rasa takut tak bisa menemukan jalan keluar saat di istana kaca membuatnya hampir menangis di dalam pelukan Suaminya, tetapi karena kegigihan Ansel akhirnya mereka berhasil menemukan jalan keluar, hal sepele, harga karcis nya hanya dua ratus ribu jika di rupiah kan, tetapi mampu membuat Rinjani luar biasa bahagia.
Rinjani tertawa sambil menangis saat dirinya panik Ansel malah diam dan takjub, pemuda itu malah terus tersenyum hingga membuat Rinjani gemas , Rinjani akhirnya menanyakan mengapa Ansel bisa tersenyum di saat mereka sedang tak menemukan jalan keluar, jawaban Ansel sangat membagongkan.
'Bagaimana aku tak tersenyum ketika aku di kelilingi bidadari sebanyak ini' Ansel mengatakannya dengan watados, matanya terus menatap bayangan Rinjani yang menyebar di seluruh potongan kaca.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
" Kak minum obat dulu, baru tidur" Rinjani memberikan obat dan air hangat untuk Ansel, biarpun pemuda itu sudah tertidur, tetapi tetap saja saat mendengar Rinjani menegur , Ansel langsung membuka matanya dan mendudukkan diri.
" Sayang aku ngantuk" Ungkap Ansel menatap Rinjani sayu.
Selama mereka di sini Rinjani dan Ansel belum pernah melakukan hubungan suami istri lagi, Ansel hanya mengajak Rinjani untuk berkencan dan di tunjukkan seluas apa dunia, mereka akan langsung menghubungi anak-anaknya ketika sampai dirumah, begitu selesai menghubungi si kembar dan Rania, mereka akan tidur dengan berpelukan, Ansel memperlakukan Rinjani seperti seorang kekasih, Rinjani juga bisa merasakan seberapa besar cinta Ansel untuk nya.
Rinjani masih meringkuk dengan nyaman saat mendengar suara orang yang muntah, Rinjani melihat samping ranjangnya kosong, dengan panik Rinjani langsung menyusul Ansel yang ternyata berada di kamar mandi.
" Kak!"
" Sayang jangan kesini, jorok!" Tegur Ansel dengan napas terputus-putus, pemuda itu juga terbatuk-batuk.
Rinjani tak menghiraukan dan tetap mendekat dan memijit tengkuk suaminya dari belakang.
" Kurasa kita harus benar-benar ke Dokter Kak" Tutur Rinjani
Ansel tidak menanggapi karena pemuda itu kembali mengeluarkan suara ingin muntah berkali-kali.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Melihat wajah Ansel yang pucat , bulir bening Rinjani luruh tanpa di minta.
Ansel baru saja dari rumah sakit, dan dilakukan beberapa tes, tetapi hasilnya juga belum bisa langsung keluar, perkiraan Dokter, Ansel hanya ada masalah dengan pencernaan nya, mengingat selama ini Ansel selalu melakukan tes kesehatan rutin.
Rinjani ikut menyisip kedalam selimut yang menutupi tubuh suaminya, Rinjani membawa tangan nya melingkar di pinggang Ansel.
Rapalan doa tiada henti Rinjani panjatkan, semoga suaminya segera sehat, semoga Allah mencabut rasa sakitnya, Rinjani ingin Ansel sembuh, ingin Ansel terus bersama nya dan anak-anak nya terdengar egois, saat dulu dia tak perduli dengan perasaan pemuda itu, sekarang Rinjani seolah tak ingin terjadi apapun pada Ansel.
Tak akan pernah ada seorang pun yang bisa mengantikan sosok sesempurna Ansel, Ansel adalah sosok terbaik untuk anak-anaknya pun juga untuk dirinya , kini Ansel seolah menjadi semangat Rinjani, hidup dan mati Rinjani ingin terus menemani, karena Ansel seperti cahaya dalam gelapnya.
" Apa kau menangis??" Suara itu terdengar serak karena sudah hampir satu jam pemuda itu terlelap.
" Tidak aku hanya kelilipan" Jawab Rinjani asal yang mampu membuat Ansel mengetarkan tawa rendah.
" Aku seperti Ivan dan Ivander saja yang bisa di bohongi" Ujar Ansel di sela tawanya.
Rinjani tidak menanggapi dan memilih membuka kemeja Ansel.
Ansel hanya menatap perlakuan Rinjani tanpa mengatakan apapun.
Saat tangan hangat istrinya menyapu dadanya Ansel hanya memejamkan matanya.
Rinjani menyapukan hidungnya di seluruh wajah Ansel, nafas keduanya yang hangat saling terasa, Rinjani juga memejamkan matanya, untuk meresapi perbuatannya.
Deru napas mereka sama-sama meningkat, keganjilan sudah dapat dirasakan satu sama lain.
Ansel juga sudah mulai mengerakkan tangan nya untuk memeluk pinggang istri nya. hingga beberapa saat
Ansel membuka matanya saat Rinjani menjauhkan wajahnya.
Mereka sama-sama menatap , tangan Ansel menangkup kedua pipi Rinjani, tangan Rinjani menarik tengkuk Ansel.
Ansel memiringkan kepalanya untuk merenggut lembut bibir istrinya, Rinjani juga tidak keberatan untuk langsung membalasnya, tiba-tiba rasa mual yang sempat mendera Ansel berangsur menghilang, membuat pemuda itu kian memperdalam ciuman mereka.
Rinjani yang sudah mulai mahir tentu bisa mengimbangi, bahkan Rinjani tak langsung melepaskan bibir suaminya saat Ansel berhenti merampas, dirinya tetap ******* sendiri dengan begitu tekun tanpa jeda.
Rinjani sangat bahagia saat Ansel mengulingkan tubuhnya kesamping membuat pemuda itu berada di atas tubuhnya.
Ansel kembali mencumbu lembut Rinjani yang masih berpakaian lengkap, bibir Ansel terus menciumi leher Rinjani dengan ciuman ringan yang bertubi membuat Rinjani merinding geli.
" Sayang aku menginginkan mu" Napas hangat itu dapat Rinjani rasakan , Ansel membisikan kata-kata itu tepat di atas daun telinga Rinjani yang membuat debaran jantung nya mengila.
bisakah ada cerita lagi tentang mereka di kehidupan ke2 kak nurry sama istri pertamanya dan rinjani sama ansel....
semangat terus dlm berkarya
nitip satu dong buat mantu yah...
kok bisa kecolongan sama tante sendiri...?
tetap semangatin Sel...