NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:153.8k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemilik Sah

“Jangan banyak bicara. Katakan saja apa maumu datang lagi ke rumah ini? Bukankah kamu sudah menikah? Kenapa tidak tinggal bersama suamimu di rumahnya?” Rosma sudah tidak tahan akan sikap arogan Hana yang pandai menyudutkan mereka semua.

Burhan dan Sri kompak melirik Rosma tajam, tak suka akan ucapan yang dilontarkan karena itu hanya akan memprovokasi Hana saja.  Bagaimana jika Hana marah dan melapor pada suaminya.

Hana tergelak. Lalu menghampiri Rosma lebih dekat.

“Memangnya salah jika aku pulang ke rumahku sendiri?”

“Rumahmu? Jangan mimpi kamu ya. Ini rumah putraku. Jangan mentang-mentang kamu anaknya Sri bisa seenaknya saja mengakui rumah orang menjadi milikmu.”

Lagi-lagi Hana tergelak ringan. Namun hanya sebentar karena tiba-tiba dia pergi menuju dapur. Meninggalkan semua orang dengan tanda tanya.

“Hei. Ningsih. Sebaiknya segera ajak cucumu itu pergi dari rumah ini. Sudah cukup dia buat onar di keluarga ini. Biarkan kami hidup tentram seperti sebelumnya.” Rosma menghampiri Ningsih.

“Asal kamu tahu cucumu itu sudah membuat banyak masalah. Rumah ini menjadi kacau karena ulahnya. Entah bagaimana caramu membesarkannya. Hana itu menjadi anak pembangkang dan kurang ajar.” Rosma memelototi Ningsih yang sedari tadi hanya diam mendengarkan dengan tenang.

Burhan menarik ibunya. Diajaknya Rosma untuk mundur agar tak banyak lagi bicara, dia takut Hana mendengar sehingga membuatnya murka. Ingat saat ini Hana bisa melakukan apapun pada mereka. Termasuk penjara.

“Lepaskan! Biarkan ibu bicara lagi dengan wanita tua ini. Biar dia sadar jika dirinya telah salah mendidik anak itu.”

“Hentikan Nyonya!” Hana kembali sambil membawa setumpuk dokumen di tangannya.

Burhan dan Sri langsung mengernyit heran, bertanya-tanya apa gerangan yang sedang di bawa Hana.

Dengan tenang dan penuh percaya diri, Hana melempar map itu ke atas meja, tepat di depan Burhan.

“Lihat itu baik-baik,” ucapnya datar.

Burhan memungut map itu, dan perlahan membuka lembar demi lembar sertifikat. Sertifikat rumah, toko, tanah, dan berbagai aset lain yang dulunya atas namanya dan Malika. Matanya melebar. Napasnya mulai memburu.

“Apa-apaan ini.” bisiknya, syok.

Sri meraih satu berkas dan membacanya. Wajahnya langsung pucat pasi.

“Pak. Kenapa semuanya sudah atas nama Hana?”

Rosma yang penasaran ikut maju, melihat semua dokumen-dokumen itu.

“Semua toko dan kontrakan juga semuanya sudah atas nama dia!” Rosma menatap Hana tak percaya.

Burhan menggertakkan giginya, dadanya naik turun seperti akan meledak.

“Kau. Apa yang sudah kau lakukan hah?!!” teriaknya, menunjuk Hana dengan tangan gemetar.

Malika yang tak mudah percaya begitu saja, segera menghampiri ayahnya. Menenangkannya.

“Ayah. Itu semua pasti dokumen palsu. Sertifikat palsu. Ayah. Jangan mudah percaya padanya. Dia hanya ingin menipu kita saja.”

“Memangnya dia pikir semudah itu membalik nama semua aset kepemilikan kita.” Malika menyunggingkan senyum sinisnya. “Semua sertifikat dan dokumen asli ayah simpan baik-baik kan?”

Burhan langsung mengangguk.

“Cepat ambil dan tunjukkan padanya. Buat dia malu karena rencananya yang gagal.”

Burhan segera melangkah cepat menuju kamarnya. Malika dan Rosma masih tersenyum sinis pada Hana dan neneknya.

Sementara Hana menatapnya dengan tatapan tenang tapi dingin.

Tak lama terdengar pekikan suara Burhan yang memanggil istrinya. Membuat Sri bergegas masuk ke kamar mereka.

Tak perlu waktu lama keduanya keluar dengan sorot mata tajam mengarah pada Hana yang kali ini menyunggingkan senyum kemenangan.

“Bagaimana? Ada kan?” Malika melihat ayah dan ibunya.

Tak menjawab pernyataan Malika, Burhan malah kembali memeriksa semua sertifikat yang ada di meja tadi, memastikan keasliannya.

“Ini asli. Ini asli. Dia benar-benar telah membalik nama semua properti yang kita miliki” ucap Burhan pelan, dengan gemetar. Membuat Malika dan kesombongannya luruh seketika.

“Ta—Tapi, bagaimana caranya dia bisa melakukan itu?” Rosma mendekati Burhan tak percaya.

Burhan tak menjawab, masih mematung memandangi lembar demi lembar sertifikat atas yang sudah berganti nama atas nama Hana. Matanya tak berkedip, wajahnya pucat seperti baru ditampar kenyataan paling pahit. Sri menggigit bibirnya gugup, sementara Rosma berdiri membeku. Malika hanya duduk terpaku, tak mampu lagi berkata apa pun.

Hana berdiri dengan tenang. Sorot matanya tajam, tetapi penuh kontrol. Ia menatap Burhan tanpa gentar.

“Jangan pikir aku menggunakan tanda tangan palsu untuk semua itu, Pak Burhan. Karena surat-surat itu, bapak sendiri yang menandatanganinya.”

Burhan langsung menoleh cepat, wajahnya bingung sekaligus murka.

“Apa? Bohong kamu! Aku tak pernah—“

“—membaca apapun yang kau tandatangani, kan?” Hana memotong tajam.

“Termasuk berkas-berkas Malika yang kau banggakan itu. Aku tahu bapak terlalu malas dan sombong untuk memeriksa apa yang sebenarnya ditandatangani.”

Ia melangkah mendekat, berdiri di depan Burhan yang sekarang terlihat jauh lebih kecil dari biasanya.

“Aku selipkan surat balik nama properti di antara berkas kuliah Malika, tugas-tugas dan fotokopi dokumen administrasi kuliahnya yang perlu tanda tangan wali. Dan kau menandatanganinya semua, tanpa baca. Berkali-kali,” ujar Hana sambil tersenyum puas.

Sri ternganga. Rosma menoleh ke arah Burhan, syok.

Apalagi Malika yang langsung menutup mulutnya.

Hana menoleh kepada mereka semua, mengangguk pelan. “Asli. Sah. Legal. Aku tak perlu menipu atau memalsukan apa pun.”

Keheningan di ruang tamu rumah megah itu begitu mencekam. Di tengah ruangan, berkas-berkas sertifikat rumah, toko, dan tanah yang telah berpindah nama di tatap dalam oleh Burhan.

Burhan lalu duduk limbung di sofa, wajahnya tak lagi menyimpan arogansi. Suaranya lirih, nyaris tak terdengar ketika akhirnya ia bersuara.

“Lalu apa yang kamu inginkan sekarang, Hana?”

"Kalau kau ingin kami meminta maaf. Kami akan melakukannya," ujarnya dengan suara yang semakin melemah.

Hana berdiri tegak. Pandangannya menusuk, penuh kemarahan yang ditahan, dan luka-luka lama yang kini berubah jadi kekuatan.

“Aku ingin kalian semua keluar dari rumah ini. Sekarang juga.”

Seketika Rosma berdiri, suaranya meledak penuh amarah.

“APA?! Kamu pikir kamu siapa bisa mengusir kami?"

"Aku?! Aku ini pemilik rumah ini."

1
siti Syamsiar
lanjut thor👍
Safitri Agus
apakah Sri akan mengajak Malika?, apalagi Hana akan rela kembali berbagi kasih ibu dgn Malika,ah jadi ga sabar menunggu kelanjutannya
Safitri Agus
serangan balik dari Hana, Burhan lupa dgn kejahatan yg dulu tambah lagi ketika mau menjual Hana
Safitri Agus
ternyata c Burhan yg memfitnah dan mengadu domba mereka, bukan nya tobat malah semakin menjadi² jahat dan liciknya
Safitri Agus
sebenarnya kasihan juga melihat mereka terlunta-lunta 🤭,tapi memang itu balasan akibat perbuatan mereka selama ini yg saling menzhalimi
Maria Fransiska Naibaho
Mana Authornya nih?
Sudah lama gak up thor... ayo donk lanjut ceritanya lagi seru
Doraemon
k
Rani Sepry'89
sampe maraton bacanya,saking sukanya sm tokoh utamanya
Safitri Agus
aku mampir kak Alma 😊
Safitri Agus
kedelai hitam 🤭
arniya
Burhan udh ketahuan kejahatan sama Hendra??!
Hasanah Purwokerto
Wajar sih,,Sri berat ninggalin Malika,,secara dr bayi yg urus Sri..
Tp,,Malika berubah krn miskin,,cm ky lg,,Sri pasti ga dianggap..
Hasanah Purwokerto
Bagaimana pak Hendra,,sudah bs kah melihat yg sebenarnya..? atau masih meragukan Hana & suami..?
Dipenjara enak lho Burhan,,makan tidur gratis,,ga harus mikir...
Gundikmu...? biarin aja...
Tuti Tyastuti
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Ambil keputusan yang bijaksana Sri 😔
gaby
Bodoh kalo Sri mau menampung Malika. Sama aja menampung anak ular yg ketika besar akan mematuk pemiliknya. Malika bakal jd ancaman rmh tangga Hanna anak kandung nya. Lagian Malika dah dewasa bukan anak2 yg butuh di kasihani. Di ibu kota banyak anak2 di bawah umur berjuang mencari uang demi sesuap nasi,masa kalah sama bocil. Tinggalkan Malika & Hana jgn jd sok pahlawan. Kalo Burhan msh kaya raya, Malika jg ga bakalan tobat. Malika tobat karena kepepet keadaan. Ntar di kasih kebaikan sdikit malah ngelunjak, di kasih makan ntar malah mau makan suami Hana.
Teti Hayati
Buka matanya pak, usahakan jangan ngedip yaa.. biar gak ada yg terlewatkan...
Shee
biar hendra melek, puas kan hendra melihat kenyataan yang sebenernya.
kemaren mata Hendra ketutup belek jadi g bisa bedain mana yang tulus mana yang pura-pura
Sugiharti Rusli
yah sekarang tinggal dia melihat apa mantan istrinya si Sri itu memang tulus mencintai Hana, atau hatinya tetap sama si Malika yang sudah dia kasihi sejak kecil
Sugiharti Rusli
dan pada akhirnya Hendra sang ayah tahu siapa si Burhan selama ini, yang bahkan setelah pemindahtanganan dokumen kepemilikan, langsung mengusir Hana dan nenek serta si Sri saat itu juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!