NovelToon NovelToon
Cinta Dua Bersaudara

Cinta Dua Bersaudara

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:93
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di Kota Pontianak yang multikultur, Bima Wijaya dan Wibi Wijaya jatuh hati pada Aisyah. Bima, sang kakak yang serius, kagum pada kecerdasan Aisyah. Wibi, sang adik yang santai, terpesona oleh kecantikan Aisyah. Cinta segitiga ini menguji persaudaraan mereka di tengah kota yang kaya akan tradisi dan modernitas. Siapakah yang akan dipilih Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutan yang Penuh Bunga

Empat minggu setelah hari itu, persiapan untuk pameran nasional di Jakarta sudah memasuki tahap akhir. Toko Din, Sal, ditutup sementara selama tiga hari agar seluruh tim bisa ikut berangkat bersama. Semua produk sudah dikemas dengan hati hati menggunakan kemasan baru hasil desain Pramudya, bahkan ada beberapa produk khusus yang dibuat hanya untuk acara tersebut antara lain boneka rajut bentuk bunga khas daerah mereka, dan kerajinan kayu kolaborasi Abi dengan Rina yang diberi nama "Bunga dari Kayu".

Pagi itu, semua orang berkumpul di depan toko dengan koper dan tas besar yang sudah siap dibawa. Abi datang dengan membawa sebuah kotak kayu kecil yang rapi. "Ini untuk kamu Din," katanya sambil menyerahkannya. "Koleksi pertama dari seri produk kolaborasi aku sama Rina. Aku mau kamu yang pertama punya karena kamu yang mulai semua ini."

Andini membuka kotaknya dengan hati hati. Di dalamnya ada sebuah pajangan meja bentuk semak bunga dengan tulisan kecil di bagian bawah: "Setiap bunga punya waktu untuk mekar". Dia menyentuhnya dengan lembut, mata sedikit berkaca kaca. "Ini indah banget Abi. Aku akan tempatkannya di meja kerjaku di booth pameran."

Tak lama kemudian, mobil rental yang sudah disewa tiba. Pramudya sudah menyusun semua barang dengan rapi di bagasi, sementara Salma sedang mengecek daftar barang yang harus dibawa untuk kesekian kalinya. "Jangan sampai ada yang ketinggalan ya!" teriaknya sambil menunjukkan daftar di ponselnya. "Kita punya target penjualan dan juga ingin memperkenalkan produk kita ke lebih banyak orang."

Perjalanan ke Jakarta memakan waktu beberapa jam. Di dalam mobil, mereka saling bercerita tentang rencana masa depan jika pameran berhasil. Abi bercerita tentang rencana membuka cabang kursus kerajinan kayu di beberapa kota kecil sekitar, sementara Pramudya mengusulkan untuk membuat platform online agar produk mereka bisa sampai ke seluruh Indonesia. Salma bahkan sudah merencanakan untuk membuat program pelatihan bagi anak muda yang ingin belajar membuat kerajinan tangan namun tidak punya biaya yang cukup.

Andini hanya duduk di samping jendela, melihat pemandangan jalan raya yang berubah dari pemandangan pedesaan menjadi perkotaan. Dia merenung tentang semua yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir dari perjuangan membuka toko hingga saat ini, ketika mereka akan menunjukkan hasil karya mereka di tingkat nasional. Semua rasa sakit dan kebingungan yang pernah dia rasakan kini telah berubah menjadi kekuatan yang membuatnya lebih kuat.

Ketika tiba di lokasi pameran, mereka langsung mulai menyiapkan booth. Pramudya memasang dekorasi dengan bantuan Abi, sementara Salma dan Andini menyusun produk di rak dengan cara yang menarik. Booth mereka diberi nama "Toko Kreatif DinSal Bunga yang Tumbuh dari Tanah Cinta", dengan dekorasi bunga buatan tangan yang membuat booth terlihat hidup dan penuh warna.

Hari pertama pameran ramai sekali. Banyak orang yang datang ke booth mereka, tertarik dengan produk yang unik dan cerita di balik setiap barang. Beberapa pembeli besar bahkan datang untuk berbicara tentang kemungkinan kerja sama. Andini dengan percaya diri menjelaskan tentang setiap produk, mulai dari proses pembuatannya hingga filosofi di baliknya. Pramudya membantu mengurus administrasi dan pemesanan, sementara Salma sibuk menjawab pertanyaan dari pengunjung dan membagikan brosur produk. Abi bahkan memberikan demo kecil membuat kayu ukiran sederhana, menarik banyak orang untuk melihatnya.

Di sore hari, ketika pengunjung mulai berkurang, mereka duduk bersama di depan booth menikmati minuman dingin. Suatu saat, seorang wanita tua datang mendekat dengan langkah yang perlahan. Dia melihat setiap produk dengan teliti, kemudian berhenti di depan pajangan meja yang diberikan Abi kepada Andini. "Produk ini dibuat dengan hati ya," katanya dengan suara lembut. "Bisa rasakan kasih sayang yang ada di dalamnya."

Andini tersenyum. "Betul sekali Bu. Semua produk kita dibuat dengan cinta dan perhatian karena kita ingin memberikan yang terbaik bagi pembeli kita."

Wanita itu kemudian membeli beberapa produk dan memberikan kartu nama kepada Andini. "Saya dari sebuah yayasan yang membantu pengrajin kecil di seluruh Indonesia. Saya sangat tertarik dengan karya kalian. Mungkin kita bisa bekerja sama untuk membantu lebih banyak pengrajin muda?"

Andini menerima kartu namanya dengan tangan gemetar karena kegembiraan. Dia melihat ke arah teman temannya yang sedang melihatnya dengan senyum bangga. Di saat itu, dia tahu bahwa semua perjuangan yang mereka lalui tidak sia sia.

Malam itu, mereka pergi makan malam bersama di sebuah restoran kecil dekat lokasi pameran. Di tengah suasana yang hangat dan penuh tawa, Andini berdiri dan mengangkat gelasnya. "Aku mau bilang terima kasih kepada kalian semua. Tanpa kalian, tidak akan ada apa apa dari semua ini. Abi, kamu mengajarkanku tentang kesempatan kedua dan pertumbuhan diri. Pram, kamu mengajarkanku tentang dukungan dan kesetiaan. Salma, kamu adalah sahabat terbaik yang bisa aku miliki, selalu ada di sisiku dalam suka dan duka."

Semua orang mengangkat gelasnya, menyambut ucapan Andini dengan senyum bahagia. Abi tersenyum sambil melihat ke arah Andini. "Kita semua hanya menjalankan bagian kita Din. Kamulah yang menjadi jembatan yang menghubungkan kita semua."

Setelah makan malam, mereka berjalan jalan santai di sekitar kawasan yang ramai dengan lampu lampu indah. Andini melihat sekeliling, melihat wajah teman temannya yang penuh bahagia. Dia menyadari bahwa kebahagiaan yang dia rasakan sekarang bukan hanya karena kesuksesan yang mereka capai, tapi karena dia memiliki orang orang tersayang yang selalu ada di sisinya.

Beberapa hari kemudian, pameran usai dengan sukses luar biasa. Mereka tidak hanya mencapai target penjualan yang sudah ditetapkan, tapi juga mendapatkan beberapa tawaran kerja sama dari berbagai daerah. Pada perjalanan pulang, mereka semua sudah mulai merencanakan langkah selanjutnya. Abi sudah mulai menghubungi yayasan yang ingin bekerja sama dengan mereka, sementara Pramudya sudah mulai merancang platform online yang akan dibuat. Salma bahkan sudah mulai mencari lokasi untuk membuat program pelatihan yang dia rencanakan.

Ketika tiba di kota mereka, matahari sudah mulai terbenam. Mereka berhenti di depan toko yang sudah dipasangi spanduk baru dengan tulisan: "Toko Kreatif DinSal Sekarang Hadir Secara Online dan Akan Buka Cabang Tahun Depan". Andini melihat spanduk itu dengan rasa bangga yang tak bisa diucapkan dengan kata kata.

Abi mendekat dan menepuk bahunya lembut. "Kamu lihat Din? Semua impianmu mulai terwujud satu per satu."

"Enggak cuma impian ku Abi," jawab Andini dengan senyum. "Ini impian kita semua. Kita membangunnya bersama, dan kita akan terus membangunnya bersama."

Pramudya dan Salma juga mendekat, dan keempat mereka berdiri bersama di depan toko melihat langit yang sudah mulai gelap dengan bintang bintang yang mulai muncul. Mereka tahu bahwa perjalanan masih panjang dan akan ada banyak tantangan di depan, tapi mereka juga tahu bahwa dengan kerja sama dan persahabatan yang kuat, mereka bisa menghadapi segala sesuatu.

Seperti hutan yang penuh dengan berbagai jenis bunga yang masing masing memiliki keindahan dan keunikannya sendiri, kehidupan mereka kini dipenuhi dengan warna warni cerita indah yang saling melengkapi. Setiap bunga punya waktu untuk mekar, dan mereka semua telah menemukan waktu dan tempat yang tepat untuk berkembang menjadi yang terbaik.

Beberapa minggu setelah kembali dari Jakarta, aktivitas di toko kembali normal namun lebih ramai dari sebelumnya. Banyak pelanggan yang datang setelah melihat produk mereka di pameran atau mendengar cerita tentang mereka dari teman teman. Malam itu, setelah menutup toko, mereka berkumpul lagi di bangku depan toko seperti dulu.

"Aku punya kabar lagi nih," ucap Salma dengan wajah yang bersinar. "Yayasan yang bertemu kita di Jakarta sudah mengirimkan surat resmi. Mereka mau kerja sama dengan kita untuk membuat program pelatihan skala besar bagi anak muda di seluruh provinsi. Bahkan ada perusahaan besar yang mau menjadi sponsor utama!"

Pramudya juga segera menambahkan, "Platform online yang aku rancang sudah hampir jadi. Kita akan bisa mulai menjual produk secara online dalam beberapa minggu lagi. Aku juga sudah berbicara dengan beberapa kurir untuk mendapatkan harga yang lebih murah agar pelanggan tidak kesusahan."

Abi mengangguk sambil tersenyum. "Saya juga sudah mulai menerima pendaftaran untuk kursus baru. Banyak orang yang tertarik setelah melihat demo aku di pameran. Rina bahkan mau jadi instruktur tetap di kursus kita lho."

Andini hanya diam sebentar, melihat wajah teman temannya yang penuh semangat. Kemudian dia berdiri dan melihat ke arah jalan yang sudah sepi. "Kalian tahu tidak, dulu aku selalu khawatir tentang masa depan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan impian ku. Tapi sekarang aku tahu, tidak peduli apa yang terjadi nanti, kita akan melewatinya bersama."

Mereka semua terdiam sebentar, merenungkan kata kata Andini. Kemudian Abi berdiri dan mengeluarkan sebuah amplop putih. "Ini dari saya untuk semua orang. Aku sudah mendaftarkan kita untuk pameran internasional tahun depan di Singapura. Kalian mau tidak ikut?"

Semua langsung terkejut dan kemudian berteriak senang. Salma bahkan mengejar Abi dengan tertawa, sementara Pramudya sedang menghitung berapa banyak persiapan yang harus dilakukan. Andini hanya tersenyum, merasakan rasa bahagia yang mendalam di dalam hatinya.

Di langit yang sudah gelap penuh dengan bintang bintang, terlihat satu bintang yang lebih terang dari yang lain. Seolah sedang memberikan sinyal bahwa masa depan mereka akan semakin cerah dan penuh dengan harapan. Cerita mereka belum berakhir di sini masih ada banyak hal yang akan mereka lakukan, banyak impian yang akan mereka wujudkan, dan banyak cerita indah yang akan mereka tuliskan bersama.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!